Chapter 16

10.5K 440 47
                                    

"Sam, gue beneran minta maaf, elu mau kan maafin gue? pliss..." katanya memohon.
Bisa kulihat bahwa dia benar benar menyesal. Kulepaskan tanganku yang terus dia pegang. Kuambil minum agar tenggorokanku lancar karena sudah terasa seret dari tadi. Nando menungguku bersuara. Pandangan matanya terus mengikuti pergerakanku.

Kutatap dia sebentar, dan aku kembali memakan rotiku sengaja tak menjawabnya. Kemudian kuarahkan pandanganku kearah lain dan berekpresi sedatar mungkin. Aku ingin menghukumnya dengan membuat dia makin bersalah. Hehe...

"Saaammmm.." rengeknya panjang sambil menggoyangkan tanganku. Sebenarnya aku ingin ketawa mendengar nadanya yang seperti anak kecil minta dibelikan ice cream yang kalo beli 5 bisa gratis kaset dvd tapi kutahan agar ekspresi acuhku nampak seperti betulan.

Dia kemudian mengitari kasur agar bisa melihatku terutama mataku. Tapi kualihkan kesudut lain lagi agar mata kami tak bertemu. Namun lagi lagi dia mengikuti tatapanku kemana saja aku melihat. Begitu terus. Akhirnya aku menunduk dan mataku kuarahkan ke roti yang sedari tadi aku makan.

"Pliss Sam, liat gue." tiba tiba tangannya memegang kedua pipiku. Kepalaku didongakkan agar pandangan kami bertemu.
Glek..
Kunyahan dimulutku tertelan.
Pandanganku terkunci sekarang dan aku tak bisa berdalih lagi.

Matanya benar benar indah. Alis dan kelopak matanya terukir sempurna. Paras yang begitu flawless putih bersih. Hidung mancung dan bibir tipisnya kini dapat terlihat jelas didepanku. Wangi tubuhnya juga tercium, padahal dia memakai baju olahraga. Jantungku berdegup lumayan cepat bila menatapnya. Kali ini aku tak akan gentar menatapnya. Kuberanikan diri untuk memandanginya lebih lama, padahal aku paling tak tahan bila menatap matanya.

Kupandangi matanya dalam dalam, sengaja aku tak berkedip agar kebih intens. Cukup lama kami saling menatap, hingga dia sedikit salah tingkah. Dan matanya tak lagi menatapku. Yeah! aku menang!

"Emhm..Samm..maafin gue ya." katanya sedikit gugup

Aku mengangguk agar dia melepaskan tangan nya. Mungkin pipiku sudah berubah hangat sekarang karena kelamaan di pegangnya.

"Yes! thanks ya Sam! elu emang malaikat!" katanya girang sambil memelukku sebentar lalu tangan kanannya mengacak-acak rambutku.

Aku terpaku lagi tak bergerak. Aku tak tau harus bersikap bagaimana sekarang. Walaupun dia memelukku singkat tapi aku bisa merasakan kehangatannya.

"Yaudah nih makan lagi rotinya" katanya.

Kutatap dia terus, terutama wajahnya. Nampak dia sedikit malu malu kemudian menatapku balik tapi hanya sekejap.

~

Hubunganku dan Nando sudah seperti sedia kala. Dia juga kembali satu meja denganku. Sudah hampir setengah tahun kami berteman, banyak hal yang telah kami lalui bersama. Tapi makin kesini sikapnya ada yang sedikit berubah dari dirinya. Aku tak tau, yang pasti dia sekarang lebih tenang, lebih kalem dan sedikit tertutup.

Dulu dia juga sering melakukan kontak fisik denganku, maksutku sering merangkul, memeluk atau menyentuh bagian tubuhku tapi sekarang tidak lagi. Kini malah aku yang sering menyentuhnya seperti memegang pundaknya atau apalah dan dia hanya diam saja tak ada perlawanan. Biasanya dulu selalu ada respon tiap kali aku memegangnya tapi sekarang enggak, lebih cenderung pasrah.

Nando juga sekarang jarang menatap mataku langsung. Pasti dia langsung mengalihkan matanya bila kita saling pandang. Padahal dulu dia paling berani menatapku secara tajam. Dia seperti mati kutu bila kutatap terus, tak berani melihatku, kenapa dia? padahal aku tak punya sakit mata.

Makin kesini Nando juga makin perhatian. Biasanya dia malah menjadikan aku budaknya. Menyuruhku seenak jidatnya. Sekarang ada sisi baik yang muncul dari Nando. Contohnya, dia sering nraktir makan, ngajarin soal yang aku ga mudeng, juga nganterin pulang. Malah dia juga bawain aku jaket sama helm kalo pas bonceng dia. Trus kalo uda pulang sekolah atau pas ga lagi ada dirumah dia juga sering sms, nanyain aku lagi dimana, ngapain aja. Pokoknya bawel kalo sms-an tapi jadi kalem kalo ketemu langsung.

Boy crushWhere stories live. Discover now