Nirvana memandangi Riv beberapa saat, kemudian mengangguk-angguk sambil tersenyum. "I see." Nirvana memiringkan kepala. "Tapi, kalau ternyata tujuan kalian sama, gimana?"

"Sama gimana maksudnya?"

"Maksudnya, mungkin caranya beda. Tapi, bisa jadi tujuannya sama. Kayak, ada orang yang mau ke suatu mall pakai jalan X karena jalannya lebih pendek meski kadang macet, dan ada juga yang memilih pakai jalan Y karena jalannya sepi walau rutenya sedikit lebih panjang. Kayak, cuma beda selera aja gitu. Tapi intinya mereka sama-sama mau ke mall."

Riv terdiam, mencerna itu semua. Dan, dia tak bisa mengelak kebenaran dari perkataan Nirvana. "Yah," Riv manggut-manggut. "Bisa jadi begitu. Gue juga belum tahu sih, tujuan dia hidup di dunia mau ngapain."

"Kalian kan, sejurusan," ujar Nirvana. "Kamu bisa analisis dari hal-hal yang dia lakukan, kan?"

Riv mengangkat bahu. Tak begitu yakin. "I don't know. Memang sih, he always breaks the myth. Tapi, gue nggak tahu buat apa. Kayak, FMIPA nggak pernah menang Oksigen limabelas tahun belakangan. Dia yang megang, tiba-tiba menang. Katanya ketua BEM nggak akan bisa lulus tepat waktu. Nyatanya, dia lulus tepat empat tahun. Kata semua alumni dan kakak tingkat jurusan gue, kalau pembimbing skripsi lo seperfeksionis Pak Hugo, lo bakal susah lulus cepat. Nyatanya, Bang Arraf yang lulus pertama kali di antara anak-anak seangkatannya. Katanya, orang-orang yang aktif organisasi dan UKM kayak Bang Arraf akan sulit jaga prestasi. Tapi nyatanya, dia lulus cum laude. Yang gue lihat ya, dia mau orang-orang mengikuti jejak dia. Tapi, kenapa dia mau orang-orang mengikuti dia? Biar bisa sukses kaya-raya? Gue nggak tahu."

"Bang Arraf bukan yang tipe begitu, sih, kayaknya," ujar Nirvana. "Walau aku juga nggak kenal-kenal amat, cuma pernah satu BEM aja. Tapi, dia orangnya mau turun tangan kotor-kotoran, panas-panasan dan kerja bareng anak-anak lain buat mencapai tujuan."

"Tapi kita nggak tahu ujung dari segala pencapaian dia ini buat apa, kan?" ujar Riv, memandangi monitornya. "I hope it's for the best, though."

Nirvana hanya terdiam dan mengaminkan dalam hati. Kemudian, mereka sama-sama menoleh ke arah ponsel Riv yang bergetar. Muncul chat lagi dari Arraf.


Arraf Abizard Rauf

Riv.
Jawab oi.


Riv mengangkat alis. Dia baru teringat bahwa dia belum membalas chat Arraf, hanya membacanya saja. Padahal jelas-jelas dia membicarakan Arraf bersama Nirvana dari tadi.

Riv membaca chat itu sambil mengingat kembali jadwalnya di hari Sabtu. Kemudian dia mengetikkan balasan.


Trivia Ganggarespati

Sabtu pagi saya
bimbingan dulu 
sama pak hugo
sampai jam 11.

Arraf Abizard Rauf

Berarti free setelah
jam 11?

Trivia Ganggarespati

Iya.

Arraf Abizard Rauf

Ok gua jemput.

Trivia Ganggarespati

????
Jemput?
Emg mau
ngapain?

Arraf Abizard Rauf

Gua mau ngobrol lah.
Makan siang di mana kek.

Trivia Ganggarespati

Rotasi dan RevolusiWhere stories live. Discover now