Chapter 11

161 19 6
                                    

'5 menit lagi aku akan sampai dirumahmu. Kita akan berangkat bersama ke kampus hari ini'

Naruto memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya setelah mengirim pesan untuk kekasihnya itu. Pria itu menghela nafas panjang mengusap surai pirangnya frustasi.

Bayangan gadis bersurai indigo hadir di dalam benaknya. Benaknya tidak bisa berhenti memikirkan kekasihnya yang semalam pergi dengan pria lain. Ia sangat tak suka. Emosi menggelayuti hatinya sekarang.



Hinata sibuk memasukkan beberapa buku mata kuliahnya pagi ini ke dalam tasnya dengan tergesa-gesa, gadis itu ingin segera pergi ke kampus dengan kilat.

'Lima menit lagi? Sial!" Umpat Hinata kesal kala membaca pesan sialan dari kekasih kuningnya itu.

Ia harus segera berangkat agar tak bertemu dengan kekasihnya itu. Lantas ia berjalan menuju luar.

Namun baru akan membuka pintu, ia terkejut kala sosok yang ingin ia hindari telah berdiri dihadapannya dengan cengiran khasnya dan melambaikan tangannya menyapa Hinata.

''Ohayou sayang...'' Sapa Naruto.

''Kau? Bagaimana bisa? Kau bilang 5 menit. Ini kurasa belum 5 menit.'' Gerutu Hinata kesal.

''Aku mengebut tadi. Dan sampai rumah ternyata menemukanmu yang akan kabur dariku.'' Jawab Naruto santai. Wajah Hinata memanas menahan kesal dengan kekasih dihadapannya ini.

"Kenapa kau melakukan ini? Aku bisa berangkat dengan bus Naruto-kun." Hinata bertanya pada Naruto. Naruto  mengerutkan dahinya.

''Aku ingin menjemput kekasihku untuk berangkat bersama. Aku tak mau kalau kau dijemput pria sialan semalam lagi."

''Kau cemburu?"

"Tentu saja.'' Naruto menginterupsinya. Hinata hanya mendengus mengatakan 'Kau menyebalkan'

"Aku akan naik bus Naruto-kun.

"Jika kau tak mau berangkat bersamaku dengan motorku, aku akan mengikutimu naik bus juga. Simpelkan?'' Jawab Naruto santai.

Keadaan semakin terdesak. Naruto seperti bayangan yang selalu akan mengikutinya.

"Kau benar-benar menyebalkan dan sangat menyebalkan, pemaksa dan pencemburu."

"Aku anggap itu pujian." Naruto tersenyum. Hinata terbelalak kaget mendengar nada bicara makhluk dihadapannya ini.

"Jadi, kau mau berangkat bersama dengan motorku atau dengan bus seperti maumu?"

"Terserah." Sahut Hinata.

''Baiklah, jika terserah kita berangkat dengan motorku.'' Ujar Naruto lantas menarik tangan Hinata berjalan menuju motorya. Kekasihnya itu selalu bisa memaksa dengan cara apapun.



Motor sport Naruto akhirnya tiba di parkiran Universitas, Hinata turun dan menyerahkan helm pada Naruto,

"Nanti pulang juga bersamaku. Tak ada penolakan, oke..."

''...'' Hinata tak merespon. Bibirnya mengerucut karena kesal. Naruto menggengam tangan Hinata untuk berjalan masuk kedalam koridor kampus bersama. Naruto mengantar Hinata sampai didepan kelasnya.

''Masuklah dan semangat untuk hari ini. Senyum sayang...'' Bujuk Naruto dibuat semanis mungkin.

Hinata tersenyum tipis menanggapi ucapan-ralat perintah kekasihnya itu untuk senyum. Mood Hinata semakin buruk. Tanpa bicara apa-apa lagi, ia lantas masuk kedalam kelasnya tanpa melihat Naruto lagi.



Hinata masuk kekelasnya dengan mood yang sangat buruk. Ia mendudukkan dirinya kasar pada tempat duduknya dan meletakkan kepalanya pada buku yang menjadi tumpuan diatas mejanya.

Jomblo Atau Pacaran?Where stories live. Discover now