6. Jones Boleh, Bego Jangan

719 60 1
                                    

Shilla mengompres pojok bibir Cakka dengan perlahan. Si pemilik bibir merintih kesakitan. "pelan-pelan," ucapnya sambil menggeram.

"makanya kalo nggak jago berantem ga usah banyak gaya. Bonyok gini yang susah siapa? Gue lagi," gerutu Shilla sambil terus mengompres luka lebam di wajah Cakka.

"kalo gak mau ya udah." ujar Cakka merajuk.

Shilla pun meletakkan es batu dan sapu tangan kumudian berdiri, "lha, ya udah sih."

Ia hendak melangkah keluar namun lengannya ditahan oleh Cakka, "iya-iya maap. Jangan pergi," ucap Cakka pelan dan Shilla pun kembali duduk dan mengompres.

"Ray mana?" tanya Cakka matanya celingak-celinguk ke seluruh bagian ruang UKS.

"udah balik ke kelas pas lo belum sadar," jelas Shilla lantas membereskan perlengkapan UKS yang barusaja digunakannya.

"emang gue separah itu ya? Ah malu gue,"

"lo sendiri yang bisa rasain, nyet." Shilla kembali duduk di bangku menghadap Cakka yang berbaring. "lo sama dia nggak boleh sekolah dulu selama tiga hari."

"what the... Terus gue bilang ke nyokap gimana coba?" tanya Cakka pada dirinya sendiri.

"tinggal jujur aja kali," ucapnya santai.

"kalo gue jujur, lo kena juga dong."

"what? Kok gue?" Shilla yang belum mengerti alasan Cakka berantem merasa dirinya dicurangi karena diikut-ikutkan. "kata Ray ke bu BK tadi gara-gara dia nggak sengaja nyenggol lo terus berantem." terangnya tak terima.

"nyenggol darimananya anjir, tapi bagus sih lo jadi nggak ikut-ikutan sama BK." ucapnya lega.

Shilla merasa janggal kemudian bertanya, "lha ngapain juga gue ikut-ikutan?"

Cakka mendesah, "lo bego apa bego sih? Gue berantem karena lo nyet." ucapnya frustasi.

Shilla masih tidak paham, "kok gue? Gue udah nggak ada urusan sam-"

"DIA SEKARANG UDAH PUNYA CEWEK, SHILL! DAN LO DENGAN SANTAINYA NGGAK CURIGA DIA SELINGKUH GITU? LO TERIMA AJA DIGITUIN?" kemudian Cakka mengatur nafasnya menatap Shilla yang masih tak menyangka ucapannya, "jones boleh, bego jangan."
Mereka terdiam untuk beberapa saat, saling pandang untuk menyuarakan emosi.

"sekarang lo pikir! Lo pikir, Cakk! Emang gue bisa apa kalo dia nyatanya selingkuh? Lo jawab, gue bisa apa?" teriaknya dengan suara yang bukan lagi rendah. Beruntung ruang UKS sedang tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua.

"setidaknya ... Setidaknya lo nggak dianggap rendah terus sama Ray, Shill. Gue nggak terima lo diginiin. Kita itu udah kenal sejak kecil, apa lo tega temen kecil lo dianggap rendah sama orang lain? Lo rela seumpama gue digituin?" ucap Cakka dengan serius.

Shilla yang semula serius dan emosi mendadak tersenyum miring, "rela banget gue mah, lo emang pantes digituin tukang caper!"

Cakka menghela nafas, "ah lo mah perusak suasana. Ga asik, bye!" kemudian ia berbaring dan memejamkan mata pura-pura tidur. Shilla hanya tertawa melihatnya.

***

Uhuk tbc :b
Bagian mana yang kalian suka?

Ngenes [TAMAT]Where stories live. Discover now