Prolog

156 46 64
                                        


Aku masih terus berjalan menyusuri jalanan yang basah dimana-mana, musim hujan di bulan Desember rasanya seperti satu hal yang biasa satu hal yang tidak ada artinya tapi, bagaimana di hari ini detik ini juga hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya akan menjadi seperti dongeng-dongeng yang sering aku baca menjadi seperti kisah-kisah yang endingnya selalu bahagia.

Aku berniat berteduh di sebuah supermarket yang sudah tutup, ya sekarang sudah lewat tengah malam dan seorang gadis masih berkeliaran di malam yang sunyi dan dingin ini.
Tapi, bagaimana lagi tugas yang sangat penting itu harus diselesaikan secepat mungkin, seperti alarm kematian seandainya aku tak melakukan ini.

Kacamata yang aku pakai berkali-kali terkena cipratan-cipratan air hujan yang jatuh, mengganggu penglihatan ke depan yang tak aku sadari bahwa seseorang juga sedang berteduh di sampingku. Perasaanku menjadi takut dan bingung, bagaimana bisa ada orang yang masih berkeliaran tengah malam begini, kukira hanya diriku saja yang berada di luar.

Hujan masih deras mengguyur bumi bulan desember ini, udara yang sangat dingin ditambah hari sudah sangat larut menambah kedinginan ini.

Kesunyian yang masih tetap bertahan sejak aku berteduh sedari tadi berubah setelah satu kalimat dari seseorang yang duduk di sebelahku.

"Anda kedinginan?" Kalimat yang membuat diriku melirik ke sebelahku, tepatnya kepada seseorang yang berada di sampingku.

Aku melihat jari-jari tanganku yang mulai memutih karena kedinginan, buku-buku yang aku pegang seperti penghambat kedinginanku sementara, aku tak menggubris pertanyaanya, bukan apa-apa aku hanya takut dia bukan orang baik.

Karena tidak mendapat jawaban dia kembali diam, seiring dengan kesuyian yang kembali lagi, seiring itu juga hujan berhenti. Aku buru-buru mengambil seribu langkah untuk pergi dari tempat ini, rumahku tidak jauh lagi, tetapi aku harus cepat atau mungkin saja hujan akan datang lagi, siapa tau kan.

"Hei!"

Panggilan seseorang yang aku abaikan, aku terus berjalan dengan cepat dan berlalu meninggalkan laki-laki itu.

"Buku mu ketinggalan."

Different WayDonde viven las historias. Descúbrelo ahora