bab. 16

122K 6.7K 33
                                    

Kirana terbangun dari tidur nyenyak. Meregangkan otot-otot merasakan kelegaan di sana. Ia mulai beringsut dari kasur dan benda pertama yang teringat adalah di mana ponsel kesayangannya berada.

Sesaat mencari keberadaan gawai Kirana jadi teringat dengan Yovan.

Bukannya semalam dia sedang telfonan dengan lelaki itu? Kok tiba-tiba hari sudah pagi?

Gadis itu meloncat ke sana ke mari mencari jejak gawainya. Dan ternyata dia bersembunyi di bawah bantal. 

"Ya ampun kok aku bisa ketiduran sih!"

Dia penasaran jam berapa terakhir sambungan telefon itu terputus.

Di layar ponsel dalam panggilan masuk tertera jelas di sana. Kirana menghel nafas jengah.

Payah banget sih, sampai ninggalin orang gitu aja.

Kirana terus mengutuk diri. Tetapi kebiasaan jelek itu terhenti oleh pesan yang sengaja di tinggalkan oleh Yovan. Buru-buru membaca dan Kirana menjerit kegirangan dengan pesan tiga kata itu.

"Mimpi indah Kiran."

Kenapa hatinya amat merasa senang. Kenapa? Kenapa?

Dalam kebahagian yang tak tertandingi. Kirana menyempatkan untuk menyimpan nomor lelaki yang mampu mengubah malam sendunya menjadi malam berbunga-bunga dengan nama 'Abang Yovan'

Dengan senyum terukir indah dia kembali melompat kegirangan. Sesekali merasa gemes dengan diri sendiri.

Langkah kaki di bawanya menuju kamar mandi.

"Saatnya mandi, Kiran!"

Kurang lebih satu jam ritual paginya selesai. Kirana sudah siap dengan stelannya. Kaos berbahan katun, Celana training, Serta kakinya sudah siap di baluti sepatu olah raga berwarna biru muda.

Sayang kalau hari minggu dilewati hanya berdiam diri di rumah dan menyia-nyiakan waktu berlibur meski tak bisa mendatangi ke tempat wisata. Lebih baik menyehatkan tubuh dengan berjoging.

Setelah siap mengikat rambut
Panjangnya dengan erat. ia mulai beranjak dari kamar. Menuruni anak tangga satu per satu sembari menyanyikan lagu.

"Pagi Mbak Kiran," sapa Yanti merasa senang melihat wajah ceria majikannya.

"Pagi Bik!"

"Mau joging ya Mbak?"

"Iya, Oh ya Bi? Mbak Surti udah datang belom?"

"Udah Mbak, Surtinya lagi di kamar Bapak."

Kirana terus melangkah menuju kamar papanya. Di sana di menemukan Surti pengasuh baru sedang menyuapi sarapan bubur untuk papa.

"Hai, Mbak Surti! Maaf ya hari minggu aku panggil ke sini!"

"Iya Mbak, nggak apa-apa kok, Lagian saya juga nggak ada kerjaan di rumah."

"Makasi ya Mbak," ujar Kirana tersenyum lega."kalau ada yang di butuhkan untuk keperluan Papa, bilang ke Bibik Yanti aja ya."

"Oke, Mbak."

Sebelum berangkat Joging Kirana menyempatkan diri untuk menyapa sang papa.

Memberi kecupan dan mengelus pipi tirus pria tua itu dengan penuh sayang.

"Pagi Papa! Kiran pergi bentar ya, Papa di temani Mbak Surti dulu."

Toni menatap lembut pada wajah putrinya lalu menunjukan senyuman kecil.

Kirana bersyukur ada sedikit kemajuan dari kesehatan papa. Ia membalas senyuman papanya dengan senyum terbaik.

"Ya udah, Kiran pergi dulu ya."

Abang Dokter (Pindah Lapak Lengkap)Where stories live. Discover now