Jihoon tidak cemburu, tentu saja tidak, tapi melihat kedekatan seperti itu membuatnya iri, ia juga ingin diperlakukan seperti itu. Tak bisa dipungkiri hatinya memang sudah terisi sepenuhnya oleh Jinyoung, walaupun ia belum berani mengakuinya. Sebagian hatinya juga diisi oleh Guanlin, pria yang sejak dahulu disukainya. Dan ia juga tak bisa melupakan Woojin begitu saja. Sang mantan pacarnya yang sudah lama menghabiskan waktu bersamanya.

Entahlah, akhir-akhir ini Jihoon sendiri juga bingung tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan. Ia tidak tau dan tak bisa memastikan siapa yang sedang berada didalam hatinya. Tapi ia butuh Jinyoung saat ini juga. Ia sedikit merindukannya. Bukan karena rindu ingin bertemu, tapi karena apapun yang ingin ia lakukan, Jihoon ingin Jinyoung ada disampingnya.

Lama Jihoon pergi ke toilet, dua pria yang sedang makan itu sedikit membahas tentang Jihoon.

"Kamu sahabatan udah lama sama Jihoon?" tanya Guanlin.

"Iya, dari kecil kita udah sahabatan" jawab Hyungseob dengan wajah yang belepotan terkena saus. Guanlin terkekeh melihat wajah lucu Hyungseob. Diusapnya lembut ujung bibir Hyungseob dengan ibu jarinya, membersihkan bekas noda saus disana. Hyungseob membeku akibat perlakuan Guanlin yang secara tiba-tiba.

"Kamu manis juga yah" Guanlin tersenyum seraya menjilat ibu jarinya yang digunakannya untuk mengelap noda saus di sudut bibir Hyungseob, membuat pria manis itu membelalakan mata.

"Hah?"

****

Jihoon selesai dengan urusannya di toilet, baru saja ia ingin keluar dari sana tiba-tiba seseorang menelponnya. Dengan segera ia mengangkat telpon itu setelah sebelumnya sempat mengeringkan tangannya menggunakan tisu.

"Halo?"

"Aku lagi dijalan mau jemput kamu, kita mau ketemu Bunda"

"Aku lagi diluar, nanti aja"

"Gak pake penolakan, setengah jam lagi aku sampe"

"Eh? Emang kamu tau aku lagi dimana?"

Tiittt

Telpon diputus begitu saja, Jihoon menyernyit keheranan. Bagaimana bisa Jinyoung mengetahui ia sedang berada dimana. Tanpa basa-basi ia langsung mengetikkan alamat tempat nya berada, mempermudah pria tampan itu untuk menemuinya.

Jihoon sudah sampai di meja makannya tadi. Guanlin sudah pergi dari sana. Ia sedikit lega, tapi ia juga heran mengapa Guanlin tiba-tiba pergi, dan apa saja yang sudah dibicarakannya dengan Hyungseob selama ia ditoilet tadi.

"Seob, ada apa? Guanlin kemana?" Tanya Jihoon sambil duduk kembali di kursinya.

"Pergi" jawab Hyungseob singkat, matanya masih memandang lurus kedepan.

"Seob, ada apa?" tanya Jihoon lagi.

"Ji..."

"Ya?"

"Kayanya Guanlin suka sama aku"

"Hah?"

****

Jihoon dan Jinyoung sudah berada di ruang kerja Luhan. Bunda nya itu mempunyai hal penting yang harus dibicarakan, hingga ia meminta mereka untuk datang menemuinya.

"Ada apa bun?" tanya Jinyoung.

"Karena pernikahan kalian sebentar lagi dilaksanain, bunda mau tanya sesuatu"

"Mau tanya apa?" Kali ini Jihoon yang bertanya.

"Kalian mau pakai tema apa dipernikahan nanti?"

Unpredictable Marriage [Discontinued]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz