Part 8

194 21 2
                                    

Kenapa Jessy tidak mengangkat telponnya? Apa di sudah tahu? Jika Orang yang akan dia nikahi adalah kakakku?

Apa hanya aku saja yang belum tahu? Apa mempermainkan perasaanku itu enyenangkan bagi mereka?

Lalu kenapa Jessy tidak pernah memberitahuku jika dia akan menikah?

Apa dia sengaja melakukannya?

"Aku harus menemuinya"

"Diamana dia? Kenapa belum pulang juga? Apa dia pergi bersama Kak Arvin?"

Itu dia.
Tapi, ada apa dengannya? Apa dia baik-baik saja?

"Jessy!"  Aku memanggilnya dan membuat dia tersentak dari lamunannya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau akan menikah?!!!" Aku benar-benar kehilangan kendali.

"Bisakah kita bicarakan hal ini nanti saja? Aku lelah" katanya tanpa niat untuk berbicara denganku.

Dia berjalan melewatiku.

Namun aku langsung mencegal tangannya.

"Kenapa kau seperti ini? " Aku tak tahu apa yang terjadi padanya, bagaimana bisa dia berubah dingin seperti ini?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Kenapa kau seperti ini? " Aku tak tahu apa yang terjadi padanya, bagaimana bisa dia berubah dingin seperti ini?

"Lepas!"
Aku tak menggubrisnya.

"Sudah kukatan, lepaskan tanganku!!!!!" Teriaknya.
Aku langsung menariknya kedalam pelukanku.

Aku langsung menariknya kedalam pelukanku

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Menangislah!. Kau tak perlu sok kuat di depan orang lain" aku memeluknya sambil menepuk pundaknya.

"Aku ingin pulang. Sampai jumpa besok" katanya lemudian berlari memasuki rumahnya.

Aku tak tahu apa yang terjadi padanya.

Apa ini ada kaitannya dengan pernikahan ini? Apa dia begitu karena aku memaksanya tadi?

*
Aku memasuki rumah.

Hari ini begitu menyebalkan.

Kenapa aku harus mengingatnya lagi hari ini?

"Darimana saja kau?"
Aku terkejut memdengar suara itu. Suara yang belakangan ini sangat menggangguku.

Dia bediri dengan menyilangkan tangan di dadanya, dengan tatapan datar seperti biasaya.

Dia bediri dengan menyilangkan tangan di dadanya, dengan tatapan datar seperti biasaya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Aku hanya pergi ke supermarket"
K

ataku sambil masuk ke kamarku.

"Kau mau kemana?" Aku bertanya karena dia terus mengikutiku hingga ke depan kamar.

"Kenapa? Apa aku tak boleh masuk?" Tanyanya sambil mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.

"Tentu saja tidak boleh. Lagipula, apa yang sebenarnya kau lakukan disini. Apa yang kau lakukan di rumahku?!" Tanyaku dengan kesal.

"Kau pikir ini adalah kemauanku? Kau kira aku ingin datang ke sini?"
Apa apaan pria ini?

"Ini karena kau. Jika bukan karena kau yang takut tidur sendirian di rumah ini, aku tak akan disuruh oleh Mamah mu untuk menginap disini!" Jelasnya dengan nada dingin.

"Kau tidak perlu melakukannya. Ada Hana disini. Jadi kau bisa pergi"
Hana adalah pembantu rumah tangga disini.

Aku memang memilih untuk tinggal berdua bersama Hana.
Aku meninggalkan rumah utama. Karena menurutku tempat itu terlalu luas dan sunyi.

"Apa kau lupa jika Hana sedang cuti?"

" Baiklah, terserah kau saja. Aku tidak peduli!" Teriakku dan langsung menutup pintu kamar dengan keras.

LOVE NEVER KNOW [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora