9. Introvret Zone?

1 1 0
                                    

Introvert

Seorang introvert adalah seorang yang lebih suka memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain.

Aku menghela napas. Sudah cukup mencari tahu asal muasal kata-kata di atas.

Mungkin kalian sudah cukup mengenal kata-kata tersebut. Dan sekarang, aku jadi sadar kalau aku sekarang sudah masuk ke introvert zone.

Zona di mana sekarang aku sudah menemukan kenyamananku sendiri. Padahal sebelumnya, aku itu seorang gadis yang—eum, tak bisa diam, cerewet, pecicilan dan aneh. Bukan seperti yang sekarang ini.

Aku sekarang lebih senang sendiri, membaca buku, pergi ke perpustakaan kota sendiri, duduk sendirian di tengah keramaian sambil mendengarkan musik atau jalan-jalan sendirian sambil menatap langit saat sunset atau sunrise.

Aku sekarang merasa jadi anak anti-sosial. Oke terdengar berlebihan mungkin untuk ukuran gadis yang menganjak dewasa di umurku yang ke-17 ini.

Kenapa aku jadi seperti ini? Alasanku simpel, aku jarang berkomunikasi dengan teman-temanku yang dulu dekat dan tahu watakku sebenarnya. Jarang bertegur sapa, ataupun mendapatkan teman sebangku yang cocok di kelasku yang baru. Ya, aku naik ke kelas 11 sudah enam bulan lalu, dan tidak ada yang mengerti aku sehebat teman-temanku kelas 10 yang sekarang sudah berpisah kelas.

Aku tidak merasa di anggap di kelas, selalu di pojokkan. Tidak nampak bagi anak-anak di kelasku yang baru. Mungkin karena akun chat pribadiku ke-block, atau karena aku anak orang biasa saja dan bukan anak high class seperti mereka.

Tapi yang jelas, setelah itu aku jadi anak anti-sosial.

Walaupun pada dasarnya, sekarang aku punya teman banyak di luar sekolah, atau lebih tepatnya di dunia maya, teman-teman K-Popersku. Tetap saja rasanya beda.

Pernah aku pakai baju yang salah ke sekolah karena tidak ada yang mengabari aku baju yang harus dipakai esok hari yang disiarkan dadakan dalam grup chat yang tidak aku ikuti. Padahal aku sudah berpesan kepada beberapa temanku sebelumnya untuk mengabariku lewat chat ke nomor Ayahku. Tapi tidak ada yang mengabariku.

Sebal rasanya, seperti dianggap orang bodoh oleh guru-guru.

Tapi tidak tahu. Aku tidak tahu kenapa seperti ini jadinya.

Sampai pada akhirnya, aku makin gak ngerti lagi saat tiba-tiba ada undangan pesta ulang tahun, dan aku diundang. Aku gak ngerti dan bingung bagaimana harus berangkat ke tempat perayaan pesta itu yang jauh.

Aku gak ngerti! Makin gak ngerti waktu ada yang ngejemput di rumah dan menyuruhku ikut berangkat ke pesta itu, padahal aku udah niat gak bisa berangkat walaupun udah aku buatin hadiah untuk si pengundang. Aku juga udah minta izin ke pengundang buat gak berangkat.

Aneh, freak, weird, apa ya? Aku gak paham.

Panik-panik. Gak ngerti, waktu dibocengin naik motor yang sekencang motor balap Valentino Rossi itu aku gak ngerti. Makin lama perutku mual, pusing sampai gak doyan makan.

Aku gak ngerti, apakah efek gugup? Gemes? Kaget? Atau takut?

Yang jelas aku gak ngerti! Aku gak tahu!

Lagian siapa juga yang minta cowok itu jemput gue?
Nanti calon pacarnya marah? Ah iya! Bego kan gue?

Dan kejadian itu bener-bener terjadi. Si calon pacar cowok itu setengah marah ke aku.
Aku gak ngerti apa-apa.

Kalau kayak gini apa anak anti-sosial alias introvert kayak aku yang harus di salahin?

Jadi anak anti-sosial alias introvert emang ada untungnya, tapi makin lama, makin kerasa gimana ruginya, dan aku mau jadi anak yang eksovert lagi!

Dan Tuhan tolong, semoga hambamu ini selalu jadi hambamu yang tak pernah berhenti mencari jati diri di tengah gengsi.

ClarityWo Geschichten leben. Entdecke jetzt