1. Welcome, Autumn (AkaKuro)

2.5K 203 5
                                    

(Author's note: untuk membantu membayangkan musik yang dimainkan Seijuurou, bisa diputar pada cover video diatas)

.
.
.

Autumn, 2007

Gesekan nada dan dentingan piano yang menyapa telinga membatalkan niat Tetsuya untuk melangkah ke loker sepatu, dan justru mengantarkan kaki kecilnya sampai pada sebuah ruangan. Ia merapatkan syal biru yang melingkar manis di leher, sedikit ragu untuk menyentuh gagang pintu dihadapan.

Aula yang dipakai sebagai ruang musik dadakan itu tampak lengang saat Tetsuya memberanikan diri untuk menarik tuas kayu. Manik samuderanya mengerjap, berusaha menyesuaikan diri dalam remang-remang.

Seketika alunan musik berhenti.

Bolehkan Tetsuya merasa kecewa?

Ia dapat menangkap sosok yang ada tidak jauh darinya kini tegak berdiri dengan violin yang tergenggam kuat di tangan kiri. Tangan kanan pemuda itu cepat meraih ponsel, dan mematikan denting piano yang rupanya berasal dari pemutar musik.

"Ck."

Tetsuya tidak enak hati jadinya.

"Ano, maaf mengganggu," suara kecilnya menggema dalam ruangan.

Pemuda yang bersangkutan tidak merespon, hanya memalingkan wajah dan mengetukan bow pada ujung bangku dengan tidak sabar.

Tetsuya sedikit manyun. Minggu pertamanya bersekolah di SMP Teiko sepertinya tidak begitu lancar.

Ia menghembuskan nafas perlahan. Samar, namun berkat sorot matahari sore yang menembus bingkai jendela, Tetsuya bisa melihat tiga garis merah melingkar pada dasi yang pemuda tadi kenakan.

"Ah, senpai," ia segera membungkukan badan, segan. "Maaf, aku sungguh tidak bermaksud mengganggu, namun aku tertarik dengan lagu yang baru saja senpai mainkan," ungkapnya jujur.

"Tertarik?"

"Iya. Gesekan violin senpai dan melodi piano barusan, aku benar-benar menyukainya."

Pemuda tadi akhirnya kembali menatap Tetsuya, kini lebih cermat meneliti. Senyum tipis terukir di bibir.

"Kau anak baru?" tanyanya, yang langsung dibalas anggukan oleh Tetsuya.

"Siapa namamu?"

"Tetsuya Kuroko," jawab Tetsuya lugas. Manik samuderanya memandang lurus ke depan, mengagumi paras tampan dan tubuh tegap yang kini di hujani sinar jingga matahari.

"Hm," tangan sang senpai kini sibuk memasukkan violin ke dalam wadah penyimpanan. Ia berjalan mendekati Tetsuya, lalu berujar,

"Ne, apa kau bisa memainkan alat musik?"

"Aku? Tidak, senpai," Tetsuya tampak berpikir sejenak,"ーum, satu-satunya alat musik yang aku bisa hanya pianika, itu saja dengan not angka, karena aku buta not balok."

Kekehan terdengar, membuat pipi Tetsuya sedikit merona.

"River flows in you," pemuda itu menatap lekat. Wajah dingin yang sempat Tetsuya tangkap kini menampakkan bias hangat.

"Eh?"

"River flows in you, itu judul lagu yang ku mainkan tadi," ulangnya, dengan sedikit penjelasan. "Kau menyukainya bukan?"

Oh, Tetsuya mengangguk penuh semangat.

River flows in you, river flows in you, kalimat itu terus berulang dalam hati.

"Aku juga menyukai lagu itu. Penciptanya Yiruma, komponis asal Korea. Kau tahu?"

"Yiruma?" tanya Tetsuya polos. Ia benar-benar tidak begitu paham tentang musik. "Aku malah baru dengar nama itu dari senpai," akunya.

Senior tampan kembali terkekeh. Mood yang sempat buruk karena terganggu kini lenyap saat melihat wajah indah menyejukkan bak samudera milik juniornya.

Ia tanpa sadar melirik jam yang melingkar di tangan kanan, lalu mendesah. "Gerbang sudah hampir ditutup, kurasa sudah waktunya kita harus pulang."

Ia menyampirkan tas pada pundak, lalu mengacak helaian biru Tetsuya yang tidak disangkanya, begitu lembut dan halus.

"Besok, pulang sekolah. Temui aku di tempat ini, dan aku akan memainkan lagu ini kembali, untukmu," bisik pemuda itu tepat di telinga Tetsuya, sebelum akhirnya ia melangkah mendahului keluar ruangan.

Tetsuya terkesiap. Lupakan dadanya yang sempat bergemuruh begitu mencium aroma daun laurel ambregris bercampur anggur dari sang senior.

Buru-buru, ia membalikkan badan, mengejar langkah pemuda berhelai merah yang hendak berjalan menuju tangga.

"Tunggu, senpai!" panggilnya setengah berteriak. "Aku belum tahu nama senpai!"

Tetsuya tidak bisa melihat wajah tampan itu sekarang, tapi entah mengapa ia yakin sekali kalau seniornya kini tengah tersenyum.

"Seijuurou. Akashi Seijuurou," jawabnya.

Akashi Seijuurou...

"ーsalam kenal, ne, Tetsuya."

.
.
.

(Disclaimer : River flows in you by Yiruma. Video cover by Daniel Jang)

AUTUMN SERIES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang