14. Sia-Sia

527 51 0
                                    

"gini, Shill?" tanya Cakka sambil menyerahkan perkerjaan fisikanya.

Shilla menengok sekilas, "salah,"

Cakka menggaruk kepalanya dengan pensil, ia kembali menulis dan sesekali menggunakan kalkulator. "gini?" tanya Cakka lagi

"salah," ucap Shilla santai.

Cakka membuang bukunya sembarangan, "salah mulu! Bosen gue denger salah, salah, salah. Iya tahu, gue cowok emang selalu salah. Tapi gak gitu juga kali. Benci gue sama fisika!"

Shilla melihat Cakka sambil berdecak. "lo kok jadi baper sih? Ambil bukunya!"

"gak. Gue gak mau!"

"cakka!"

"apa sih?!"

"ambil, gak?!" Shilla melotot.

Cakka menolah ke lain arah, "gak!"

Shilla yang menatapnya merasa tak percaya. Fix, kekanakan. "ambil!"

"gak!"

"ambil!"

"eng...nggak!"

"ambil sayang..."

Cakka berbinar, "siap beb!" lantas ia mengambil buku fisikanya. "sayang, nih." ia menyerahkan bukunya kepada Shilla.

Shilla mendengus. Dasar, cakkampret murahan!

***

Suasana pagi di kelas sebelas begitu mencekam. Tidak seperti biasa, koridor sekolah mendadak sepi, paskir kelas sebelas sudah penuh, sampah sudah bersih.

Bagaimana tidak, ini adalah minggu-minggu terakhir untuk kemudian menghadapi UAS. Alhasil mereka tengah rajin belajar untuk ulangan harian.

Seisi salah satu kelas sudah penuh kecuali bangku paling belakang. Berandal setengah mateng sok ganteng ternyata belum berangkat.

Nggak ada yang peduli kecuali tetangga rumah cowok itu yang sedang merasa resah-Shilla. "ck! Mana sih tuh monyet!" ia bangkit dari tempat duduk untuk keluar kelas. Sekedar mengecek kehadiran Cakka.

Ia celingak celinguk ke koridor, tapi nggak ada siswa. Saat ia hendak berbalik ke dalam kelas, ia menzoom in pandangannya. Bingo! Itu Cakka... Sedang berjalan berdua dengan cewek?

Shilla mengucek matanya lalu kembali mamandang. Mungucek kembali, lalu memandang. Begitu seteruhnya hingga dua makhluk itu sudah berjarak dua meter dari dia berdiri.

Cakka dengan songongnya menatap Shilla remeh, kemudian tersemat ide jail. "Ir, kakak masuk kelas dulu ya ... makasih lho bekalnya,"

Cewek yang dipanggilnya Ir itu kemudian mengangguk dan tersenyum malu-malu kemudian berlalu pergi.

Cakka bangga dengan hal itu. Tentu saja.

Ia berucap, "ngapain lo liatin gue kayak gitu?" ia mengusap hidungnya dan melirik Shilla yang tengah menatapnya tajam.

Tatapan yang tergambar hanya sia-sia.

Ia mendengus kepada Cakka dan kembali ke tempat duduknya. Males banget ngomong sama akar toge. Pikirnya. Sok kecakepan!

Cakka hari ini cukup mengecewakan.

**

Ngantuk akutu :v

Ngenes [TAMAT]Where stories live. Discover now