18

15 1 0
                                    

"Kurasa sudah saatnya kau mendengar apa yang sedang terjadi padamu,"

🍃

Gerard memarkirkan mobil didepan rumah Stella, setelah berfikir apa yang harus dikatakannya nanti, Gerard akhirnya keluar dari mobil dan mengetuk pintu rumah Stella.

Sebelumnya, Gerard sudah memberitahu Titus, Garry dan Geraldine untuk datang ke rumah Stella. Hanya mereka saja yang terlambat karena urusan masing-masing.

Ketika Stella membukakan pintu, Stella tersenyum menyapa ayahnya seakan tidak ada kejadian kemarin, "Hai dad, pagi sekali," sapanya lalu Stella menyuruh Gerard masuk kerumah.

"Besok kau sekolah kan?" tanya Gerard yang diangguki Stella.

"Aku sangat tidak sabar, naik apa aku kesana dad?"

"Bus? Angkutan? Ojek 'kan banyak Stella," senyum lebar Stella perlahan luntur menjadi senyum tipis.

"Apa dad sudah sarapan?" Gerard mengangguk lalu mengecek jam di pergelangan tangannya.

Dimana mereka, ck, lamban.

"Menunggu seseorang dad?" tanya Stella.

Gerard mengecek jam tangannya sekali lagi, "Ya, Nix dan beberapa orang lain akan kemari,"

Stella bingung, "Tapi kenapa? Untuk apa?" tanyanya.

Gerard tersenyum lemah, "Sudah saatnya kau tahu yang sebenarnya, aku tidak ingin membebanimu dengan kenangan masa lalu yang kabur, Stella,"

Stella paham maksud ayahnya, entah kenapa degupan didalam dadanya menjadi lebih cepat.

-+-

"Selamat pagi! Permisi!" Gerard dengan kesal berdiri dari sofa dan menuju pintu utama membukanya dan menyuruh gerombolan orang itu masuk.

Stella meletakan nampan berisi minuman itu di meja ruang tengah, tempat dimana orang-orang yang dimaksud Gerard berkumpul.

Nix disini juga?

Tante G? Apa mereka datang bersamaan?

Dan Wolf juga adiknya, mereka diundang?

Dan siapa dua pria yang hampir mirip dengan ayahnya itu?

"Duduklah Stella," kata Gerard setelah menutup pintu rumah lalu berjalan menuju ruang tengah, sekarang ruang tengahnya persis seperti ruang tengah yang diharapkannya dulu, berkumpul dengan sanak keluarganya.

Tapi bedanya, aura disini membingungkan dan mencekam secara bersamaan.

"Pertama-tama, kenalkan, ini Titus, kakakku, dan Garry saudara kembarku," reaksi pertama Stella hanyalah terkejut, sama halnya dengan Wolf, adiknya dan Nix.

"Kalian saudara?" tanya Geraldine yang diangguki ketiganya.

"Seharusnya ada seseorang lain lagi yang datang ditempat ini, tapi dia sulit dihubungi, oleh sebab itu aku tidak bisa membahas hal yang paling penting dari pertemuan ini," terdengar Garry dan Titus menghela nafas.

"Jadi Wolf dan Erinda adalah sepupuku?" tanya Stella canggung, pasalnya wajah terkejut Wolf dari tadi membuatnya gemas.

"Iya, cukup jelas." jawab Garry.

PIECES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang