Bab 1

277 19 2
                                    


Hari ini memang hari terpadat di kampus. Baik mahasiswa maupun mahasiswi dari berbagai jurusan sedang sibuk dengan tenda-tenda festival yang akan diadakan seminggu lagi. Bahkan Taehyung—mahasiswa termalas yang pernah diketahui Jungkook pun juga ikut menyibukkan diri dengan memasang beberapa pigura yang berisi memorial tentang jurusan seni tari-nya.

"Melihatmu seperti itu membuat diriku agak takut," komentar Jungkook seraya merebut topi yang dikenakan oleh Taehyung, lalu memakainya terbalik.

Taehyung terkekeh, tapi pemuda itu masih terus sibuk memasang piguranya.

"Setidaknya aku tidak akan seperti ini jika tidak tahu kalau Kim Jennie juga sedang sibuk merapikan tendanya." Tehyung membalas, sedangkan Jungkook melemparkan pandangannya ke tenda seberang, milik jurusan senirupa— tepatnya tenda Kim Jennie. "Aku tidak ingin terlihat tidak berguna sepertimu."

Jungkook terbahak mendengarnya, kemudian berdecih mengejek. "Setidaknya aku tidak seperti dirimu yang penuh pencitraan," ucap Jungkook sarkas.

Taehyung memutar bola matanya malas. Setelah berkutat dengan tendanya, akhirnya ia ikut bergabung dan duduk disamping Jungkook.

"Sial, ini sangat melelahkan." Taehyung memegang dahinya yang berkeringat, ia menatap Jungkook setelahnya.

"Hey lihat, Jimin sedang bertengkar dengan pacarnya." Taehyung menyenggol bahu Jungkook hingga akhirnya pemuda itu ikut menoleh, mengerutkan keningnya, lalu melempar tatapan tanya pada Taehyung.

"Lalu apa hubungannya denganku?" Pertanyaan Jungkook membuat Taehyung memberikan senyuman mengejek.

"Ah iya, sudah jadi mantan sahabat ya?" Taehyung membalas pertanyaan Jungkook dengan nada mengejek. Jungkook menjadi kesal mendengarnya.

"Jangan menyulut emosiku," geram Jungkook dengan tangan yang siap melempar topi milik Taehyung ke wajahnya.

Taehyung mengangkat kedua tangannya dengan kekehan kecil. Pemuda itu memilih untuk meninggalkan Jungkook dan membiarkan sahabatnya itu memperhatikan mantan sahabatnya dengan leluasa— meskipun tentu saja Jungkook akan menepis hal itu jika Taehyung mengatakannya.

"Dia selalu ceroboh dan bodoh dalam memilih pasangan." Tanpa sadar Jungkook berkomentar saat melihat Lalisa mendorong tubuh Jimin dengan wajah murka.

Jungkook masih terus memperhatikan, hingga akhirnya ia melihat Lalisa menangis dihadapan Jimin. Kalau kalian ingin tahu, Lalisa adalah tipe gadis hiperaktif yang tidak akan menangis meskipun harus terjun dari lantai 10 tanpa pengaman.

Kening Jungkook berkerut saat melihat Jimin yang sepertinya tidak peduli— hal itu dapat dilihat dari gelagatnya yang malah terlihat risih dengan tingkah Lalisa. Jungkook yakin, kali ini masalahnya benar-benar parah hingga Lalisa yang notabene-nya sangat tidak pedulian mempermasalahkan hal ini.

"Kenapa kamu bermain dibelakangku? Aku bahkan tidak pernah sekalipun mendekati laki-laki lain karena aku begitu setia padamu!"

Jungkook mendengar seruan Lalisa yang terdengar menyakitkan dan putus asa. Ayolah, kenapa gadis itu berubah menjadi sangat lemah?

"Lalis, dengarkan aku. Aku sudah bosan denganmu, jadi aku tidak masalah jika kau ingin putus. Sekarang juga."

Balasan dari Jimin menjawab semuanya. Memang dari awal, Jungkook tidak pernah mendukung hubungan Lalisa— yang dulu masih berstatus sebagai sahabatnya. Bahkan mereka bertengkar hebat hingga membuat hubungan mereka retak, seperti orang yang tidak saling mengenal.

"Dimana janji-janjimu? Kau adalah brengsek-bajingan yang sangat kubenci!" Setelah mendengar suara samar itu, Jungkook mendengar suara tamparan. Awalnya ia mengira Lalisa yang menampar Jimin, namun ternyata sebaliknya.

Attention SeekersWhere stories live. Discover now