DELAPAN BELAS

63K 4K 326
                                    

No edit. Jadi maafkan kalo ada typo☺
Dont forget to like, comment and subscribe😂😂

Btw, disini ada yg ikutan #30haribercerita gak di instagram? Seru banget loh itu kalian wajib coba, lumayan buat menantang aku supaya konsisten menulis.

Happy reading❤

***

Raya mendorong troli kearah kasir sementara Rafa menggendong Nath yang tertidur. Setelah membayar semua barang belanjaan, Rafa menidurkan Nath dikursi belakang. Bergegas menjalankan mobilnya keluar dari basemant mall. Disetiap sore, jam pulang kantor, Bandung akan selalu macet walau tak separah macetnya kota Jakarta. Masih ada udara yang sejuk dan pepohonan di setiap sisi jalan.

Rasa macet yang biasanya akan Rafa habiskan dengan menggerutu sepanjang jalan, kini ia habiskan dengan menggobrol santai dengan Raya. Sesekali Raya tertawa lepas saat mendengar sebuah lelucon yang terlontar dari mulut Rafa. Selalu ada saja bahan obrolan yang mereka bahas, entah itu hanya untuk menggobrolkan hal yang tidak penting.

Setelah sampai lobi hotel, Rafa kembali membantu Raya menggendong Nath sampai kamar. Rafa pamit pulang, kedua tangannya merengkuh tubuh hangat Raya. Mendekapnya erat membenamkan kepalanya dileher Raya. Telinga Raya begitu jelas mendengar degupan jantung Rafa yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Mata Rafa jatuh pada bibir mungil Raya yang begitu menggoda untuk sekedar dikecup. Saat fantasi liarnya datang tiba-tiba, suara panggilan Nath terdengar begitu jelas didepan pintu kamar membuat Rafa membuyarkan lamunan joroknya. Bagaimanapun dirinya pria normal.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya. See you next week, kalau rindu bilang aja, biar aku langsung terbang ke sini," Rafa tersenyum simpul membuat lesung pipinya terlihat jelas.

Jika diingat kembali, lesung pipi itu yang telah membuat Raya tergila-gila setengah mati oleh Rafa. Selain itu, tingkah manis dan ramahnya yang mampu membuat siapa saja akan menjerit tertahan.

Seluruh perempuan disekolahnya dulu, banyak yang mengincar Rafa. Tipe ideal boyfriend banget pada masanya, bahkan jika Raya boleh jujur hingga kini Rafa masih menjadi ideal boyfriend atau naik level menjadi future husband.

"Gak akan rindu, berat. Dilan aja yang kuat,"ujar Raya meniru kata-kata Dilan.

Rafa tertawa, "Dilan bohong, yang berat itu bukan rindu tapi Dilan."

Raya dan Rafa tertawa. Entah menertawakan apa yang jelas saat ini Raya bisa melupakan masalahnya sejenak.

Rafa membisikkan kalimat yang mampu membuat sudut bibir Raya tersenyum.

"Jangan lupa bahagia, Ra."

Rasanya, bumi berhenti berputar. Jarum jam berhenti berdetak. Kalimat Rafa membuatnya lupa, terlalu sibuk membuat orang disekitar bahagia, hingga lupa, bahwa dirinya sendiri pun perlu merasakan bahagia. Dirinya berhak mendapatkan kebahagiaan.

Setelah Rafa pergi, Raya masuk untuk melihat Nath.

"Ayah... " suara tangis Nath begitu kencang dan menggema saat meneriakan nama Alvin disela-sela tangisnya. Raya lantas mendekap Nath begitu erat.

"Sayang kenapa? Loh, kok, nangis sih?" Tanya Raya cemas sebari mengusap dahi Nath yang banjir akan keringat.

Mata Nath memandang sendu Raya seolah takut jika Raya akan memarahinya. "Nath ... "ucap Nath tersengal. "Nath ... kangen sama Ayah. Nath pengen pulang, gak mau tinggal disini. Nath pengen ketemu Ayah," rajuk Nath dengan wajah penuh air mata.

Nath kembali menangis,meraung bahkan sampai mencakar wajah Raya. Seolah ini bentuk pemberontakan darinya. Raya meringis saat kuku Nath mengenai pipinya yang sedikit mengeluarkan darah.

Hujan Berjuta Rasa(Completed)Where stories live. Discover now