1.9. LunatiC : 1 years later~

Mulai dari awal
                                    

"Hahaha iya iya," jawabku sambil terkekeh pelan "Jadi, apa kau mau es krim?"

Rika mengangguk sambil tersenyum manis.

"Vanila" ucapnya.

"Baiklah, tuan puteri!" Godaku padanya.

"Pak, es krim vanila dan Coklat satu" pesanku.

"Hei, Erick!" Aku terlonjak kaget ketika mendengar suara seseorang memanggilku. Aku menoleh kesamping dan mendapati seorang gadis *ehm* cantik *ehm* berjalan kearahku.

Tunggu... sepertinya aku mengenal gadis itu.

"Ini benar Erick, kan?" Tanyanya ketika telah berada disampingku.

Aku mengangguk canggung. "Oh... ya, kau itu..."

"Apa kau masih ingat aku?"

".. Yuki?"

"Wah... benar kau ingat aku!" Ucapnya senang dengan senyum cerianya seperti biasa.

Yuki adalah temanku di SMA lamaku, SMA yang kutempati sebelum pindah ke SMA di kota ini. Dia orang yang duduk di samping kananku saat kami masih kelas X SMA. Cantik, ceria, tapi sayang... otaknya itu lo... bermasalah!

Bukan, bukan, dia tidak memiliki kelainan mental seperti yang kalian pikirkan. Hanya saja, dia itu kelewat polos, lemmot, dan gampang dimanfaatkan. Tapi meski begitu, dia tidak pernah marah dan selalu tersenyum.

"Kenapa kau bisa berada disini?" tanyaku.

"Aku sih ikut kakakku yang kuliah di Universitas Swasta di Kota ini. Tapi, aku tidak berminat kuliah dan aku berakhir dengan mencari pekerjaan di sini" Jelasnya. Aku mengangguk-anggukkan kepalaku tanda mengerti.

"Oh ya.." aku baru saja teringat dengan Rika yang sejak tadi duduk melihat kami berdua dengan wajah bingung.

"Yuki, Kenalkan... ini adalah Rika, temanku" Ucapku. Yuki melihat Rika dengan tatapan polosnya lalu bertanya dengan polosnya, "Bukan pacarmu?"

"Bukan, bukan!" Ucapku salting.

"Rika, kenalkan... ini adalah Yuki, temanku di SMA lama ku" Jelasku.

"Halo, aku Yuki! Salam kenal, Rika!"

Rika membalas uluran tangan Yuki dan tersenyum. "Aku Rika, salam kenal"

Ah, aku lega melihatnya. Sekarang Rika tidak lah seperti dulu. Dia adalah gadis yang bisa bergaul dengan orang lain, bukan gadis antisosial seperti dulu.

"Oh, aku terlambat! Maaf, aku harus pergi!" Ucap Yuki.

"T-tunggu dulu!" Yuki menoleh.

"Ada apa, Erick?"

"Boleh aku meminta nomor HP mu? Aku takut ada yang ingin kutanyakan padamu" kataku.

"Baiklah," Dia menuliskan nomornya pada selembar kertas yang baru diambil dari dalam tas tangannya, lalu memberikannya padaku. "Nih"

"Terima kasih" Ucapku. Dia lalu pergi dan melambaikan tangannya, dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.

Senyum polosnya itu manis ya?

Aku menatap nomor telepon yang dia berikan padaku sampai tidak sadar seseorang memanggilku.

"Mas, mas, ini es krimnya!"

Apa tadi aku melamun? tanyaku dalam hati.

***

Aku dan Rika pulang ketika hari telah sore. Setelah sampai rumah, aku berencana merebahkan diriku di kasur. Tapi sebelum itu, aku menghampiri Rudi yang terlihat sedang mengerjakan sesuatu dengan serius.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang