Prolog

28K 972 23
                                    

Azka Kenandra namanya. Laki-laki berparas tampan yang kini hanya bisa duduk termenung diatas kursi roda setelah mengalami kecelakaan beberapa hari lalu bersama Tania. Saat ia harusnya bahagia menyambut hari esok yang merupakan hari pernikahannya, ia justru harus menerima kenyataan jika Tania membatalkan pernikahan secara sepihak. Pembatalan itu Tania sampaikan lewat pesan singkat yang gadis itu kirim melalui aplikasi Line. Matanya memerah, rahangnya yang tegas kini mengeras, menandakan jika ia merasakan sesak yang luar biasa. Jika saja ia seorang perempuan, pasti sekarang ia sudah menangis sejadi-jadinya.

"AAARGH!" Azka secara tiba-tiba berteriak sekencang-kencangnya, seolah ia sedang meluapkan rasa sesak di hatinya yang kian menumpuk. "Kenapa Tan, kenapa kamu tega? Kenapa tiba-tiba kamu membatalkan pernikahan kita? Semua ini kamu yang minta Tan, bukan aku. Sekarang aku harus bilang apa sama orangtua aku? Aku harus bilang apa sama teman-teman kita? Kamu pikir lucu kalau aku mengumumkan di semua sosial media yang aku punya kalau pernikahan kita batal? Atau kamu mau bikin aku malu karena sekarang aku udah nggak bisa jalan? Iya?" Azka berbicara sambil memandang kedua lututnya. Seolah kedua lututnya adalah Tania yang akan menjawab semua pertanyaannya. Azka menggeleng sambil tersenyum miris membayangkan bagaimana ia mengumumkan pada semua orang jika pernikahannya dengan Tania batal.

"Enggak. Pernikahan kamu tidak boleh batal." Mendengar kalimat tegas itu, Azka refleks menoleh dan melihat sang Mama berjalan mendekatinya. "Mau ditaruh di mana muka kita kalau pernikahan kamu batal?"

Azka memutar kursi rodanya menghadap sang Mama seraya menghela nafas berat. "Terus aku mesti gimana Ma? Apa aku harus paksa Tania supaya mau nikah sama aku, iya? Itu nggak mungkin Ma. Dia nggak akan mau nikah sama laki-laki lumpuh seperti aku."

"Bukan dengan Tania kamu akan menikah, tapi dengan Andhara," jawab sang Mama yang kini berlutut di depan Azka.

"Andhara?" tanya Azka dengan dahi mengerenyit. Ia tahu siapa gadis itu. Gadis yang beberapa hari ini selalu menemaninya. Dia cantik dan baik, dia juga adik dari sahabatnya. Tapi ia sama sekali tak mencintai gadis itu. Lalu bagaimana mungkin ia menikah dengan gadis yang sama sekali tak ia cintai?

Sesuai janji aku kemarin yah, setiap hari Minggu aku bakal publish ulang satu part cerita TPW versi revisi.
Kalau ada typo atau kalian menemukan kata yang harus diperbaiki, langsung kasih tahu di kolom komentar yah!!!
Sampai ketemu di part selanjutnya!

Aku tunggu kritik dan saran kalian.
Jangan jadi silent readers!

Follow:
Ig: @dstory_1
Sweek: @dstory

Tangerang, 10 November 2019

The Perfect Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang