12

178 22 21
                                    

Masih ingat alur ceritanya? Kalau lupa tengok ke sebelumnya, hihi.

Mulmed : El habis nonton balapan, dah ganti baju.

"Apa ini?" tanya Ellysha saat menerima paper bag yang diberikan Alex padanya.

"Itu untukmu. Kau bisa memakainya untuk menontonku balapan nanti." Alex mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum lebar. Ellysha yang duduk dihadapan pria jangkung itu tampak sedang memikirkan sesuatu dengan keningnya yang sedikit terangkat.

"Ekspresi macam apa itu? Kau harusnya berterima kasih padaku." cetus Alex sambil menyamankan posisi duduknya.

Ellysha sedang membuat buket bunga mawar putih saat tiba-tiba Alex menepuk pundaknya pelan. Pria itu memakai jaket hitam dan kacamata biru bermerk miliknya. Awalnya Ellysha tak mengenali pria jangkung itu, namun setelah mendengar suara berat khas Alex, ia langsung menghentikan kegiatannya dan mempersilakan Alex duduk.

"Wait ... Tetaplah di sini, akan kuambilkan sesuatu untukmu," ucap Ellysha. Wanita kurus berkacamata itu berlari kecil menuju sebuah rak bunga yang tersusun rapi dengan banyak jenis buket bunga.

Satu cup cortado yang ada di atas meja dihisap Alex dengan perlahan karena masih panas. Ellysha yang membelikan untuknya. Wanita itu mengingatkan Alex pada Harmonie, meskipun mereka tidak mirip tapi Alex masih bisa merasakan kehadiran Harmonie di diri Ellysha. Sudah beberapa minggu putus, Alex masih tetap merindukan wanita penjahat itu, yang tak pernah Alex ketahui lagi bagaimana kabarnya.

"Ini untukmu. Anggap sebagai bayarannya." Ellysha meletakkan buket Angelica di atas meja yang mereka tempati. Wanita itu kembali duduk dan tersenyum tipis kepada Alex sembari mencoba membuka paper bag yang diberikan untuknya.

Sementara itu, jemari panjang Alex menyentuh batang Angelica itu. Merasa ditipu karena ternyata bunga yang diberikan Ellysha adalah palsu, segera dikembalikannya Angelica itu pada si pemberinya.

"Aku tak membutuhkan ini." ucap Alex sambil mendengus. Pandangannya ia alihkan ke arah lain. Untung saja matanya jeli, pria jangkung itu dapat menangkap sosok kakaknya memasuki toko bunga. Ellysha yang merasa tak dihargai segera mengambil bunga itu dan berniat mengembalikannya ke rak semula. "Baiklah, ini bisa kujual lagi."

"Tidak tidak. Berikan saja padaku, aku menyukai pemberianmu." pekik Alex segera mengambil alih buket Angelica itu dari tangan Ellysha. Wanita berkacamata itu terlihat geram dengan mencebikkan bibirnya dan melotot ke arah Alex yang cengingisan tidak jelas.

"Jangan lupa minggu ini kau harus menontonku dan memakai baju yang kuberikan," ucap Alex setengah berbisik dan segera berdiri dari tempat duduknya kala menyadari derap langkah yang berjalan mendekati dirinya dan Ellysha, yang dapat ia pastikan itu adalah Marc.

"Jaga dirimu, te amor." ucap Alex menaikkan nada bicaranya,  mengusap pucuk kepala Ellysha dengan sengaja yang membuat wanita itu mendongakkan kepala bingung.

"Alex?"

"Marc, ayo kita pulang. Toko bunga ini akan segera tutup, benar kan El? Kau telat datang." Alex membawa Marc menuju ke luar toko dengan merangkul bahu kakaknya itu, bermaksud mencegat Marc menemui Ellysha. Marc menolehkan kepalanya ke belakang melirik Ellysha yang hanya mengangkat kedua bahunya pertanda tak tahu apa-apa.

Marc memaksa melepaskan rangkulan tangan Alex di bahunya. Sekarang ia benar-benar heran dengan kelakuan adiknya.

"Ada apa denganmu? Dan bunga itu untuk siapa?" tanya Marc sembari menunjuk buket Angelica yang ada di tangan kiri Alex. Pria jangkung itu tak mengeluarkan sepatah kata apapun sembari memasuki mobil Marc dan berniat mengemudikannya.

Not Sacrifice (Marc Marquez Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang