Chapter 14

1.8K 233 101
                                    


Jihoon merengut kesal, pasalnya ia merasa terganggu oleh kehadiran Guanlin. Rencana nya untuk berlibur, hanya sekedar jalan-jalan bersama sahabatnya Hyungseob terhambat. Guanlin tak sepenuhnya mengganggu kegiatan dua pria manis itu, tetapi ia bahkan dengan senang hati membelikan pernak-pernik yang dijual di pinggir jalan untuk keduanya, saat dilihatnya mereka memandang kagum pada barang lucu tersebut.

"Guan, aku kan ga minta dibeliin" ujar Jihoon kesal. Ini sudah kesekian kalinya Guanlin membelikannya sesuatu, tangannya sudah penuh dengan kantung belanjaan. Hyungseob tak ambil pusing, ia malah senang dibelikan pernak-pernik kesukaannya.

"Gapapa, aku sengaja mau beliin itu buat kalian" jawabnya santai.

"Tapi ini kebanyakan" sela Jihoon.

Guanlin tersenyum, ia mengusak rambut Jihoon lembut.
"Kita lanjut makan yuk"

Hyungseob tambah bersemangat, ia justru senang menerima tawaran makan, apalagi ditraktir oleh pria taiwan itu. Ia langsung menyeret Jihoon ke sebuah restoran, sedangkan Jihoon hanya pasrah mengikuti sahabatnya. Guanlin terkekeh melihat tingkah keduanya yang menggemaskan.

****

"Penghianat!" Woojin menggebrak meja keeja Jinyoung dengan keras. Kemarahan nya memuncak setelah mendengar pengakuan sahabatnya yang mengatakan bahwa dirinya sudah lama menyukai mantan pacarnya Jihoon.

"Jin, kalian udah putus kan? Apalagi yang perlu dipermasalahin. Salah kalo gue jalin hubungan sama dia?"

"Gue putus juga karena elu bangsat!"

Jinyoung menyeringai, ia bersandar di kursi kerjanya seraya melonggarkan ikatan dasinya yang terasa mencekik. Mendengar umpatan sahabatnya membuatnya sedikit tersulut emosi. Pasalnya ia tak tau dimana letak kesalahannya. Wajar saja jika Woojin putus dengan Jihoon karena Woojin lah penyebab retaknya hubungan tersebut. Ia sudah menyia-nyiakan Jihoon, dan sekarang pria manis itu berpaling darinya. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah, pria yang tengah menjalin hubungan dengan mantan pacarnya adalah Jinyoung sahabatnya sendiri. Woojin memang pantas menerima semua ini. Sebuah karma akibat perbuatan tak baiknya selama 2 tahun menjalin hubungan tanpa ada perasaan cinta.

Woojin berlalu dari sana. Berhadapan dengan Jinyoung membuatnya semakin geram, ia tak tau jika saja akal sehatnya tak digunakan, mungkin Jinyoung sudah terkapar dilantai akibat pukulannya. Melihat tingkah Jinyoung yang acuh, ia memilih untuk pergi, setelah sedikit puas mengatakan apa yang ingin dikatakannya, Woojin memelukan waktu sendirian, menghindari pertengkaran hebat dengan sahabatnya yang sebenarnya tak ingin ia lakukan.

Jinyoung termenung, pikirannya entah kemana. Entahlah, hatinya mendadak memunculkan perasaan aneh jika mendengar nama Jihoon. Pengakuannya tadi seolah meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia tak berniat mengatakan itu pada Woojin sahabatnya. Namun entah kenapa hanya itu yang terbesit dihatinya, dan perkataannya memang keluar begitu saja apa adanya.

Lama ia termenung, dering telpon menyadarkannya. Ia dengan segera meraih ponselnya dan menggeser layarnya menerima panggilan.

"Halo Bun"

"....."

"Iya iya aku kesana"

"....."

Tiiitt

Begitu telpon ditutup, pria itu lantas bergegas dari sana. Meninggalkan pekerjaan nya dan segera menuju ketempat Bundanya yang lebih penting.

****

"Aku permisi ke toilet dulu yah"

Jihoon pamit untuk pergi, sebenarnya ia sedikit kesal, karena Guanlin merusak acara jalan-jalannya bersama Hyungseob, tapi ia juga senang, Guanlin dengan baik hati membelikan sesuatu untuknya juga untuk sahabatnya, ditambah lagi dengan mentraktirnya makan. Sepertinya ia juga tak keberatan dengan kehadiran Guanlin. Pria itu sedikit meringankannya dari segi materi. Tapi Jihoon juga sedikit risih melihat kedekatan Guanlin dengan sahabatnya, pasalnya sedari tadi dua sejoli tersebut secara terang-terangan mengumbar kemesraan, seperti saling menyuapi satu sama lain, dan terkadang mereka tertawa bersama entah apa yang sedang dibicarakan. Padahal keduanya tak menjalin hubungan apa-apa, bahkan mereka baru saja kenal, itupun dengan perantara Jihoon.

Unpredictable Marriage [Discontinued]Where stories live. Discover now