Pendatang baru

218 12 4
                                    

" Terkadang takdir sama seperti angin, menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh, berserakan semua yang diterpanya "

******

Kini, Aku masih menatapnya dengan sunyi. Bagaimana bisa seseorang yang asing, tiba-tiba datang di hidupku, aku percaya bahwa setiap pertemuan adalah bagian dari takdir-Nya, pasti terdapat banyak hikmah yang dapat kuambil didalamnya.

"Hey, kok malah ngelamun sih, gimana? mau gak bantu aku buat hijrah? ".
Kata katanya seketika membuatku tersadar dari lamunan panjangku.

"i i..iyaa, insha Allah aku mau kok. Tapi hijrah itu kan harus didasari niat terlebih dahulu dari lubuk hati yang paling dalam, dan bertekad untuk memperbaiki diri, apakah kamu sanggup dan siap untuk berhijrah dijalan Allah? Termasuk meninggalkan wanita yang kamu cintai saat ini, dan mengakhiri hubungan yang tidak halal itu?"

" Iya, aku sangat ingin berhijrah dijalan Allah, aku ingin menjadi seseorang yang lebih baik, Demi Allah, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku berniat dan bertekad ingin mengejar cinta Allah, sebagai langkah awalku berhijrah, aku akan berusaha perlahan meninggalkan hubungan yang tak halal itu, aku akan meninggalkan wanita yang sangat kucintai hanya karena Allah,  dan aku akan mencoba mengikhlaskannya mulai detik ini ".

" Yang sabar ya akhi, percayalah bahwa suatu saat nanti akan ada wanita yang sangat menghargai kesetiaan dan ketulusan akhi. Jika memang wanita itu jodoh akhi, pasti akan dipersatukan oleh Allah bagaimanapun caranya. Bersabarlah :) tunggu saja jawaban dari Allah ".

"Faizah, kamu bicara sama siapa nak? kok nggak disuruh masuk dulu sih, mending ngobrolnya di dalam aja, udah adzan magrib tuh, dari pada berdiri diluar".
Suara ummi tiba-tiba mengagetkanku.

"Aduh gimana nih, udah dulu ya ngobrolnya, Maaf ini bukan waktu yang tepat akhi, lagian ini juga waktunya untuk sholat magrib, maaf yaa, pembicaraan kita harus kita akhiri sampai disini, insyaallah kita sambung lagi, di lain waktu jika Allah masih menakdirkan kita untuk bertemu kembali, dan sekali lagi terimakasih banyak sudah mau mengembalikan dompetku :) ".

Ucapku panik dengan terburu buru lalu segera menutup pintu rumah dengan rasa berat dan terpaksa, memang terlihat tidak sopan, tapi kali ini aku benar benar ingin menyudahi pembicaraanku dengannya, sebab aku tak ingin timbul fitnah dan ditanyai ibu dengan berbagai macam pertanyaan yang nantinya akan  menyulitkanku, karena sejujurnya aku juga belum pernah membawa laki-laki selain mahram masuk kedalam rumah.

"Nak, siapa itu tadi? kok kayaknya ummi dengar suaranya laki laki ya? Siapa hayooo? Kok nggak diajak masuk dulu sih, takut ketauan ummi yaa? Hayooo".
Tanya ummi dengan semangat dan dengan nada yang sedikit menggodaku.

"Ah ummi, apaan sih mi, bukan siapa siapa kok, aku aja gak kenal dia siapa, dia itu laki laki yang nemuin dompet faizah yang jatuh dijalan mi, makanya dia kesini untuk mengembalikan dompet ini, Ada uangnya nih mi dalemnya, masih utuh kok. Alhamdulillah :) dia orang yang jujur ummi" jawabku sambil menunjukkan dompetku kepada ummi

" Alhamdulillah ya nak, yaudah sana cepet sholat maghrib, keburu habis nanti waktunya ".

"Siap ummi :)"

Aku melangkahkan kaki untuk segera mengambil air wudhu dan menunaikan sholat magrib,

Seusai sholat, sekilas terlintas di benakku tentang lelaki asing itu, aku lupa belum menanyai namanya, atau bahkan tempat tinggalnya. Menurutku, dia laki laki yang baik dan jujur. Buktinya, meskipun penampilannya terlihat acak acakan seperti pemuda yang nakal, tetapi dia sangat jujur, dan mau mengembalikan dompetku yang berisi kurang lebih terdapat uang 500 ribu didalamnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mengejar Cinta AllahWhere stories live. Discover now