Part 6

257 29 1
                                    

"Apa kau akan terus mengabaikan kakamu seperti itu?"Tanya Arvino pada Sean.

"Apa itu penting bagimu? Sejak kapan kau peduli denganku?" Tanya Sean dengan tatapn sinisnya.

Sean masuk kedalam kamarnya sambil membanting pintu dengan keras.

Kemudian dia keluar lagi dengan tatapan penuh kebenciannya pada sang kakak.

Sean berlari ke arah Arvino dan langsung menghajar wajah kakaknya dengan penuh kebencian.

"Apa yang kau lakukan!?" Tanya Arvino yang tak mengerti apa yang terjadi pada Sean.

"Apa kau bodoh? Apa kau pura-pura bodoh?..."
Tanya Sean sambil menarik kerah baju kakaknya.

Arvino hanya diam, menunggu apa yang akan dilakukan oleh adiknya itu.

"Kau.... Kau pikir siapa wanita yang ingin kau nikahi? Apa kau mengenalnya?" Teriak Sean dengan tubuh yang mulai melemah.

Sean menangis, untuk pertama kalinya, dalam hidup Arvino melihat adiknya menagis seperti itu.

"Kenapa kau selalu saja merebut  semuanya dariku? Kenapa kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang aku inginkan. Kenapa harus kau dan selalu saja kau?!!!" Sean benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Apa dia milikmu?" Tanya Arvino dengan menampilkan seringainya.

"Apa?!" Sean terkejut mendengar pertanyaan Arvino.

"Aku tanya, apakah dia itu milikmu?!!" Sean mematung.
Yah, memang benar.
Belum ada ikatan yang jelas antar dirinya dan Jessy. Tapi tetap saja, Sean yang lebih dulu mengenal Jessy.
Sean yang lebih dulu jatuh cinta pada Jessy.

"Lihat?! Kau bahkan tidak bisa mengatakan apapun" Arvino betjalan menaiki tangga dan meninggalkan Sean sendirian di ruang tamu.

*

"Lepaskan kami!!" Teriak seorang remaja SMP tersebut.

"Jessy, tenang. Genggam tanganku. Kita akan baik-baik saja" kata laki-lagi tersebut pada gadis di sampingnya.

Mereka mencoba saling mendekat meski kedua tangan dan kaki mereka sama-sama terikat.

Tiba-tiba saja muncul seorang pria dewasa dan menarik kaki Jessy.

"Lepaskan aku" teriak Jessy yang tidak digubris oleh pria itu.

Tiba-tiba saja saat pria itu tengah melepaskan ikatan di tangan Hessy, dengan cepat Jessy meraih sebuah balok yang ada tepat di sampingnya.

Jessy berhasil memukul kepala pria itu. Namun pria itu berhasil membalas dan memukul Jessy bertubi-tubi.

Jessy terluka dan mengeluarkan banyak darah.

Sedangkan bocah lelaki yang sejak tadi berusaha melepaskan diri berhasil, dan langsung meraih sebuah pisau dan menusukkannya pada dada pria tadi.

Pria itu tumbang.

Kemudian laki-laki itu berlari ke arah Jessy.

"A...aku... Aku tidak membunuhnya. Aku bukan pembunuh!!" Teriaknya dan berlari keluar meninggalkan Jessy.

Jessy mencoba untuk memanggilnya, tapi dia tidak mampu. Dia kehilangan banyak darah.

Beberapa saat kemudian terdengar sirine mobil polisi dan ambulans saling berkejaran.

Jessy mulai kehilangan kesadarannya dan pingsan.

*

Jessy terbangun dengan keringat yang becucuran dan nafas yang cepat.

" Kenapa aku terus memimpikan mimpi aneh dan mengerikan itu? Dan siapa laki-laki itu, aku benar-bebar bingung" gumamnya.

" Kenapa mimpi itu terasa sangat menyakitkan hingga membuatku tak bisa bernapas setiap memimpikannya?!"

LOVE NEVER KNOW [TAMAT]Where stories live. Discover now