kado terindah

24 2 0
                                    

Blitang, 29 Oktober 2017

Selamat datang bulan hujan.

Semoga engkau jatuh hanya membawa tetesan air bukan secarik kenangan

Jikalau kenangan itu ada ....

Semoga engkau jatuh hanya sekali bersama tetesan hujan pertama lalu lenyap terpecah di aspal.

Semoga engkau hanya lewat tanpa berniat singgah kembali.

semoga engkau datang bersama hujan berhadiah lengkungan warna warni indah di langit.

Jikalau saat itu malam ...

Semoga engkau datang bersama taburan bintang ditemani bulatan bulan.

Manusia punya presepsi berbeda. Ada suka hujan, tidak suka, bahkan membenci hujan. Tergantung cara pandang, dari sisi mana mereka melihat kehadiran hujan.

Bagi seseorang dengan masa lalu kelam, hujan ibarat kaset tanpa komando memutar masa itu kembali.

Dan aku memandang hujan itu indah. Dia baik. Dia turun seolah memberi waktu istirahat para pekerja keras untuk kembali kerumah bersama keluarga, dia juga menyuburkan tanaman padi petani demi sebutir beras dan hujan menjadi penyambut kisah aku dan Mero.

"Mbak ada paket dari mas JNE, pacar embak ya?" Raisa masuk ke kamarku tanpa permisi lantas aku menutup buku biru bermotif polkadot. Dia menyodorkan kotak berukuran sedang dibalut kertas kopi cokelat ke arahku.

"Mas JNE itu pengantar paket ke seluruh daerah di Indonesia, dek, bukan hanya ke mbak. Jadi jangan ngejek dia pacar mbak."

"Ooh ... berarti kalau Mas Deka pacar embak? Soalnya dia bukan mas-mas JNE," Raisa bertanya layaknya seorang wartawan.

Aku hanya mengulas senyum tipis dan mengelus puncak kepalanya lembut. "Kamu tidur gih, sudah malam, makasih ya!"

Selepas raisa keluar dari kamar, aku langsung membuka kotak cokelat itu. Di atasnya tertempel kertas putih bertuliskan nama, alamat, dan nomor ponsel aku.

Tidak ingin membuang waktu, aku mengoyak kertas cokelat itu, ada kotak putih--- seperti bekas kotak sepatu lalu aku buka. Awalnya aku terkejut, hanya satu buah isi pena, uhm ... ada secarik surat. Aku mengambil lantas tersenyum geli setelah membacanya.

Untuk : Naya.

Lima tahun lalu kita berada dalam kelas yang sama, XI IPS 2. Kelas itu penuh kenangan yang pasti masih tertinggal di hati kamu, hati saya pun sama. Saya malas sok puitis, ujung-ujungnya garing. Intinya saja, tadi anak perempuan saya menangis karena pena barunya hilang diambil teman sekelasnya. Hal itu sontak membuat saya teringat kamu, saya pernah meminjam pena kamu sampai habis. Takut dosa, saya kembaliin, ya, pena kamu. Saya hanya menghabiskan isi pena, tidak termasuk wadah, jadi saya paketin kamu isinya saja.

Tertanda

Mero
Mantan Kinaya, suami Larissa.

Keranjang Drabble [Selesai]Where stories live. Discover now