Chapter 1 : Zee & Zea

ابدأ من البداية
                                    

Para prajurit menundukkan kepalanya memberi hormat saat Zee dan adiknya tiba di sana. Pria itu menggeram tertahan saat mendapati puluhan vampire liar yg membuat keributan di wilayah kerajaannya atau bisa di bilang wilayah milik ayahnya karna memang dia hanyalah seorang pangeran yg tak berminat dengan takhta kerajaan meski begitu ia tak pernah melupakan tanggung jawabnya sebagai pangeran.

Para prajurit yg melihat kedatangan Zee dan Zea langsung saja membugkukkan badan untuk memberi hormat. " Hormat kami pangeran Zelion dan putri Zeana " kata para prajurit.

Zeana Areolla Lioncourt biasa di panggil Zea sang putri kerajaan Lioncourt dan calon ratu kerajaan Ruthven. Gadis itu menatap segerombolan vampire liar dengan tatapan tak suka, kedatangannya ke perbatasan hanya untuk melihat kekuatan dasyat kakaknya yg selalu ia kagumi sedari kecil dan bukan untuk ikut serta dalam membasmi vampire liar itu.

" Menjijikkan. " kata gadis itu membuat Zee yg mendengar perkataannya langsung saja menolehkan wajahnya dan pria itu berkata.

" Pulanglah dan biarkan aku yg mengurus mereka. " pintanya lembut namun tak di gubris adiknya sama sekali.

" Kenapa kau menyuruhku pulang sedangkan aku masih ingin di sini. "

Zea menolak dan lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menuju sebuah pohon besar yg letaknya tak jauh dari tempat tersebut. Di panjatnya pohon itu lalu ia duduk tepat di salah satu batang pohon sembari menatap ke arah kakaknya yg sedari tadi tengah memperhatikannya.

" Sudah kuduga kau akan melakukannya. " kata Zee dengan menahan senyumannya sendiri.

Gadis itu mendengus memandang kakaknya tak suka. Memang apa salahnya jika ia duduk di pohon ini, lagian berdiam diri di sini sembari menonton kakaknya menyelesaikan tugas terasa seperti ia sedang menonton sebuah film horor di bioskop.

" Kau terlihat seperti aktor tampan yg tengah memainkan sebuah peran kak dan aku penontonnya " celetuk gadis itu.

Zee membulatkan matanya terkejut dengan perkataan adiknya. Pria itu menatap adiknya sembari berpikir, apa kepala adiknya itu baru saja terbentur hingga membuat adiknya mengatakan hal yg menggelikan.

" Kau terlalu sering menonton film. " kata kakaknya membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal.

Zea baru saja ingin membalas perkataan kakaknya namun perkataannya menggantung karena mendengar geraman seorang pria yg tengah menatap marah ke arah mereka.

" BERHENTILAH MEMBICARAKAN HAL YG TAK BERGUNA SIALAN! " geram seorang pria berambut hitam yg tengah berdiri di depan Zee dengan wajah marah.

Zee menoleh dan menatap tajam pria di hadapannya. Ia melangkah maju mendekati pria itu dengan rahang mengatup kuat menahan amarah. Zee marah karena ia tak suka ada orang yg menganggu percakapannya bersama adiknya, dan dengan beraninya pria di hadapannya melakukan hal itu.

" Kau membuat dirimu sendiri dalam masalah dasar bodoh!. " teriak Zea dari atas pohon. Ia berteriak untuk memperingatkan pria yg berhadapan dengan Zee.

Pria itu ketakutan saat melihat tatapan Zee yg seakan ingin membunuhnya bahkan aura mengerikan yg menguar dari tubuh Zee membuat pria itu bergidik ngeri. Pria itu melangkah mundur menjauhi Zee yg semakin mendekatinya, ia berharap agar selamat dari maut tapi harapannya harus kandas saat Zee mencengkram lehernya kuat hingga membuat pria itu mengaduh kesakitan.

" Berani sekali kau mengganggu percakapanku dengan adikku. " kata Zee penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya.

" Sepertinya pria itu ingin mati cepat di tanganmu kak. " celetuk Zea yg masih setia duduk di atas pohon besar sembari terus memperhatikan apa yg di lakukan kakaknya.

Sedangkan para perajurit yg melihat Zee dengan aura mengerikannya pun langsung melangkah mundur karena takut. Zee memang terkenal kejam dan tak kenal kata ampun bahkan jika berhadapan dengan Zee maka mereka harus siap mati karena Zee tak pernah melepaskan musuhnya.

Zee melemparkan tubuh pria itu hingga membentur pohon besar dan seketika itu juga pria yg terlihat lebih tua dari Zee pun terbatuk-batuk. Zee mengarahkan tangannya ke arah pria itu lalu Zee berkata.

" Terbakar. " batin Zee dalam hati dan seketika itu juga tubuh pria di hadapannya pun terbakar oleh api hitam yg tiba-tiba saja muncul.

Zea yg melihat kekuatan yg di miliki kakaknya pun bersorak di atas pohon besar sembari berkata " WOW AMAZING!. " teriaknya heboh dan hal itu membuat kakaknya menggelengkan kepalanya heran.

Zee memiliki kekuatan yg sangat berbahaya. Kekuatan pria itu terletak pada pikiran dan perkataannya apapun yg di lontarkannya maka akan menjadi kenyataan bahkan Zee juga bisa mengeluarkan perisai dari dalam tubuhnya. Sedangkan Zea gadis itu memiliki kekuatan yg sangat mirip dengan ibunya dan Zea juga bisa memanipulasi penglihatan orang-orang di sekitarnya.

" Giliranku. " gumam Zea sembari menyeringai kejam membuat siapapun yg melihatnya bergidik ngeri.

Zea mengarahkan tangannya ke arah gerombolan vampire liar dan seketika itu juga tubuh mereka mengeluarkan darah kehitaman. Mereka berteriak nyaring dan membuat para perajurit ketakutan. Bukan takut karena teriakkan itu namun mereka takut kepada apa yg terjadi dengan para makhluk itu.

" Yeay selesai! Ayo kita pulang kak? " soraknya senang saat setelah ia membunuh vampire liar itu dengan setu serangan saja yg berakibat kematian.

" Kau mengambil alih tugasku. " kata Zee membuat adiknya tersenyum kikuk.

" Hehe... aku kan tadi hanya ingin menguji kekuatanku saja. " katanya sembari menggaruk tengkukknya yg tak gatal.

" Sebaiknya kita bergegas pulang sekarang atau mom akan mencemaskanmu. " kata Zee sembari menarik lengan gadis itu.

Mereka melesat menjauh dari perbatasan sembari berlari atau bahkan meloncati berbagai pohon besar. Jika semua orang tak tahu akan setatus mereka yg sebenarnya maka semua orang akan beranggapan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yg sedang di mabuk asmara, namun kenyataannya mereka berdua hanyalah kakak dan adik yg saling melindungi satu sama lain.

Vampire Wars [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن