Bagian 10

2.8K 67 6
                                    

Saat kenaikan kelas dua, sekolah mengadakan acara kemah di suatu bukit perkemahan dimana semua siswa kelas dua wajib ikut, dengan didampingi masing-masing satu orang guru laki-laki disetiap kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kenaikan kelas dua, sekolah mengadakan acara kemah di suatu bukit perkemahan dimana semua siswa kelas dua wajib ikut, dengan didampingi masing-masing satu orang guru laki-laki disetiap kelas. Bus yang kami gunakan adalah bus kecil yang biasa lewat didepan sekolahan kami. Saat berangkat, aku duduk bersama Gagah. Sesampainya kami semua di lokasi, waktu menunjukan pukul 14:00 siang. Untuk sejenak, kami semua menikmati pemandangan sekitar yang memiliki udara sangat sejuk dan seperti biasa jika kami main atau ke suatu tempat pasti sesampainya di lokasi, Gagah akan memilih tempat yang sekiranya akan aman untuk kami tempati. Lokasi yang menjadi tempat kami berkemah memiliki pemandangan yang sangat indah dengan latar pemandangan alam yang masih sangat alami dimana masih banyak terdapat pohon-pohon besar yang menutupi lokasi yang membuat siang hari tak terasa panas.

Saat hari hampir sore, sebagian dari kami mulai mendirikan tenda dan sebagian lagi menyiapkan kayu bakar untuk membuat api unggun yang akan kami gunakan untuk acara nanti malam, karena memang acara baru akan dimulai pada saat malam hari dan esok harinya. Waktu menunjukan pukul 16:00 sore, setelah tenda sudah berdiri semua dan kayu untuk api unggun sudah siap, kami semua bersama-sama mencari tempat untuk mandi yang letaknya lumayan cukup jauh dari lokasi tenda kami berdiri. Di bukit perkemahan ini memang sudah disediakan beberapa kamar mandi yang bisa digunakan oleh semua peserta yang biasa melakukan kemah, saat sampai di lokasi kamar mandi aku dan Gagah melihat ke arah kamar mandi, ada salah satu kamar mandi yang sangat menarik perhatian kami

"Jon totohan yo sopo seng adus neng kamar mandi kui"(jon taruhan yok siapa yang akan mandi di kamar mandi itu)kata Gagah,

"Piye?"(gimana), tanyaku. 

"Aku tak melu antri kamar mandi kui mengko pas mlebu seng paling cepet metu seko kamar mandi kui kalah bar seko kene jajakke mangan sak jaluke, deal?"(aku ikutan antri kamar mandi itu, nanti waktu masuk yang paling cepat keluar dari kamar mandi dia kalah habis dari sini traktir makan sepuasnya, deal?) papar Gagah.

"Oke deal" jawabku dengan sok berani padahal biasanya akulah yang pertama lari setiap melihat "mereka".

Setelah cukup lama antri, tiba giliranku untuk mandi karena memang Gagah antri di  belakangku, saat aku membuka pintu kamar mandi tersebut belum sempat aku mandi ternyata didalam kamar mandi itu ada sosok wanita yang sedang duduk di langit-langit kamar mandi(kamar mandi ini berjajar dan memiliki sedikit celah antara kamar mandi satu dengan yang lain), aku yang kaget langsung lari keluar dari kamar mandi dan teman-temanku yang melihatku berlari bertanya,

"Kenapa Suf? kenapa?" tanya teman-temanku.

"Nggak , kamu duluan aja sana aku antri lagi nggak apa apa", kataku.

"Serius nggak apa apa ni aku duluan?", tanya temanku.

"iya, sana kamu duluan", tegasku.

"iya, sana kamu duluan", tegasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Melihat MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang