6

55.5K 369 11
                                    

Disisi lain, seseorang berada di Negara yang jauh dari Jerman, sedang mondar-mandir di balkon apartemen nya, ia merasa akan ada masalah yang akan menimpa dirinya, tapi apa?

Crazy Jerk is calling..

Ck.. mau apa lagi dia. Batinnya.

"Hai bro, bagaimana perjalananmu? Menyenangkan?" Ucap laki-laki gila disebrang sana.

"Apa yang sedang kau rencanakan, tolol?"

"Hei! Santailah sedikit! Aku hanya ingin bersenang-senang, setelah aku mendapatkan apa yang ku inginkan aku akan pergi," ucapnya dengan smirk yang ketara sampai ia begitu sebal mendengarkan suaranya di balik telfob itu.

"Awas saja jika kau macam-macam, aku tidak akan segan membunuhmu gila!"

Pak? Permisi? Sial! "Telfon aku lain kali lagi okay! Aku masih punya bisnis yang lain,"

Telfon tertutup.
But wait.. Tadi adalah suara gadis, berani-beraninya dia bermain dengan gadis-gadis jalangnya diapartemen itu??!!

What the fuck are you Rey..

****

"Pak? Permisi? Halooo, paakkk!!," Suara Nadine berteriak, suaranya mengisi sepenjuru ruangan hanya untuk memanggil dosennya itu.

"Iya sayang ada apa?" Jawab Refan dari balkon menuju ke Nadine.

Sayang sayang.. Palalu peyang..

"Saya mau keluar sebentar, mau cari kerja sambilan,"

"Silahkan, usahakan jangan kerja yang macem-macem sweety," Ucap Refan yang melenggang masuk kamar lalu sepertinya tertidur.

Diluar apartemen..

"Well, aku harus pilih untuk menjadi admin atau masuk ke dunia ku yang dulu, yaps restaurant!"

Sudah banyak tempat yang menawarkan lowongan pekerjaan sesuai dengan yang Nadine inginkan, sayangnya ia hanya membawa 3 surat lamaran pekerjaan dan sebenarnya ia malas menunggu.

Lowongan Kerja, Koki Louise Cafe.
Interview langsung kerja.

Ini adalah rejeki nomplok untuk Nadine, pasalnya ia sangat mengerti betul, gaji yang ditawarkan Cafe/Restoran untuk seorang koki/chef lumayan besar apalagi jika benar-benar cocok dengan masakannya.

"Excuse me, Sir? Madam?"

"Oh! Wellcome! Can I help you sweety?" Sahut seseorang yang sepertinya pemilik Cafe itu.

"The job vacancy? Interview?"

"Oh, yes! Wait a minute sweety,"
"Rakaaaaaaa!!!! Ini ada yang mau interview nak!! Cepet keluar!!"

"Sepertinya ibu pemilik cafe itu baik, tapi siapa yang dia panggil dan dia berbahasa Indonesia juga sepertinya?" Batin Nadine.

"Hallo! So..."

"Eh maaf pak, sebelumnya saya dengar ibu anda berbahasa indonesia? Boleh pakai bahasa indonesia aja?" Putus Nadine.

"Oh! Kamu orang Indonesia? Kamu memang bisa masak? Kalau ia mungkin saya langsung terima kamu aja!" Ucap Raka semangat.

"Kenalkan saya Raka, Raka Sawarga, saya dan ibuk di boyong kesini sama daddy karena di Indonesia udah gak ada peluang bisnis, jadi saya buka disini," senyumnya begitu khas, dan juga ramah. Membuat Nadine tersihir untuk beberapa menit.

"Namamu siapa? Kamu manis," imbuhnya membuyarkan lamunan Nadine.

"Eh! Iya saya Nadine, Srinadine Kaliya Adim, saya dari Jogja, saya kuliah di dekat sini, saya mencari pekerjaan untuk menambah uang saku saya karena saya disini hanya bermodalkan beasiswa, dan orang tua sudah tiada, jadi saya mencari pekerjaan," Jawab Nadine. "Oh iya, jika anda kurang yakin pada kemampuan saya, boleh dites pak untuk masak," imbuhnya.

"Orang yang berani kaya kamu sepertinya gak perlu dites Nadine. Jadi gini, karena aku gak kuliah, jam kerja kamu saya buat menganut jam kuliah kamu, jadi nanti kita harus sering tukar kabar biar saya yang gantikan kamu selama kamu belum datang/setelah kamu selesai,"

"Emm.. maaf kalau saya lancang pak, untuk masalah gaji?" Ucap Nadine sedikit malu.

"Haha saya sudah tunggu lho kamu tanya itu Nad. Untuk gaji seperti gaji chef/koki pada umumnya disini, kamu tenang aja," Raka mengembangkan senyumnya.

Ahh!!! Kalau seperti ini terus aku bisa benar-benar tersihir oleh senyumnyaa.. manis!! Batin Nadine.

Setelah lama Nadine dan Raka membicarakan job desk yang harus dilakukan, Nadine pun pamit dan mempersiapkan segalanya untuk hari pertamanya besok.

"Oh iya Nadine, jangan panggil saya Pak, panggil Raka aja ya," tutup Raka.

Nadine pun mengangguk meng-iya kan lalu berpamitan untuk kedua kalinya dan menuju ke rumahnya.

Eh salah, apartemen dosennya.

Dan tanpa disadari ada seseorang yang geram, tidak tau kenapa ia marah. Mukanya begitu memerah dan tangannya mengepal, entah apa yang didalam benaknya ia benar-benar marah kali ini.

Di Apartemen Refan..

"Haloooooo??? Pak??? Ada orang gak ya didalem??" *Tok tok tok tok*
Nadine pulang dalam keadaan apartemen yang terkunci dan dia tidak tahu berapa sandinya, dan yepp.. Sepertinya dosen itu sedang keluar. Nadine masih mencoba mengetok dan membunyikan bel siapa tahu Refan terlalu pulas tertidur kan, bukan pergi? Namun tak kunjung ada jawaban.

****

Tatapan itu membuatku geram, entah kenapa aku ingin marah. Gadis itu memang tidak ada apa-apanya tapi itu membuat dadaku sungguh panas. Entah perasaan apa ini, aku hanya ingin meluapkannya.

Di Bar..

"Hey handsome, wanna having fun with me?"

Seorang gadis bertubuh sexy, melenggang ke arah Refan, mengaitkan kedua tangannya ke leher Refan lalu mencumbunya.

"Who are you?" Ucapnya meremehkan dan meninggalkan wanita jalang itu dan pulang dengan keadaan yang tak terkendali.

Hmmmmm.... Siapa ini... Gadis ini... Dia si jalang itu..

"Pak? Bapak mabuk? Buka dulu pintunya,"

Kau memerintahku.. selalu memerintahku, kau selalu ingin ku hukum.. kau bilang lelah dihukum.. tapi kau selalu membuatku ingin menghukummu!

Gadis itu berteriak dan selanjutnya Refan lupa, dan tak sadarkan diri.

Tbc.

Hyper Love (Edited)Where stories live. Discover now