17*basket..

8 2 0
                                    

Priiitttttt........

Sang wasit membunyikan peluitnya saat Angga meminta time out.

Kedua regu basket yang sedang bermain pun berhenti seketika. Berjalan kearah sudut lapangan yang berbeda.

"Ren. Lo kenapa?" Angga mengusap wajahnya kesal. Reno memalingkan wajahnya dari Angga. Sedangkan Andrex, Erza dan Audrella hanya diam seraya mengelap keringat mereka.

"kita tim. Kita harus kerja sama. Kalo lo oper bolanya ke Audrell yang jelas-jelas dia deket ring lawan tadi, kita bisa cetak angka" sambung Angga

"bukan kemampuan doank yang penting dalam tim. Tapi kerja sama juga penting. Lo kenapa? Lo berusaha buktiin apa? Lo tau lo gak bakal cetak poin kalo nembak dari jarak jauh. Kenapa lo gak oper ke Audrell? Lo aneh tau gak akhir-akhir ini. Lebih banyak diem. Gak kaya lo biasanya yang ngoceh mulu. Kalo lo ada masalah singkirin dulu masalah lo. Lo harus profesional" Angga menepuk bahu Reno pelan. "nih" ia memberikan 1 botol air mineral pada Reno. "lo minum. Kita harus kerja sama. Lo faham"

Iya, Reno sadar bahwa ia berubah semenjak kejadian dikantin saat itu. Ia kesal setiap kali melihat Audrella. Kesal. Semakin kesal dan benci melihatnya bisa melakukan apapun tanpa berusaha. Tidak seperti dirinya yang harus selalu berusaha.

Priiitttttt........ Peluit kembali berbunyi. Istirahat selesai.

Angga merangkul bahu Reno menggiringnya kembali kelapangan diikuti Erza, Andrex dan Audrella jauh dibelakang. Ada pertandingan yang harus mereka menangkan "udahlah. Gue gak suka Reno yang sekarang. Gue suka Reno yang dulu"

"Drell. Jangan diambil hati oke. Reno orangnya emang gitu kalo lagi kumat" ucap Andrex gurau. Ia mengerti kenapa sahabatnya itu sedikit berubah.

Erza hanya diam. Ia tak ingin ikut campur.

"udahlah drex. Gue udah biasa kok dibenci sama orang" Audrella tersenyum miris.

"lo jangan gitu donk. Gak semua orang benci sama lo. Lo liat" Andrex menunjuk kearah salah satu penonton disudut sana "siapa yang dateng khusus buat liat lo main"

Audrella menengok mengikuti arahan sepupunya itu. "Uncle Andrew, Auntie oliv" gumamnya tak percaya pada penglihatannya sekarang. Ia senang jika pelihatannya benar.

"jadi lo jangan bilang kaya gitu lagi" Andrex mengusap nakal kepala Audrella. Membuat rambutnya berantakan "tapi lebih khususnya lagi mereka mau liat aksi anaknya yang ganteng ini. Hahaha" guraunya lagi seraya berlari menghampiri Erza menghindari bogeman sepupunya.

Audrella mengejarnya. Menjotos pelan bahunya. Andrex merangkul bahu sepupu dan sahabatnya itu "ayo semangat. Kita harus menang"

Priiitttttt..... Pentandingan berlangsung kembali.

Disudut bangku sana seorang wanita berambut panjang menatap bangga keponakan kecilnya yang sedang bertanding "apa kau tahu Andrew. Sudah 1 munggu terakhir ini Dia tidak membolos. Membuat onarpun tidak"

Dirangkulnya tangan suaminya seraya menyandarkan kepalanya. "keponakan cantik mu sudah tumbuh dengan baik sekarang. Bisakah dia tinggal bersama kita lagi seperti dulu" Andrew mengiyakan permintaan istri tercintanya itu.

Manik Biru gelapnya menatap bangga keponakan kecilnya itu.

'Maafkan Uncle Drella. karna lebih mementingkan reputasi daripada dirimu', batinnya menyesal.

***

3 hari sebelum pertandingan basket.

Angga namanya. Ketua kelas 12 IPA 1. Ia sedang menjelaskan tentang lomba antar kelas yang diadakan untuk menyambut Ulang Tahun SMA Pelita yang ke-25 selama 3 hari. Hari Kamis, Jum'at dan Sabtu.

FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang