chapter 6

1.2K 80 5
                                    

Berita tentang perkelahian antara Rajawali dan Bhaktidharma sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak orang membicarakannya saat aku melewati lorong sekolah tadi.

"Cle, lo dipanggil ke BK." Ucap salah satu teman kelasku saat aku baru saja menginjakkan kaki dikelas. Woi pagi pagi sudah dapat masalah.

"Kenapa?"

"Gue gatau, tadi Pak Denny kesini nyariin lo." Sahutnya dan aku meletakkan tas ku dibangkuku.

Aku berjalan menuju ruang BK yang berada dilantai 2. Sesampainya disana, aku melihat Radit, Kean, Sean, Alvin, Dhany, dan Axel berbaris bersampingan diantara banyak guru.

Luka mereka sudah lebih baik, mungkin hanya dibeberapa tempat saja yang masih sedikit membiru dan beberapa dari mereka memakai plester luka.

"Permisi." Ucapku dan semua pandangan tertuju padaku.

"Nah Cleo, akhirnya kamu datang." Ucap Pak Satya yang ternyata ada disini juga. Mau apa dia disini?

"Cleo, kamu kemarin berada dihalaman saat terjadi tawuran." Ucap Pak Denny. "Kamu bisa jelasin kejadiannya?"

Gue harus jawab apa?

Semua orang ditempat itu menatapku karena aku tidak segera menjawab. Aku bingung harus mengatakan apa karena saat perkelahian itu berlangsung, aku merasa pandanganku sangat kacau. Aku takut kalau aku akan salah bicara dan membuat kesalahan.

"S-saya...saya engga tau pasti kejadiannya pak."

"Kamu ceritakan apa yang kamu lihat saja." Sambung Pak Denny. Maksa banget si.

"Kemarin saat saya, Kean dan Radit mau pulang, kami denger suara motor sama orang teriak teriak dari halaman." Ucapku menceritakannya apa adanya. "Ya refleks kami berlari keluar."

"Ternyata didepan ada anak-anak Bhaktidharma nantangin berantem, terus ngejelek-jelekin sekolah, ya mereka engga terima pak." Sambungku. "Sebenarnya saya juga ngga terima, tapi saya perempuan, masa iya saya berantem lawan laki-laki."

"Emm gitu." Ucap Pak Denny mengangguk. "Tapi mereka tetap bersalah karena sudah melakukan tawuran."

"Engga pak, mereka ga salah, mereka ngga tawuran!" Aku membantah. "Mereka cuma ngebela sekolah."

"Iya pak, kami cuma membela sekolah." Ucap Alvin.

"Mereka yang nantangin pak." Sambung Axel.

"Kami ga mau diinjak injak, jadi kami melawan." Sahut Dhany.

"Cukup." Ucap Pak Denny. "Tindakan kaliam ini sudah membahayakan diri sendiri dan orang lain."

"Kalian akan mendapat skorsing selama 3 hari." Sambungnya dan sontak kami ber 7 menatap Pak Denny.

"J-jangan pak." Ucapku berusaha membela mereka supaya tidak diskors. "Nanti mereka bisa ketinggalan pelajaran. Mereka juga sudah kelas 12."

"Terus kalau diskors, mereka malah keenakan tidak belajar. Bukannya memperbaik tapi malah memperburuk pak." Sambungku.

"Kalo gitu biar saya bicarakan dengan kepala sekolah." Ucap Pak Denny.

Pak Denny berjalan memasuki ruang kepala sekolah dan membicarakannya. Tak lama setelah itu, akhirnya dia keluar lagi.

"Baiklah, Cleo memang ada benarnya." Ucap Pak Denny dan aku bisa bernafas lega. "Kalian berenam tidak jadi mendapat skorsing, tapi orang tua kalian akan kami panggil."

Setelah selesai membicarakannya, kami diberi surat izin masuk untuk memasuki kelas dan mengikuti pelajaran.

Saat aku keluar dari ruang BK, aku melihat Pak Satya memanggil Kean dan mereka berbicara serius. Aku mendengarkan dari jauh.

Miracle | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang