chapter 22

999 57 4
                                    

Aku berangkat sekolah diantar Mang Gusti karena hari ini aku akan pergi kerumah Sean setelah pulang sekolah seperti apa yang dikatakan Sean dua hari yang lalu.

Aku berjalan sendirian memasuki sekolah sambil memainkan handphoneku, tiba tiba seseorang berjalan mendampingiku.

"Sendirian aja mba?" Ucap orang itu dan aku menengok kearahnya.

"Eh Kean?!" Ucapku bersemangat lalu aku memeluknya. Aku sangat merindukanya karena rasanya sudah lama aku tidak bertemu dengannya. "Gue kangen sama lo!"

"Lo sibuk banget si, jadi ga sempat ketemu sama gue." Ucap Kean.

"Lo juga sibuk, terus kemarin kemarin lo ga keliatan kemana?" Tanyaku pada Kean.

"Gue ke Bandung, nenek gue sakit." Jawabnya lalu kami berjalan bersama sampai didepan kelasku. "Tapi sekarang uda sembuh."

"Ohh syukur deh kalo udah sembuh." Ucapku lalu kami berhenti didepan kelas.

"Kok lo jadi nganterin gue sih?" Sambungku bertanya pada Kean.

"Gapapa." Kean tersenyum sangat manis hari ini, aku rindu senyuman itu.

"Nanti istirahat kesini lagi ya, kita makan sama sama." Ucapku.

"Kan dah lama kita ga makan sama sama." Sambungku dan Kean mengangguk kemudian dia pergi kekelasnya setelah berpamitan.

Aku memasuki kelas dan duduk dibangku ku, tak lama setelah itu aku melihat Dinda datang dan langsung duduk dibangkunya. Aku tersenyum padanya tetapi dia hanya menatapku sekilas. Ada apa dengannya?

Beberapa menit berlalu, Maddi datang dan duduk disampingku. Aku ingin sekali menanyakan pada Maddi kenapa  Dinda begitu, sapa tau dia tau. Tapi takut Dinda mendengarnya.

Bel masuk berbunyi dan pelajaran dimulai, guru ekonomi sedang menjelaskan pelajarannya, tetapi banyak siswa yang mengobrol. Aku melihat Dinda izin ke toilet, ini saatnya aku bertanya pada Maddi.

"Maddi." Ucapku menyentuh bahu Maddi dan dia menoleh. "Gue mau nanya deh."

"Apa?"

"Kok Dinda aneh ya sama gue?" Tanyaku pada Maddi.

"Gatau, emang gimana si?"

"Tadi pagi dia datang, pas gue senyumin, dia cuma ngeliatin gue sekilas." Ucapku menceritakan yang tadi pagi.

"Ga ngerti juga, gue belum ngobrol sama dia hari ini." Sahut Maddi.

Dinda kembali dari toilet, aku dan Maddi berhenti membicarakannya. Mata Dinda sempat bertemu dengan mataku, tetapi masih saja dia tidak mengajakku berbicara atau sekedar menyapa.

...

Yang ditunggu tunggu oleh semua siswa akhirnya tiba, bel istirahat. Aku melihat Dinda beranjak dari bangkunya, dan pergi tanpa menoleh kearahku dan Maddi.

"Din, mau kemana?" Tanyaku pada Dinda.

"Kantin." Ucap Dinda melirik sekilas.

"Gue temenin ya?"

"Ga usah." Jawab Dinda sinis lalu dia pergi.

Kean datang kekelasku untuk makan bersamaku dan Maddi. Kami memakan bekal yang kami bawa bersama sama, oiya Kean memakan setengah dari bekalku seperti yang sering dia lakukan dulu.

Saat pertengahan kami makan, Radit tiba tiba datang dan langsung duduk didepanku yang membuat Kean bergeser menjadi duduk didepan Maddi.

Miracle | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang