3. Rindu

38.7K 2.2K 66
                                    

Setelah selesai makan, kuartet Shita kembali ke kelas. Seperti yang telah diduga Shita sebelumnya, dia terus diledek oleh teman-temannya.

"Udah deh, Shit, terima aja! Dia itu memang jodoh kamu!" kata Arina.

"Ya, Shit, jangan lari lagi dari kenyataan!" tambah Citra.

"Ih! Kalian ini, udah kubilang kan itu cuma kebetulan!" Shita mendengus kesal. Wulan tidak berkomentar hanya senyam-senyum.

Peristiwa ini berawal dari keisengan Shita dan kawan-kawan kira-kira sebulan yang lalu. Saat itu mereka membuka Instagram Cyber Daisy, peramal misterius yang terkenal di dunia maya karena ketepatan ramalannya yang 99,99%. Waktu itu Shita iseng bertanya bagaimana peruntungan jodohnya pada Daisy.

Daisy mengatakan bahwa Shita akan bertemu jodohnya hari itu juga di depan Dhanuswara Trade Centre pukul 10.05 tepat. Lalu dimulailah kegilaan teman-teman Shita yang memaksanya menunggu jodohnya di sana. Eh, kebetulan sekali mereka bertemu dengan Haru yang waktu itu ciri-cirinya mirip sekali dengan apa yang dikatakan Daisy. Apalagi besoknya cowok itu pindah sekolah dan sekelas dengan Shita dan kawan-kawan. Tentu saja teman-teman Shita jadi heboh dan menjodohkan mereka.

"Shit, sebaiknya kamu pacaran saja dengan Haru demi Elli," ucap Arina.

"Ya, Shit, harapan terakhir Elli itu sebenarnya melihatmu dan Haru bahagia," tambah Citra mulai lebay.

"Ngacoh saja kalian!" bentak Shita.

Elli adalah sahabat mereka berempat yang meninggal sebulan yang lalu.

(Silakan baca sekuel sebelumnya, Pembunuhan Omega 😋)

"Aku kangen Elli...." desah Arina lirih.

"Aku juga." Citra mengangguk sedih.

Shita dan Wulan terdiam. Suasana ceria keempat gadis itu berubah jadi duka karena mengingat kepergian sahabat baik mereka itu. Mereka kembali ke kelas dengan murung.

***

Kelas X IPA 5 sedang sepi waktu kuartet Shita datang. Ada perkumpulan cowok mesum Tora, Yusuf, Erlangga dan Fauzan di pojok ruangan yang sedang bermain kartu. Mereka dijuluki perkumpulan demikian karena bisnis mereka bertransaksi film hohohihe. Sebenarnya mereka berjumlah lima orang dengan Igo, tapi cowok berambut merah itu sedang tidak ada di sana. Di bangku paling depan duduklah Bambang, cowok culun dengan kacamata setebal botol susu sapi yang paling pintar di kelas X IPA 5 dan pernah menjuarai olimpiade fisika.

Bambang tertegun saat melihat kuartet Shita yang biasanya ceria dan penuh tawa itu tampak murung. Hatinya tergelitik untuk bertanya. Saat keempat gadis itu sudah duduk di kursi tempat mereka nongkrong di kelas sebelum masuk, Bambang pun menghampiri mereka.

"Hai, ladies, kenapa wajah kalian terlihat sedih?" tegur Bambang.

"Kami lagi kangen Elli," jawab Arina mewakili teman-temannya.

Bukan hanya Bambang, perkumpulan cowok mesum yang duduk dipojok ruangan pun tertegun saat mendengarkan ucapan Arina. Elli adalah gadis yang manis dan baik hati. Seluruh anggota kelas X IPA 5 ikut kehilangan atas kepergiannya.

"Gimana kalau aku cerita sesuatu buat menghibur kalian?" tawar Bambang.

"Cerita apa?" tanya Citra penasaran.

"Cerita arwah penasaran Bintang," ucap Bambang dengan nada seram.

Yusuf tertegun. Kebetulan nih anak juga suka banget sama cerita-cerita hantu. Dia langsung meletakkan kartunya dan melesat menghampiri kuartet Shita dan Bambang.

"Aku ikut ndengerin!" serunya penuh semangat.

"Hei, Suf, main capsa belum selesai, kan?" Tora mengingatkan.

"Kalian terusin aja main bertiga," seru Yusuf tak peduli. Jelas saja cowok-cowok itu jadi bete. Capsa itu permainan judi dari China yang hanya bisa dimainkan empat orang. Akhirnya karena menganggur ketiga orang itu ikut mendengarkan cerita dari Bambang.

***

Igo mengaduh kesakitan saat Bu Siska-perawat UKS yang seksi itu-tengah membersihkan lukanya dengan antiseptik.

"Aduh sakit, Bu, pelan-pelan," protes Igo sambil menyeringai.

Bu Siska tersenyum melihat ekspresi murid kelas satu SMA itu dan berusaha untuk membersihkan luka dengan lebih lembut.

"Kenapa kamu bisa sampai luka begini?" tanya Bu Siska.

"Ya ... biasalah Bu, anak cowok," jawab Igo sambil menyengih.

"Kamu sering ya luka begini, hampir setiap hari lho kamu ke UKS." Bu Siska mengingatkan.

Igo hanya tersenyum. "Ya, Saya memang kurang hati-hati."

"Jangan-jangan kamu sengaja terluka biar bisa ke sini setiap hari ya?" selidik Bu Siska.

Bu Siska berhenti membersihkan Igo sejenak lalu menatap Igo dalam-dalam. Igo tertegun kemudian tertawa.

"Ibu ngomong apa sih, mana ada orang yang sengaja bikin dirinya sendiri terluka," ucap Igo disela tawa.

"Ada."

Kali ini Bu Siska telah selesai membersihkan luka Igo dengan antiseptik dan memberinya salep dan supratol. Igo lagi-lagi terpegun.

"Dua tahun yang lalu ada anak laki-laki yang setiap hari datang ke UKS. Habis jatuh lah, sakit lah, pusing, anemia, ada saja alasannya. Ternyata dia cuma mau PDKT sama Ibu."

Bu Siska berhenti mengoleskan salep sebentar kemudian bertanya, "Kamu nggak begitu kan, Go?"

Igo tertawa dengan nada agak dipaksakkan kemudian mencibir saat Bu Siska tidak melihat. Bu Siska telah selesai merawat luka Igo dan menutup lukanya dengan kasa dan plester.

"Nih, sudah selesai, usahakan tiga hari jangan kena air dulu, setiap hari kamu ganti kasa dan plesternya ya, hati-hati jangan sampai jatuh lagi," ujar Bu Siska sambil tersenyum.

"Terima kasih banyak, Bu, Saya permisi dulu," pamit Igi.

Cowok itu segera ngacir dari UKS sembari berdecak-decak. Strategi PDKT-nya gagal total.

***

Naskah ini intronya bakal agak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naskah ini intronya bakal agak lama. Mayat kira-kira baru ada di chapter 7. Ya, sekali-kali menikmati nulis teenlit. Wkwkwkwk.

Jangan lupa tinggalkan votes dan komen ya teman. 😘😘😘

 😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hantu di Sekolah (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang