Her Other's Way

383 39 0
                                    


Seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya Sarah selalu saja bangun terlambat. Dia adalah contoh dari kutipan bahwa tidak ada manusia sempurna. Dia dikenal sebagai wanita perfeksionis oleh banyak orang karena tampilan dan keterampilannya dalam bidang pekerjaannya. Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa pada kenyataannya dia adalah wanita yang sangat pemalas dan tidak bisa melakukan pekerjaan wanita selain berhias.

Faby sudah sangat tahu hal itu dan dia juga tahu bahwa dia harus datang pagi-pagi ke rumah Sarah untuk membangunkannya. Dia tersenyum jahil saat membuka kunci kamar Sarah dengan duplikatnya yang ada pada Mama Sarah. Dia membuka pintu dan mendapati Sarah yang tidurnya sangat jauh dari kata anggun. Rambut panjang Sarah semerawut kesana-sini menutupi sebagian besar wajahnya. Belum lagi selimutnya yang sudah hampir terjatuh, bahkan sudah ada bantal yang ada di lantai.

Lelaki yang sudah mengenakan jas dan dasi itu tampak berpikir akan dia apakan perempuan yang jiwanya masih mengembara entah kemana. Dia mendekat dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sarah. Dia heran bagaimana bisa Sarah pulas dalam tidurnya sementara rambutnya menghalangi asupan oksigen ke paru-parunya.

Tiba-tiba Sarah bergerak dan tampak bergumam tidak jelas. Dia menggaruk-garuk kepalanya lalu berpindah menggosok-gosok hidungnya. Faby hanya menatapnya sambil berpikir betapa joroknya wanita di hadapannya itu, setidaknya tidak ada bekas liur di wajahnya.

Setelah mendapatkan ide untuk mengerjai Sarah, Faby masuk ke dalam kamar mandi Sarah. Dia mengisi Bathtube dengan air dingin sebelum kembali ke sisi ranjang untuk mengangkat wanita yang tertidur itu. Dia meletakkan jasnya di sebuah kursi dan beralih ke tubuh pulas itu.

Sarah tak bergerak tak nyaman saat dia digendong ala bridal style oleh faby menuju kamar mandi. Sarah meracau tak jelas dan Faby berusaha menahan senyum saat sarah menerutkan kenignya dan tampak manyun. Saat tidur saja wanita itu tampak menggemaskan.

1...2...3

Byuarr...

Sarah yang sedang nyaman di alam lain pun langsung membelalakkan mata saat tubuhnya di serang kedinginan. Dia langsung menjerti saat sadar meski belum tahu dia dimana. Dia panik karena mengira bahwa kamarnya sedang kebanjiran.

"Mama, tolong!!". Teriak Sarah kepanikan masih berendam dalam air.

Awalnya, Faby tampak senang dan memasang wajah yang berpuas diri sehabis mengerjai Sarah. Menurutnya itu wajar dicobanya agar wanita itu bisa bangun lebih cepat dihari-hari berikutnya. Namun, raut wajah ketakutan Sarah yang tampak tak wajar membuatnya panik.

Sarah tidak teriak lagi, dia hanya meringkuk dan ketakutan. Air matanya mulai mengalir. Faby langsung panic dan duduk berlutut di samping Bathtube. Dia tidak tahu kalau Sarah akan ketakutan sperti itu karena dia mengira bahwa wanita itu hanya akan marah-marah dan protes.

"cup..cup.. jangan nangis dong, Sayang. Aku Cuma bercanda". Bujuk Faby dan tak mempan karena Sarah justru terisak-isak.

Mata Faby melotot dan tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak mungkin keluar dan meminta pertolongan pada orang tua Sarah. Bisa-bisa di di usir dari rumah itu dan pernikahannya dengan Sarah hanya akan ada dalam kepalanya saja. Padahal, tadinya dia hanya ingin bersenang-senang melihat bibir bebek Sarah saat marah. Sekarang dia bingung sendiri mencari cara untuk mebujuk Sarah agar diam.

"Sayang, maaf. Aku.. aku.. Sarah, udah yah nangisnya!". Bujuknya lagi, "aku salah, aku janji nggak bakal ngerjain kamu lagi". Lanjutnya lagi.

Imperfect Marriage (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang