6. Pedekate (2) Kejutan di Taman Air Mancur

53 6 0
                                    

Selama pembelajaran mata kuliah, Safira tidak henti hentinya tersenyum sendiri. Santi yang melihat sahabatnya seperti itu kini tengah berbisik "Shhh,,, Ra lo kenapa?"

"M... nggak, nggak papa kok"

"Trus kenapa lo senyum senyum sendiri? Gak jelas amat"

"Udahh,, nanti kita lanjut aja, yah" ucap Safira takut jika sampai ia ditegur oleh dosennya Bu Tia.

"Yah, baiklah sampai di sini dulu materi kita hari ini. Dan Safira, terima kasih karena kamu sudah menyelesaikan tugas yang ibu berikan kepada kamu. Hasilnya sangat bagus" puji Bu Tia sambil mengakhiri mata kuliah.

"Iya bu, sama sama" balas Safira.

Bu Tia pun berlalu dari kelas. Santi yang sudah tidak sabar mendengar cerita Safira kini ia sudah berada di samping sahabat lugunya itu.

"Ra, ceritain dong. Apa aja kegiatan lo pagi tadi sama Aska?" Tanya Santi yang sebenarnya ia sudah tau, tapi untuk yang di kantin tadi, ia tidak mengetahuinya. Aska sendirilah yang membuat rencananya tanpa sepengetahuan dari Santi.

"Entar, dong San. Nggak sabaran aja lo" ucap Safira sambil merapikan alat tulisnya.

"Yaudah cepetan. Kita ngomongnya di kantin aja supaya lebih enakan aja"

Saat Santi berbicara dengan Safira, ia tidak sengaja melihat Aska yang segera akan keluar dari kelas "Ra, Aska tuh," ucapnya sambil melirik Aska dari belakang.

Safira pun melirik ke Aska yang sedang melewatinya. Tatapan mereka pun saling bertemu, Aska tersenyum pada Safira dan Safira pun balas tersenyum juga pada Aska. Santi mencoba menggoda Safira "ciiee, yang udah mulai dekat, nih"

"Apaan sih... udah yuk" ucap Safira mengalihkan pembicaraan.

****

Suasana kantin pada pukul 2 siang ini begitu ramai. Safira dan Santi kini menyantap makanannya. "Ra, ceritain apa aja yang terjadi, sampai lo senyum senyum nggak jelas kayak tadi?" Ucap Santi sambil memasukkan makanan ke mulutnya.

"Jadi gini, tadi pagi gue ketemu sama Aska pas di depan kompleks"

"Trus, trus?"

"Ya gitu. Dia ngajak gue ikut sama dia. Tapi gue berusaha nolak"

"Yah, Ra ngapain juga lo nolak dia. Gini nih, ya Ra gue bilangin sama lo. Apapun yang Aska tawarin sama lo, lo nggak usah nolak. Kapan lagi coba, lo bisa dapat cowok baik kayak dia"

"Masalahnya San, gue tuh nggak enak sama dia. Apalagi baru kenal sama dia. Tapi nih, yah tadi pas sampai kampus dia ngajak gue ke sini"

"Kantin maksud lo?"

Safira mengangguk dengan antusias "iya. Trus lo tau nggak apa yang dia pesan?"

"Makanan sama minuman lah, apa lagi?" Tebak Santi.

"Dia itu nyatanya cuma pesan teh manis aja. Gue pikir dia itu mau makan, tapi nyatanya dia cuma pesan satu gelas aja. Dan lo tau, di dalam segelas teh manis itu ada sedotannya dua"

Santi mengernyit "sedotan? Dua?"

"Iya"

"Buat siapa satunya. Oh gue tau, pasti itu buat lo, ya kan?"

"Bener banget. Gue tuh awalnya bingung. Kenapa coba dia ngelakuin hal selebay kayak gitu. Trus dia ngenawarin gue buat jalin persahabatan sama dia"

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang