Kala hembusan angin menyapa, membawa serta dedaunan kering, menyapu helaian rambut yang telah tertata rapi di kepala, dengan segala kesejukan, kedamaian, ketenangan, dan keindahan.
Ingin hati terbang ke langit, menari dan bernyanyi bersama burung-burung di angkasa, melihat keindahan dunia yang telah tercipta dengan sangat indah, menatap berbagai hamparan lautan yang biru, padang rumput yang hijau, dan cinta sesama manusia.
Memberi kasih dan cinta, memberi harapan yang indah, membawa mimpi yang...........
Drezttt....drezttt.....
Suara getaran ponsel menghentikan kegiatan gadis cantik yang tengah menulis di atas buku catatannya. Pulpennya ia letakkan diatas buku putih bersampul biru laut itu. Segera gadis itu mengangkat telpon dan meletakannya di samping telinganya.
"Iya kak, ada apa?" Ujar suara gadis itu pelan.
"Indira, Ini udah sore, kamu dimana?" Tanya seorang laki-laki dari sebrang sana.
"Aku masih di taman, bentar lagi juga pulang kok".
"Mau kakak jemput?" Ucap lelaki itu menawarkan diri.
"Gak usah, aku bisa pulang sendiri kok". Tolak Indira.
"Yakin?".
"Iya, aku tutup telponnya ya, assalamu'alaikum" ujar gadis bernama Indira itu mengakhiri.
"Wa'alaikum salam".
Gadis cantik itu segera memasukkan ponselnya kedalam mini bag nya. Tapi.....
"Jambretttt.......jambretttt....... tolong......." teriak gadis itu spontan menyadari tasnya sudah berpindah tangan kepada seorang pria yang berpenampilan berantakan layaknya seorang preman.
Pria itu terus berlari secepat kilat diikuti gadis itu yang juga berlari sekencang mungkin mengejar jambret tersebut.
Sayang, setelah berlari hampir 300 meter tenaga Indira sudah mulai menipis dan ia mulai menghentikan langkahnya dengan nafas yang sudah tidak beraturan. Indira tak bisa menopang tubuhnya hingga lunglai dan menjatuhkan tubuhnya diatas tanah.
Ia menatap kepergian jambret itu dengan penuh kekecewaan. Namun tak berselang lama ia melihat seorang pemuda menghentikan langkah jambret itu dan dalam hitungan detik perkelahian pun tak bisa terhindarkan.
Keduanya berkelahi dengan sangat sengit, beberapa pukulan dan tonjokan juga mendarat di pipi pemuda dan jambret itu.
Perkelahian terus berlanjut karena keduanya masih belum ada yang mengalah hingga beberapa warga akhirnya membantu pemuda itu dan menangkap jambret yang telah mengambil paksa tas gadis cantik yang hobi menulis itu.
Indira menghembuskan napasnya lega akhirnya tas kesayangannya bisa kembali dengan utuh.
Pemuda itu berjalan menghampiri Indira sembari membawa tas indira yang tadi jadi bahan penjambretan.
"Lain kali hati-hati" ujar pemuda itu dengan ekpsresi datar sembari menyodorkan tas milik Indira.
Indira tersenyum senang dan meraih tasnya kembali dari tangan pemuda itu.
Indira mematung menatap wajah pemuda itu, mukanya memang bonyok karena dipukul oleh jambret itu, tapi meski begitu ketampanan pemuda itu tidak bisa tertutupi, sorot matanya sangat tajam dan alis matanya yang tebal menambah ketampanan pemuda itu meski tanpa gores senyum dibibirnya. Badannya yang tinggi dan postur atletisnya membuat pemuda itu terlihat sangat gagah.
Indira masih terdiam meski pemuda itu sudah berlalu menjauh darinya. Pesona pemuda itu membuat pandangan Indira tak bisa berpaling hingga ia tidak menyadari kepergian pemuda itu.
"OMG, perasaan ini bukan zaman kerajaan, tapi kok pangerannya ada disini ya" ucapnya pada diri sendiri.
*****
Terima kasih untuk yang udah mau baca cerita aku ya......
Ini adalah cerita kedua karya dari aku, ikuti cerita serunya ya....
Di tunggu vote dan comment-nya ya, kalau bisa diikuti juga ya.......
YOU ARE READING
STORED IN THE HEART
Teen FictionDua karakter yang berbeda dari Indira dan Azio membuat keduanya selalu saja terlibat adu mulut dan pertengkaran. Sifat Azio yang dingin dan ketus sangat bertolak belakang dengan Indira yang ceria dan bawel. Namun dibalik semua itu, keduanya sama-sam...
