Saka titip Galuh

Mulai dari awal
                                    

"Tapi ibu sakit luh,butuh kowe!". Ucapan Saka lesu dan penuh nada permohonan. Galuh bisa mengabaikan mas Saka, Romo tapi tidak dengan ibunya. Haruskah ia ikut pulang.?

"Bilang sama ibu ndak usah mikirke aku, aku bakal pulang pas lebaran dan aku baik-baik saja". Tekad Galuh sudah bulat walau tak sebulat tahu yang dijual 500 rupiah. Ia mengesampingkan keadaan ibunya, dulu karena permintaan ibunya ia menerima Haryo sebagai tunangan walau berakhir dengan drama kabur-kaburan. Sekarang ia akan melangkah dengan kedua kakinya sendiri, menjalankan apa yang ia mau.

Galuh meninggalakan Saka, karena pembicaraan mereka tak pernah berujung. Saka ingin galuh kembali, dan adiknya masih tak ingin meninggalkan Jakarta.

"Ayo pak, kita pergi". Galuh menarik lengan Juna, mengajaknya untuk meninggalkan restoran.

"Tunggu, aku belum minta maaf sama kakakmu". Dengan gentlemen, Juna menghampiri orang yang dipukulnya tadi walau sebenarnya di hatinya masih menyisakan rasa takut.

"Maaf, tadi kamu saya pukul. Kenalkan saya Arjuna majendra, atasan Galuh ". Pinginnya ngomong pacar tapi enggaklah belum tentu dikasih restu. Ini juga uluran tangan belum di terima-terima.

"Tidak apa-apa saya Abisaka, kakaknya Galuh". Saka menerima jabatan tangan dari Juna. "Siapapun, yang lihat saya sama Galuh tadi pasti juga akan salah paham. Saya seperti mau menculik anak gadis orang". Fuih.... untung yang namanya Saka itu berhati besar jadi dengan mudah Juna dimaafkan.

"Ini kartu nama saya, hubungi saya kalau ada apa-apa dengan luka anda". Saka tersenyum kemudian menerima kartu nama milik Juna. Sedikit terkejut mengetahui Juna adalah pemilik Andalas group.  Ternyata hebat juga Galuh bisa keterima di perusahaan yang lumayan bonafit itu.

"Cuma luka ringan, insyaallah gak akan kenapa-kenapa". Lega,,, Juna lega sekali bahwa dia  bisa mendekati calon  kakak iparnya ini.
"Anda atasan Galuh dikantor? Saya ada sedikit permintaan". Juna ketar -ketir nih. Jangan minta dia buat mecat Galuh terus nyuruh gadis itu pulang kampung. Juna nggak akan kuat kalau jauh-jauh dari kekasihnya.

"Apapun itu kalau saya sanggup akan saya penuhi".

"Saya titip Galuh, tolong jaga dia dari pergaulan yang gak baik dia Jakarta . Saya bingung harus minta tolong sama siapa. Melihat anda tadi menyelamatkan Galuh , saya tahu anda pasti orang baik dan bisa dipercaya". Andai saka tahu Galuh hampir diperkosa oleh orang didepannya ini. Pasti tak akan mempercayakan Galuh kepada Juna.

"Pasti, saya pasti bakal jagain Galuh". Seumur hidup pun Juna rela jagain Galuh.

"Terima kasih banyak". Ucapan Saka tulus. Andai saka menyadari bahwa Juna dan Galuh punya hubungan khusus. Akankah Saka merestui mereka berdua?

🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏

"Kamu tadi ngomong apa aja sama mas Saka? ". Juna yang sedang menyetir menoleh. Mereka kini dalam perjalanan pulang menuju kos Galuh.

"Ada deh". Bikin penasaran aja,padahal Galuh udah kepo akut. Juna malah tersenyum misterius.

"Gak mau kasih tahu? ". Ucap Galuh penuh nada ancaman sambil mencubit pinggang Juna dengan keras. Tapi pinggang sang pacar ternyata lebih keras.

"Sayang sakitt, jangan dicubit. Lagi nyetir nih... entar kita tabrakan".

"Cerita dulu baru aku berhenti cubitin kamu".

"Aku tadi minta maaf sama calon kakak ipar aku". Galuh mendelik, calon kakak ipar? Huh kepedeen.... " Masmu minta aku buat jagain kamu". Mata Galuh yang mendelik tadi sekarang melotot ingin keluar.

"Gak mungkin, pake jampi-jampi apa kok masku bisa percaya sama kamu?". Mas Saka kalau pilih teman aja selektif, masak memilih orang buat jagain adiknya bisa ceroboh kayak gini. Menggiring Galuh ke kandang serigala berbulu kambing.

"Cuma aku sodorin kartu nama aku". Pantesan mas Saka dari tadi senyum terus sama nih orang, karena lihat logo Andalas tow.

Tiba-Tiba mobil yang mereka tumpangi menepi di pinggir jalan.

"Kenapa mas, mobilnya mogok?". Eh yang ditanya malah diam aja, buat Galuh bingung.

"Kita mulai hubungan kita dari awal dengan kejujuran dan keterbukaan". Ajakan Juna Membuat Galuh memutar leher, apalagi satu tangan lelaki itu terulur padanya membuat Galuh menyatukan alis.

"Kenalkan saya Arjuna Majendra, calon suami masa depan kamu". Blush, rona merah memenuhi wajah Galuh . Boleh gak sih ia jingkrak- jingkrak kegirangan.

"Galuh". Satu tangannya menjabat tangan Juna tapi entah kenapa Juna masih menggenggam tangan gadis itu.

"Nama lengkap".

"Galuh Sasmito". Ditariknya tangan Galuh hingga mereka saling berdekatan.

"Kita janji kan mau jujur". Mata hitam itu memandang netra Galuh, menuntut kejujuran. Hembusan nafas keras Galuh menyapu wajah sang arjuna.

"Raden Ajeng Galuh Kirana Sasmito". Senyum puas Juna mengembang dengan gemas ia di acaknya rambut hitam nan lurus milik Galuh.

"Nah gituh, mulai semuanya dengan kejujuran. Aku pingin tahu semua tentang kamu, gak ada yang perlu kamu tutupi karena aku pingin hubungan kita sampai lanjut pelaminan. Jadi aku mau tahu tentang semua keluarga kamu. Pernikahan itu kan menyangkut dua keluarga. Gak lucu kalau aku nanti gak kenal sama keluarga istriku". Mulut Galuh terbuka lebar, pelaminan, istri,nikah, keluarga. Hah?? Critanya juna lagi nglamar Galuh nih??

Dengan bingung Galuh berpikir sejenak, mencerna semua ini sambil jari lentiknya tak henti hentinya mengetuk dash board.

"Mas, mau nikahin aku?".

"Gak ". Jawab Juna ketus, dari tadi ngomong panjang kali lebar gak disimak.

"Aku minggat dari Jogja karena gak mau dinikahkan, masak di sini malah aku mau nikah, kan gak lucuu?". Hadew Juna salah cari lawan nih, punya pacar umur 22 tahun lagi seneng-senengnya main dan cari jati diri. Gak akan mau nikah cepet.

"Terus kamu mau nikah umur berapa?". Moga aja gak lama-lama.

"Ya minim umur 27 deh". Badala...Masih 5 tahun lagi. Juna menghitung umurnya sendiri 37, Tuaaa banget!!! Masih bisa punya anak gak?

"Jangan umur segitu deh yang, 23 tahun aja". Galuh mendengus, 23? Masih muda banget, gak mau!! Hari bebasnya masak tinggal setahun.

"Gak, udah terakhir deh 25, Gimana?". Berasa Galuh itu barang, ditawar di pasar.

"Jangan deh 23 aja jangan lama-lama". Ngeyel....

"Ogah,,, mentok 25, kalau gak mau aku nikah sama orang lain nih". Skakmatt.... Juna memutar otak kemudian tersenyum licik.

"Ya udah 25, tapi nyicil anaknya sekarang. Kan nikah boleh kredit, anaknya duluan". Refleks Galuh bergerak mundur, ingatan pelecehan di kamar mandi tiba-tiba muncul

"Jangan macam-macam ya, entar aku timpuk ". Galuh meraih bantal leher yang berada di belakangnya.

"Hahaha... aku cuma bercanda sayang.". Juna mencubit hidung Galuh untuk menghilangkan ketakutan gadis itu. "Ya udah kita nikahnya pas umur kamu udah umur 25 tahun, tapi aku gak bisa jamin nanti kalau kamu gak hamil duluan".

"MAS JUNA!!!!!!".

###########################

assistanku putri keratonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang