Part 2

523 41 2
                                    

"Kau akan pulang lebih awal?" Tanya Sean saat dia mengampiriku di kelas.

"Yah, begitulah. Sepertinya Mamah benar-benar niat ingin makan malam kali ini sampai menyuruhku pulang lebih awal" jelasku sambil membereskan buku-bukuku dan memasukkannya kedalam tas.

"Dan kau terlihat tampak senang karena itu, right?"

"Yah, tentu saja. Ini adalah makan malam pertama kami setelah 2 tahun" jawabku tanpa menghilangkan senyum di wajahku.

"Baru kali ini aku melihatmu sesenang ini" katanya sambil mengacak-acak rambutku.

"Kau akan pergi sekarang?" Tanya Aleen yang tiba-tiba menghampiriku.

"Yah. Karena mamah menyuruhku untuk mampir ke butik dulu"

"Kalau begitu, aku pergi yah" lanjutku .

"Hati-hati di jalan. Pulanglah dengan selamat, kami akan sangat merindukanmu" Rengek Aleen sambil memelukku.

Aku hanya tersenyum geli menanggapi tingkah sok manisnya itu. Padahal aku hanya akan makam malam bersama keluargaku, tapi yang dia lakukan seakan-akan aku akan pergi jauh. Mungkin ke Madagaskar.

*

"Silakan Nona. Kami sudah menyiapkan pakaian untuk Nona" jelas seorang karyawan butik tersebut.

"Ah,iya. Baiklah" jawabku canggung.

Apa mesti harus seperti ini? Padahal ini hanya makan malam bersama mamah dan papah.
Ah, entahlah. Mungkin mereka ingin melihatku tampak cantik. Maybe.

Beberapa menit kemuadian aku selesai berdandan. Entahlah, aku bahkan tidak meminta apapun.

Tapi kata para pegawai butik itu, ini semua atas permintaan Mamahku.

Aku mengenakan sebuah dress berwarna biru yang dipadukan dengan high heels berwarna grey

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Aku mengenakan sebuah dress berwarna biru yang dipadukan dengan high heels berwarna grey.

Aku tersenyum menatap diriku pada pantulan cermin di ruangan itu.

"Kau tampak sangat cantik dan anggun seperti ibumu saat masih muda, sayang" puji seoarang wanita paruh baya.
Wanita ini adalah tante Meriana, pemilik butikyang sudah menjadi langganan mamah sejak muda.

"Terimakasih tante" jawabku sambil tersipu malu.

*

"Yah, dia sekarang tengah melanjutkan S-3 nya Harvard University jurusan manajemen bisnis" ujar seoarang wanita paruh baya pada itu pada lawan bicaranya.

"Sepertinya dia benar-benar pria yang hebat. Saya tidak yakin mengapa anda memilih putri saya untuk bersanding dengannya" ujar wanita yang satunya.

"Itu... Bukankah itu putri anda?" Kata Amira sambil menunjuk ke arah wanita yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Ah, ya. Benar. " Jawab Anna.

"Kau datang sayang"  sapa Anna pada putrinya dengan lembut.

"Apa Jessy terlambat?" Tanyaku sambil tersenyum ke arah Mamah dan Papah.

"Ah, tidak sayang. Duduklah" ujar mamah dengan lembut. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun Mamah berbicara dengan sngat lembut padaku.

"Wah, jadi ini putri keluarga Deviano itu? Wah,kau tampak sangat cantik jika dilihat secara langsung" puji Amira dengan lembut.

"Terimakasih atas pujian Nyonya. Tapi.... Nyonya ini..."

"Ah, perkenalkan. Ini adalah Nyonya Amira dari Dirgantara Group" ujar Anna memperkenalkan Amira pada Jessy.

"...beliau adalah calon ibu meetuamu" sambung Anna yang seketika mbuat Jessy terkejut bukan kepalang.

Jessy bingung.
Banyak sekali pertanyaan yang gini terus menari di kepalanya.
Calon ibu mertua? Apa ini lelucon? Bgaimana bisa?

"...ibuu..."

"Maaf, saya terlambat" ucapanku terhenti saat seseorang yang tak ku kenali datng dan langsung duduk di meja kami.

"Ah, tak apa" ujar para orang tua hampir bersamaan.

Aku kehabisan kata-kata. Aku tak mengenal siapa pria dihadapanku ini yang tiba-tiba akan menikahiku?? Aku ini goyonan?

Menikah?
Aku bahkan belum tamat SMA dan meraka menyuruhku menikah?

"Jadi, kapan rencananya pertunangan mereka akan dilaksanakan?" Tanya Mamah

"Bagaimana kalau bulan ini? Pertengahan bulan? Bagaimana?" Ujar  Amira.

"Bagaimana menurut kalian?" Tanya Mamah pada kami.
Eh, kami? Sejak kapan aku dan dia jadi kami?
Ah, ini membuatku gila.

Jadi ini alasan mengapa mamah mengajakku untuk makan malam bersama? Untuk perjodohan konyol ini?

Sakit? Kecewa? Tentu saja.
Aku terus mengutuk diri sendiri. Memangnya apa yang sudah kuharapkan seharian ini?

Ah, ini salahku yang terlalu berharap pada mereka berdua.
Dan aku sangat yakin, jika peenikahan ini terjadi karena bisnis konyol merka.
Aku benar-benar muak. Tapi apa yang bisa kulakukan? Berteriak? Jika ini rumah mungkin aku akan melakukannya.

"Aku terserah pada kalian saja" jawab laki-laki yang bahkan aku sudah lupa siapa namanya tadi.

"Lalu, bagaimana dengan Jessy?" Tanya tante Amira.

"Ituu.... Aku..."
Perkataanku terhenti saat imMamah menggenggam tanganku dengan tatapan memohon.

Aku bingung apa yang harus kulakukan.

Aku tak ingin Mamah bersedih.

"Aku juga, terserah pada kepurusan kalian" jawabku yang di sambut tatapan hangat dari mamah.

"Aku juga, terserah pada kepurusan kalian" jawabku yang di sambut tatapan hangat dari mamah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Yoo seung ho as Arvino ( calon suami Jessy)

LOVE NEVER KNOW [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant