Core 8.0

212 59 21
                                    

Aku sama sekali tidak menyadarinya, kenapa waktu begitu cepat berlalu.Sial! Apa kami benar-benar tidak akan pernah mengetahui siapa sebenarnya Jack the Ripper itu?

"Apa kau sudah memiliki petunjuk tentang identitas si pencabik?" tanya Rick dengan gusar, aku bisa melihat tatapan frustasinya. Dia terlihat mengenaskan sekali.

"Entahlah, ada beberapa orang yang aku curigai sebagai identitas si pencabik" jelasku dengan malas.

"Siapa?!" tanya Rick dan Trisha bersamaan dengan antusias.

"Pemilik perusahaan surat kabar dan seorang aktris yang ada di poster itu" kataku sambil menunjuk sebuah poster yang tertempel di tembok.

"Apa kau yakin?" Rick kembali mengernyit ke arahku, ia mencoba mencari tahu apa yang aku pikirkan.

"Entahlah, itu hanyalah sebuah intuisi, aku hanya mencoba berpikir kritis dan sedikit liar, siapa tahu itu benar" jawabku asal.

Trisha menatapku dengan tatapan yang mengerikan, sebelum ini aku pernah melihatnya menatap Rick dengan tatapan yang sama.

"Lalu sekarang apa? Waktu kita kurang dari 4 jam lagi sebelum Jack the Ripper muncul, kita harus siapkan strategi untuk menjebak dan menciduknya secara langsung atau kita akan gagal." tegasnya dengan semangat yang membara.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menangkap si pencabik? Apa kau punya ide Trisha?!" entah kenapa aku menangkap nada kesal yang keluar dari mulut Rick.

"Tentu saja membawa polisi ke tkp, gampang bukan?" usulnya dengan senyuman yang tercetak jelas diakhir kata.

Rick menatapku dan menunjukkan ekspresi jengkel, dan aku tahu apa yang dia pikirkan sekarang.

"Kau sangat cerdik Trisha" ujar Rick dengan sedikit menekankankan ucapannya yang sangat jelas terdengar sebagai ucapan saskastik.

"Tentu saja, kau baru menyadarinya ya Rick?" Trisha mengatakannya sambil tersenyum dan aku melihat hidungnya kembang kempis secara teratur.

Nada bicara Trisha tidak terdengar sama dengan apa yang Rick katakan. Dan aku menyadari satu hal, Trisha tidak menyadari sindiran keras dari Rick tadi. Oh bagus, bagus sekali!!

Rick semakin jengkel dan terlihat sedang menahan amarah dan rasa kesalnya.

Sebelum Rick kembali membuka suara, dia terlihat menghela napas pajang terlebih dahulu "Kau benar, kita akan menangkap si pencabik dengan bantuan polisi dan selanjutnya kita yang akan ditangkap oleh polisi!"

"Apa maksudmu?" Trisha terlihat bingung dengan perkataan Rick, terbukti dengan wajah innocent yang ia tunjukkan. Jelaskan Rick, aku saja sudah geram melihat tingkah dan pemikiran sempit Trisha tersebut.

"Tentu saja polisi akan mencurigai kita! Kenapa kita tahu bahwa Jack the Ripper akan membunuh saat itu dan di tempat itu? Kita akan di curigai dan dibawa oleh mereka ke kantor polisi, setelah itu mereka akan mengorek informasi dari kita bertiga. Kau tahu akibatnya jika identitas kita terbongkar oleh warga sipil?!" ujar Rick panjang lebar dengan nada yang cukup keras.

Dan kalian tahu apa yang membuat Rick dan aku semakin kesal? Kami telah bersabar menghadapi pemikiran cerdas dari Trisha mengenai gagasannya tersebut. Dia hanya menjawab "aku lupa" it's so simple!

Damn!!

---

Setelah cukup lama berpikir akhrinya, kami memutuskan untuk mendatangi 3 orang yang kami curigai sebagai Jack the Ripper, kami tidak ingin mengambil resiko dengan menciduk si pencabik ketika sedang beraksi
Nanti.

Pertama kami mendatangi kantor surat kabar di wilayah  yang dekat dengan kantor polisi scotland yard.

Alasan kami untuk bertemu dengan pemilik perusahaan itu sangat klasik sekali, kami ingin mengetahui sejarah di diriaknnya kantor surat kabar tersebut.

Dan akhirnya kami berhasil menemuinya, dia hanyalah seorang pria berumur hampir setengah abad dengan pembawaan yang tenang dan terlihat ramah. Dia bernama Dawin Robert, pria berumur 47 tahun yang berprofesi sebagai pemilik kantor surat kabar di whitechapel, namun ternyata bukan hanya kami yang datang ke sini, dia mengatakan bahwa sebelumnya da sekitar 6   grup yang datang berurutan datang ke kantor tersebut dan menanyakan hal yang sama.

Sial! Kita kalah start!

Selanjutnya kami mendatangi sebuah kantor polisi dan mencoba mengorek informasi mengenai siapa saja yang menangani kasus Jack the Ripper dan akhirnya kami mendapatkan 3 nama dan foto orang yang kami curigai.

Lalu tempat terakhir yang kami datangi adalah sebuah gedung teater yang cukup besar, dan kebetulan tengah diadakan pertunjukan teater di sana yang semakin memudahkan kami untuk mencari identitas aktris yang aku curigai sebelumnya.
Kami mendapatkan satu nama yang paling kami curigai dia bernama Harriet Jasmine, perempuan  tinggi dengan wajah yang cukup eksotis dan sekilas dia terlihat seperti seorang laki-laki.

Akhirnya kami selesai dengan penyelidikan kami yang terkesan terburu-buru karena dikejar-kejar waktu dan kami telah menentukan siapa orang yang menurut kami sebagai Jack The Ripper.

Namun perhatianku teralihkan pada seseorang yang cukup familiar menurutku, oh sial!! Kenapa dia ada di sini?!dan aku yakin dia juga mencurigai perempuan yang kami curigai, dan bukan hanya itu, aku juga melihat beberapa orang yang berpakaian tidak resmi keluar dari gedung teater.

Mereka semua keluar dari gedung teater dengan santai, tidak seperti kami yang harus mengendap-endap keluar.

Sekelebat pikiran muncul di otakku tapi aku hanya bisa mengenyahkannya dari otakku, aku tidak ingin pemikiran liarku ini merusak rencana yang kami susun bertiga.

Namun yang masih mengganjal di pikiranku adalah, kenapa Kid dan Kai bisa keluar beriringan dari gedung tersebut??

----

Setengah jam sebelum waktu habis, kami sudah kembali ke tempat dimana kami pertama muncul. Namun ternyata di sana sudah berkumpul beberapa orang dan aku yakin mereka juga memiliki pemikiran yang sama dengan kami.

Suara ledakan terdengar bertepatan dengan suara jam yang menandatan waktu ujian telah habis. Kami sudah berada di sebuah ruangan kosong yang terbuat dari baja yang mengkilap.

"Aku harapa kalian kembali dengan hasil yang memuaskan" ujar seorang pengawas tes yang kemarin memberi instruksi saat tes dimulai.

Tiba-tiba kami semua terpisah satu sama lain dan berada di sebuah ruangan sempit yang terdapat sebuah monitor hologram dan sebuah helm BrainVisual, dari namanya saja kita sudah tahu kegunaan helm tersebut.

Muncul sebuah tulisan yang tertera di sana yang menyuruh untuk memakai helm tersebut dan menyebutkan siapa identitas asli dari Jack The Ripper, seperti yang aku duga.

Kami hanya perlu mengungkap wajah dan nama dari si pencabik saja, sederhana sekali. Tapi aku yakin identitas asli dari si pencabik tidak sesederhana ini.

Sebuah suara menginstruksikan untuk memakai helm tersebut dan menyebutkan nama dari si pencabik yang kita tahu.
"Pikirkan wajah Jack the Ripper yang kalian curigai dan sebutkan namanya" itulah instruksi yang aku dengar.

Namun orang yang aku pikirkan sekarang bukanlah orang yang kami curigai sebelumnya, kali ini aku percaya pada intuisi dan pemikiran liar yang aku miliki sebelumnya mengenai identitas is pencabik. Awalnya aku cukup ragu dengan keputusanku ini, namun aku berubah pikiran setelah melihat Kid dan Kai yang keluar dari gedung teater sebelumnya.

Aku bertaruh sepenuhnya pada analisisku ini dan semoga saja aku tidak salah memilih.

"Baiklah, sebutkan nama dari orang tersebut" suara instruksi dari monitor hologram tersebut yang telah memvisualisasikan wajah seseorang yang aku pikirkan.

"Greg Norbert, Master Core."






To Be Continued.....

Please Vote and Comment. :v

World Freak (END)Where stories live. Discover now