14

26 1 0
                                    

"Kesalahan masa lalu yang terus bergema dikepala membuatmu selalu merasa bersalah,"

🍃

Bryant harusnya sangat bersyukur karena bisa menjalin hubungan lagi dengan Stella setelah hubungan mereka yang terputus begitu saja tanpa status selama tiga tahun.

Bryant kembali ke rumahnya, diantar dengan dokter yang tadi tentunya.

"Lanjutkan adaptasimu, jangan takut kau akan baik-baik saja," kata terakhir sang dokter setelah mengantarkan Bryant.

Bryant masuk ke rumah dan disambut dengan kakaknya.

"Gue udah baikan," kata Bryant.

"Sama siapa?" tanya kakaknya.

"Stella, sama temennya juga," hal itu dikatakan Bryant dengan bahagia seakan beribu beban di pundaknya sudah hilang.

"Bagus deh, terus, lo balikan juga?"

"Iya, kok lo tau?"

"Wajah lo beda," kata kakaknya sambil tersenyum.

"Lo tau kak, ternyata gue bukan pembunuh mama Stella," kata Bryant pelan.

"Lha terus? Siapa dong kalo bukan lo?" tanya kakaknya ikut duduk di sofa.

"Gue emang yang nabrak, tapi bukan mama Stella korbanya," Kakaknya mengerutkan dahi.

"Kok bisa?" Bryant menggeleng menjawab pertanyaan kakaknya.

"Kak, asal lo tau, gue udah seneng banget bisa mempererbaiki hubungan gue sama Stella, tapi sisi lain, gue juga masih takut, karena gue udah bunuh orang," kata Bryant kemudian.

"Gue ikut seneng," kata kakaknya.

-+-

Nix dalam perjalanannya menuju rumah Stella. Iya kalian tidak salah membaca, Nix terlalu kangen dengan bocah perempuan itu hingga dia tidak bisa lama-lama jauh dari Stella.

Setelah memohon pada mamanya dan memaksa Calum untuk mengantarnya, Nix tersenyum senang didalam mobil yang tengah dikendarai Calum.

"Ketawa lo, ketawa sampe puas," kata Calum.

Nix terkekeh, "Ayolah, lo juga bisa ketemu Stella ntar," kata Nix membujuk.

"Yang ada lo yang pacaran sama dia, gue dikacangin," Nix menjitak kepala Calum.

"Enak aja, gue gak pacaran," kata Nix.

Calum membunyikan klakson lalu memarkirkan mobilnya didepan pekarangan rumah Stella.

"Turun sono," kata Calum.

"Sama lo juga dong," Calum akhirnya keluar.

Stella yang berada diambang pintu rumah menganga, "Loh, kalian kesini?"

"Nix kangen, tadi aja sampe nangis-nangis~"

"Mulut lo ember ya," kata Nix sambil menutup bibir Calum.

-+-

"Nix kangen yaa?" tanya Stella setelah mereka masuk ke rumah dan bersantai di sofa. Tanpa Calum, karena katanya tadi ingin beli makanan.

"Engga yee. Kepedean lo," Stella menatapnya dengan senyuman tercetak di wajahnya.

"Kenapa lo? Seneng banget," tanya Nix.

PIECES ✔Where stories live. Discover now