Bagian 4

1.7K 227 54
                                    

Malam itu kelima Ace berkumpul di ruang tengah apartemen, terlihat santai layaknya pemuda normal yang hanya bercengkrama dan meminum kopi saat malam. Namun sesungguhnya keadaan seperti itu nyaris tak ada dalam kamus mereka. Hidup mereka adalah pergerakan yang konstan. Kasus demi kasus yang harus mereka tangani kerap kali menuntut mereka untuk terlibat dalam penyamaran serta operasi-operasi intelijen lain seperti spionase dan infiltrasi, yang tentunya menyulitkan mereka untuk dapat menetap secara permanen disatu tempat. Tidak jarang salah satu diantara mereka harus pergi ke kandang musuh selama berbulan-bulan, menyusup, mencari informasi yang dibutuhkan, sebelum berjuang untuk pulang dengan keadaan utuh.

Lalu apa sebenarnya Ace itu? Ace adalah singkatan dari An intelligence Centre for Erudites (bodamat maksa wk), merupakan kelompok intelijen kecil yang bekerja secara independen sebagai bentuk dari misi kemanusian yang digagas oleh Jean—Ayah mereka. Berbeda dengan NIS, FBI, CIA, ataupun BIN yang bekerja untuk negara mereka masing-masing, Ace beroperasi dibawah perintah Jean—seorang pensiunan polisi yang menjadi miliarder karena warisan koleksi lukisan kuno dari orangtuanya. Namun ada perbedaan mencolok yang dimiliki Ace dengan kelompok intelijen lain, yaitu fakta bahwa semua anggotanya bersaudara di mata hukum. Benar, Jean telah mengangkat kelima Ace menjadi anak angkatnya. Selain karena dia menganggap special kelima anak dengan kecerdasaan diatas rata-rata tersebut, dia juga harus menyelamatkan kewarasan Kai dengan memberi keluarga baru—yang berarti tanggung jawab baru—pada anak laki-laki yang sudah melihat dan mengalami terlalu banyak hal diusia 15 tahunnya dulu.

Di sofa lawas ruang tengah itu, Kai duduk dengan tegap mengamati satu persatu saudaranya yang sedang berbagi pikiran. Malam ini terpaksa ia mengadakan rapat darurat setelah tersiar kabar dua orang gadis kembali menghilang. Tak banyak tempat di apartemen mereka yang dapat difungsikan sebagai ruang rapat dadakan. Hanya ruang keluarga yang tak terlalu luas dengan dua sofa kulit yang warna hitamnya sudah memudar dan satu meja berlapis kaca itulah yang dapat digunakan sebagai tempat untuk membahas misi mereka.

Telivisi dinyalakan dengan volume sedang untuk meredam suara yang timbul agar tak di dengar oleh tetangga. Maklum saja, apartemen mereka bukanlah apartemen mewah dengan fasilitas kedap suara. Bukan karena mereka tak mampu menyewa apartemen yang lebih baik dari ini, hanya saja mereka butuh sebuah kamuflase untuk menyembunyikan identitas diri. Memiliki apartemen mewah di Seoul sementara keseharianmu dimata orang hanya mengelola cafe sederhana untuk mencukupi kebutuhan 6 orang bukanlah hal yang tidak akan menimbulkan kecurigaan. Bahkan cafe mereka hanya sanggup memperkerjakan 4 orang pegawai, sementara dalam situasi 'normal'—senormal yang para Ace bisa dapatkan—kelima pemuda itu akan bergirilan untuk turut andil dalam pengelolaan cafe.

"Aku sudah mengintai toko itu sejak pagi dan benar saja, kelima anjing mereka benar-benar sensitif terhadap bau laki-laki. Bahkan mereka akan menyalak galak setiap kali ada laki-laki yang lewat dari radius jalan raya." ujar Sehun usai Kai resmi membuka rapat dan menyuruhnya melaporkan pengamatannya. Suara pria berkulit pucat itu tertelan oleh siaran musik di televisi namun tak ada satupun anggota Ace yang memprotesnya untuk bicara lebih keras. Mereka semua ahli dalam membaca gerak bibir, satu kemampuan kecil yang sangat berguna saat dilapangan.

"Aku menemukan fakta bahwa mantan suami pemilik Belle adalah gay." sambung Kyungsoo menyodorkan layar Ipadnya agar dapat dilihat oleh keempat rekannya. Manik keempat pemuda berparas tampan itu sontak terfokus pada sesuatu yang tertera didalam layar, hanya sebentar sebelum serentak mereka mengalihkan pandangan.

"Yikes." adalah komentar Baekhyun usai melihat sekilas foto dua orang laki-laki yang saling menautkan bibir. Tetapi kata itu dibiarkan menggantung tanpa tanggapan dari siapapun. Otak mereka terlalu sibuk memutar roda untuk mengatasi masalah yang masih menemui jalan buntu ini.

ACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang