21

106 9 2
                                    

Lemot sekali updatenya, pasti pada lupa ceritanya :))

Alex melempar sepatunya dengan asal. Pria itu benar-benar kesal atas nasibnya sendiri pagi ini. Ia segera menuju dapur tanpa peduli jikalau madre dan Marc memanggilnya.

Damn!Shit!” umpatnya berkali-kali. Ia gagal, gagal membantu Marc mencari informasi tentang Ellysha. Dan ia sangat emosi kali ini. Diletakkannya keranjang buah pesanan madrenya dengan hentakan yang cukup keras. Untung saja keranjang itu dilapisi lagi dengan plastik tebal, jika tidak mungkin isinya akan berhamburan ke mana-mana.

“Letakkan dengan benar, Lex. Jangan sembarangan.” Teriak madre dari ruang tamu. Alex hanya mendengus, dan mau tidak mau ia menuruti perintah sang Ibu.

“Tidak seperti biasanya, kau lama sekali.” Marc mengambil air putih yang sudah disediakan di atas meja makan.

“Jose tidak menjemputmu?” Alex duduk di kursi makan, sambil mengecek ponselnya. Pria jangkung ini tidak mau jika kakaknya membahas dan bertanya apa saja yang dilakukannya tadi di toko buah langganan ibunya.

“Aku menyuruhnya untuk menunda pertemuan kami. Aku ingin menemui Ellysha lagi, mungkin saja ia sedang berada di kampus sekarang.” Jawab Marc santai sambil merapikan hoodienya. Bisa-bisanya sekarang Marc mengundur jadwal pertemuannya hanya untuk menemui Ellysha. Alex pun tertegun mendengarnya.

“Dia tidak ada dikampus.” Tukas Alex tanpa menoleh ke arah Marc, dan masih memainkan ponselnya.

“Kau tahu darimana? Apa kau tadi pergi ke kampus? Kau tidak menemukannya di sana?” tanya Marc bertubi-tubi. Alex salah bicara. Tidak seharusnya ia berbicara sambil memainkan ponselnya, dan akibatnya begini, ia harus mencari alibi agar Marc tidak menuduhnya macam-macam.

“Aku belum selesai bicara Marc. Menurutku, dia tidak ada di kampus. Aku hanya berpendapat saja.” Jawab Alex sesantai mungkin, mencoba untuk tidak membuat Marc beranggapan aneh padanya. Meski kenyataannya, ia tahu sesuatu dan ia belum siap untuk menceritakannya pada Marc.

Marc diam tanpa ekspresi. Baru kehilangan Ellysha beberapa jam, pria itu sudah gelisah seperti tidak makan selama seminggu, apalagi kehilangan Ellysha beberapa hari, atau minggu.

“Kau tetap akan mencarinya?” tanya Alex memastikan. Berharap Marc akan berubah pikiran dan lebih memilih menyiapkan pertemuan dengan timnya.

Marc tampak berpikir, kemudian ia berlangkah ria, “Aku akan mencarinya sekali lagi untuk hari ini.” Ucap Marc meninggalkan Alex yang terpaku di kursi sambil menatap kepergian kakaknya.

Dasar Marc keras kepala. Batinnya berucap.

“Hei! Wanita bersweater biru!” seru Alex mencoba mencegah kepergian wanita yang ia duga adalah teman dekat Ellysha. Namun wanita itu berlangkah dengan cepat seperti akan berlari, mencoba menghindari panggilan dari Alex.

Not Sacrifice (Marc Marquez Fanfiction)Where stories live. Discover now