I. Bagian Keempat

330 18 1
                                    

Hari keduaku masuk sekolah, lagi-lagi ku harus melihat muka Robert. Kapan aku bisa hidup tenang kalo begini caranya?!

Akupun langsung mengeluarkan sebuah kalung pemberian si Robin dulu. Aku teringat dengan kejadian 11 tahun yang lalu, mengingat janji-janji suci yang Ia hanturkan kepadaku.

'Robin, kamu kemana? Aku kangen sama kamu. Apa kamu udah lupa sama janji kamu dulu?' batinku

Aku melihat sosok Robert segera masuk ke dalam kelas dan dengan sekejab akupun memasukkan kalung itu ke dalam tasku.

"Good morning, Shan!" sapaan hangat dari sang anak nyebelin itu, ya Robert!

Aku berusaha tetap tenang dan tidak menggubris sapaannya.

"Shan, segitu kesalnya kah kau dengan aku?" ucapan penuh sesal Robert.

Ya! Ucapan penuh penyesalan dan tulus. Sangat terasa bila dirasakan dari hati.

"Sudahlah, aku tak mau membahas ini lagi." balas ku setengah malas melihat raut wajah melas Robert.

"Oke, akhirnya kamu mau menjawab ucapanku! By the way, kamu tinggal dimana Shan? Bolehkah aku tahu?" tanya Robert penuh rasa penasaran.

Akupun terdiam sebentar. Untuk apa dia menanyakan alamat rumahku?

L.O.V.EWhere stories live. Discover now