Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt

17K 1.2K 20
                                    

" Ck, bisakah kau pelankan sedikit langkah kakimu itu kak, kau membuatku kesulitan mengimbangi langkah kakimu. " gerutu Zea membuat Zee terkekeh kecil.

" Oh maafkan aku yg tak menyadarinya Zea. " kata Zee sembari meraih tangan adiknya dan pria itu mengajak adiknya pergi ke taman istana, tempat di mana mereka sering bermain dulu waktu mereka masih kecil.

Taman luas di kelilingi bunga yg cantik memanjakan mata semua orang yg tak sengaja melintasinya. Mereka duduk di sebuah ayunan yg di sukai Zea sedari kecil bahkan gadis itu dulu sering menghabiskan waktu di ayunan tersebut hingga tanpa sadar tertidur di sana. Zea tersenyum simpul saat bayangan masa kesilnya tak sengaja melintas di pikirannya.

" Apa kau ingat bahwa kau dulu suka sekali bermain dan menghabiskan waktumu di ayunan ini Zea. " kata Zee sembari tersenyum ke arah adiknya yg sedari tadi menatap ayunan tersebut dengan wajah berseri-seri.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum ke arah kakaknya sembari berkata. " Aku ingat dan kau yg selalu menemaniku bermain bahkan kau juga yg menggendongku ketika aku tertidur di sini kak. " kata Zea antusias.

Zee mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala adiknya penuh kasih sayang. Zee sangat menyayangi Zea dan ia akan selalu melindungnya sampai kapanpun. Baginya kebahagiaan adiknya lah yg terpenting bahkan ia akan melakukan apapun agar adiknya bahagia.

" Kau selalu saja menyusahkanku sedari kecil. " goda Zee membuat Zea mengerucutkan bibirnya kesal.

Zea memukul pelan tubuh Zee, membuat pria itu tertawa karena ia berhasil menggoda adiknya. Mereka berdua tertawa bersama bahkan mereka tak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yg tengah memperhatikan mereka berdua di balik dinding.

Seorang pria tampan berambut silver bermata grey tengah berjalan menghampiri mereka berdua. Pria itu tersenyum ketika matanya bertatapan dengan mata gadis yg sangat ia rindukan. Saat setelah ia berada tepat di hadapan gadis itu, dengan cepat pria itu menarik tubuh gadis yg di rindukannya dan mencium bibirnya lembut.

" Aku merindukanmu sayang. " gumam pria itu yg tak lain adalah Sean. Ia memeluk tubuh mungil Zea bahkan pria itu telah menyeruakan kepalanya di leher jenjang Zea sembari menghirup dalam-dalam aroma yg selalu membuatnya candu.

Zea bergerak-gerak tak nyaman karena sensasi menggelitik yg menjalar di seluruh tubuhnya. Zea berusaha mendorong tubuh Sean agar pria itu tersadar dan tak menerkamnya di tempat terbuka seperti ini namun Sean eggan menjauh. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Zea hingga suara seseorang membuatnya terpaksa harus melepaskan pelukannya.

" Bisakah kau menjauh dari adikku dan sadarlah bahwa tempat ini bukanlah kamarmu. " tegur Zee membuat Sean menggeram kecil sembari melepaskan tubuh Zea dengan raut wajah tak rela.

Sean menatap Zee dengan tajam sembari berkata " Kau mengganggu. " dengusnya kesal.

Zee menatap Sean dengan tak kalah tajam. Zee tak pernah takut dengan siapapun termasuk dengan ayahnya sendiri namun berbeda lagi jika ia berhadapan dengan ibunya. Zee menarik tubuh Zea agar gadis itu berdiri tepat di sampingnya.

" Kau seharusnya melihat tempat sebelum menerkam buruanmu. " geram Zee kesal.

Zea yg melihat perdebatan di antara mereka berdua hanya bisa tertawa kecil. Gadis itu sering kali melihat mereka berdua berdebat karena hal yg tak penting. Zea tersenyum geli saat mengingat kembali hari-hari di mana Sean frustasi karena Zee tak memperbolehkannya bertemu dengan Zea dan itu hukuman untuk Sean yg tak mendengar peringatan dari Zee.

" Tak bisakah kau sekali saja membiarkanku menikmati bibir manis adikmu yg selalu membuatku candu hah! " geram Sean tak kalah kesal pasalnya Zee selalu saja mengganggunya saat ia sedang di landa gairah.

" Selangkah saja kau menyentuh adikku kembali maka aku akan membunuhmu. " ancam Zee membuat Sean kesal setengah mati dan Zea hanya tertawa melihat penderitaan Sean.

Sedangkan teman-temannya yg sedari tadi melihat mereka di balik dinding tak jauh dari taman tersebut pun juga ikut menahan tawa. Sean yg menyadari keberadaan mereka pun langsung melesat cepat dan menarik salah satu temannya yg bisa ia jangkau.

" Lepaskan aku bodoh! " geram Victor yg tak berhasil kabur namun sedetik kemudian pria itu tertawa terbahak-bahak saat ia mengingat kembali ekspresi wajah Sean yg membuatnya tak bisa menahan tawa.

Sean geram dengan tingkah Victor yg mengejeknya lalu pria itu dengan sengaja memukul wajah Victor hingga pria itu tersungkur. Victor menggeram kesakitan namun bukannya membalas pukulan Sean, pria itu malah berlari menjauh sembari terus tertawa lepas membuat Sean semakin kesal dan akhirnya terjadilah kejar-kejaran di antara mereka.

Zee dan Zea mendengus tak suka dengan tingkah laku pamannya, bahkan Zea menatap Sean yg akan menjadi suaminya itu dengan pandangan nanar. Gadis itu menggelengkan kepalanya beberapa kali karna membayangkan tingkah Sean yg tak akan pernah berubah dan hal itu membuatnya harus memikirkan kembali akan pernikahannya nanti bersama pria gila itu.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now