Saat itu aku lihat pelangi, kurasakan kehadirannya dan kuikhlaskan kepergiannya, Dia datang menjadi warna warni hidupku. Seolah menghapus luka dan mengobati luka, namun luka yang lain datang, katanya mungkin aku tak pantas bahagia. Yang bisa kulakukan adalah menjerit dalam ruang mimpi semesta. Aku sebatas kenangan, begitu juga pelangi itu.