Prolog

1.9K 778 292
                                        

Delapan tahun yang lalu, dua anak kecil sedang bermain kejar-kejaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Delapan tahun yang lalu, dua anak kecil sedang bermain kejar-kejaran. Seorang gadis kecil sedang berusaha mengejar lawannya, peluh sudah membasahi dahi. Tapi gadis kecil itu masih belum menyerah mengejar lawannya.

"Tunggu aku Niel," teriak gadis kecil itu ketika berhenti berlari.

Tak ada tanda-tanda sahutan dari temannya. Namun, uluran tangan seseorang tiba-tiba terjulur di depan gadis kecil itu.

"Maafkan Daniel ya Ca," ujar anak laki-laki itu lalu mengambil posisi jongkok di hadapan Fasya. Fasya mengulum senyumnya, "Gak apa-apa Niel, Caca yang lama."

"Ayo jalan lagi," ucap Daniel mengenggam tangan Fasya agar berjalan bersama.

Fasya menerima uluran tangan Daniel. Senang rasanya memiliki teman pengertian seperti Daniel.

"Daniel, jangan pernah tinggalin Caca ya," pinta Fasya tulus.

"Kamu kenapa? Sakit yah? Kok aneh-aneh mintanya," tanya Daniel lalu mengecek suhu di dahi Fasya.

Fasya menggeleng pelan lalu tersenyum tulus, "Caca cuman gak mau kehilangan orang yang Caca sayangi Niel,"

"Iyah Ca, Daniel gak bakal kemana-mana. Daniel bakal terus sama Caca sampai gede," ucap Daniel berusaha menyakinkan.

"Janji dulu!" pinta Fasya sembari menyodorkan kelingkingnya ke arah Daniel.

Daniel menautkan kelingkingnya dengan kelingking Fasya, "Janji."

"Kejar Daniel sampai dapat Ca!!" seru Daniel tiba-tiba lalu berlari kencang menjauhi Fasya.

Daniel tiba-tiba hilang dari pandangan Fasya. Fasya menyelusuri setiap sudut taman, namun tak kunjung bertemu Daniel.

"Kamu dimana Niel," lirih Fasya.

"Daniel, jangan tinggalin Caca," ucap Fasya lagi.

Kedua kakinya terus melangkah tak tentu arah. Buliran air mata telah membajiri pipinya. Fasya benci perpisahan maka dari itu Fasya tak suka ditinggalkan.

"DANIIIELLL!!!" Teriak Fasya kencang.

Fasya terbangun dari tidurnya. Keringat dingin membasahi tubuh. Fasya meringkuk, menenggelamkan wajah di kedua lututnya. Air matanya mengalir deras, mimpi itu kembali datang, mimpi yang sudah lama Fasya kubur dalam-dalam.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote and comment di tunggu 💞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote and comment di tunggu 💞

Don't Go AgainWhere stories live. Discover now