Chapter 5

1K 208 10
                                    

Jihoon dan Jinyoung sedang dalam perjalanan menuju rumah Jihoon. Keduanya terdiam sepanjang perjalanan.
Jihoon masih terngiang ucapan sahabatnya Hyungseob lewat telpon tadi.

'Orangtua lo berantem lagi, mereka makin parah, lo dimana sekarang? cepet pulang'

Jihoon menatap keluar kaca mobil, ia masih melamun. Memikirkan nasibnya yang malang. Kedua orangtuanya selalu saja bertengkar. Ia sudah sering mengalami situasi seperti ini, ia yang selalu akan jadi penenang diantaranya. Ditambah lagi dengan kekasihnya yang selalu mengecewakannya. Hidupnya seolah tak pernah bahagia. Miris memang.

Jinyoung yang penasaran tentang sosok cantik disebelahnya pun bertanya.
"Ehm maaf, sebenernya gue penasaran, kenapa lo bisa tiba-tiba dateng kerumah gue? Tolong jelasin"

Jihoon tersadar dari lamunannya, ia menatap Jinyoung. Ia paham pasti Jinyoung penasaran tentang siapa sebenarnya dirinya.

"Pacar gue, dia bilang orangtuanya mau ketemu sama gue , dia janji bakalan jemput gue malem ini dan ngajak kerumahnya, tapi tiba-tiba dia ngebatalin semuanya, akhirnya gue nekat dateng sendiri, tapi sialnya gue malah salah alamat dan berujung ketemu sama lo" ujarnya panjang lebar.

"Emang nya lu ga tau rumahnya dimana? Dan kenapa lo bisa tau rumah gue"

"Gue belum pernah diajak kerumahnya, hubungan kita itu backstreet. Gue sempet nguntit dia sampe kerumah lo, gue kira itu rumah dia"

"Kalo boleh tau siapa nama pacar lo itu?"

Jihoon melirik Jinyoung sekilas.
"Park Woojin"

Jinyoung menyernyit kaget.
"Woojin? Jadi pacarnya si Woojin itu elo?"

"Lo kenal sama dia?"

"Dia itu sahabat gue" ujar Jinyoung seraya menatap Jihoon sekilas.

"Sahabat? Tapi kenapa dia ga pernah ceritain ke gue?" Jihoon mendelik heran.

"Asal lo tau, Woojin itu ga pernah sayang sama lo" kata Jinyoung sambil tertawa remeh.

"Ga usah sok tau ya, hubungan kita udah hampir lebih dari 2 tahun, jadi ga mungkin Woojin-"

"Lebih baik lo tinggalin dia aja, dia ga baik buat lo" ujar Jinyoung lembut.

Jihoon menatapnya heran.
"Terserah apa yang mau lo bilang tentang dia, gue ga peduli. Gue tetep bakalan pertahanin hubungan ini"

"Yaudah terserah, yang penting gue udah bilang kan. Gue cuma ga mau lu disakitin sama dia"

Deg

Jihoon terdiam sejenak.
'Apa bener selama ini Woojin ga sayang sama gue' batinnya.

"Oh iya soal kesepakatan kita, lu janji kan bakalan tetep ikutin alur permainannya?" lanjut Jinyoung, namun Jihoon tetap tak bergeming.

"Gue bakal bantuin lo nyelesain masalah keluarga lo, masalah lo sama Woojin. Gue akan terus nolongin lo keluar dari semua permasalahan" lanjutnya lagi.

"Satu-satunya permasalahan yang paling mengganggu hidup gue dan pengen cepet-cepet gue hindari adalah elo" ujar Jihoon to the point.

"Masalah itu dihadapi, bukan dihindari, gimana caranya masalah itu hilang kalo ga diselesain"

Jihoon mendelik kesal.

'Justru elo yang tiba-tiba hadir dihidup gue membawa masalah'

****

Jihoon sudah sampai di rumahnya, sedangkan Jinyoung langsung pulang setelah mengantarnya.
Pemandangan pertama yang Jihoon lihat adalah kondisi rumahnya yang berantakan ulah kedua orangtuanya yang bertengkar. Ia tau ini pasti akan terjadi.

"Pah, mah, mau sampe kapan kalian berantem terus" ujarnya lirih.

Baekhyun yang sedari tadi mengurung diri dikamar setelah pertengkaran hebat tadi pun melangkahkan kakinya keluar. Dilihatnya sang anak semata wayangnya menatapnya nanar. Ia menghampirinya, lalu memeluknya erat.

"Papah sama mamah mau cerai" ujarnya.

Jihoon tersentak kaget, iya menatap wajah ibunya. Airmata kembali membasahi pipi gembilnya. Ia tak sangka hal ini akan terjadi lagi. Kedua orangtuanya akan bercerai? Sudah kesekian kalinya Jihoon tau orangtuanya punya niatan ingin bercerai sejak ia masih kecil, namun mereka tak pernah sekali pun serius memutuskan untuk bercerai dengan alasan Jihoon, anak mereka yang sangat dicintai.

"Mamah beneran mau cerai sama papah?" Ia mendongak menatap wajah Baekhyun yang juga penuh dengan airmata.

Baekhyun mengangguk pelan.

Jihoon melepaskan pelukannya, ia berlari menuju kamarnya, mengunci pintu, dan mengurung diri dikamarnya. Menenangkan pikiran sejenak.

Ia sedih meratapi nasibnya yang malang, keluarganya berantakan, kisah percintaannya tak kunjung ada titik terang.

Lelah dengan semua perasaan yang menyesakkan, perlahan ia memejamkan matanya mencoba untuk terlelap, berharap esok pagi semua akan kembali baik-baik saja seperti biasa.


TBC


Jangan lupa vomment yah😘💞
Terimakasih 💟💟

Unpredictable Marriage [Discontinued]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα