{26}🌺Lampu tidur

Start from the beginning
                                    

Sesampainya di parkiran, tingkah Syafiq membuat Hasna menjadi terkesan, Syafiq bergegas keluar dan membukakan pintu mobil untuk Hasna. Pandangan keduanya sama-sama tetap menunduk. Tapi, hati keduanya bagaikan kesetrum listrik. Ya, bergetar dan mendebarkan. Hanya prilaku kecil seperti ini membuat Hasna begitu menyukai Syafiq.

"Hmm, yang di belakang dibukain pintu. Eh yang disamping dicuekin doang," sindir Aisya yang sukses membuat keduanya menjadi salah tingkah.

Syafiq pun mengiringi jalan dua gadis di hadapannya. Beberapa toko yang mereka lewati tak lepas pengamatan dari kedua gadis tersebut. Bahkan, rasa-rasanya sudah hampir lima toko mereka singgahi, ya sekedar liat-liat. Syafiq hanya menggeleng pasrah. Dasar wanita, fikirnya.

"Kak Aisy, liat deh...lampu tidurnya cantik kan? Hm, eh juga bisa dengerin musik atau murotal nih," ucap Hasna sembari membaca tulisan yang ada di kotak lampu tidur tersebut.

Syafiq yang awalnya duduk di shofa yang disediakan, sibuk memainkan handpone menghentikan aktivitas jari jemarinya yang sedari tadi menscrool aplikasi instagram. Ia melirik Hasna yang begitu antusias melihat lampu tidur cantik tersebut.

"Ih iya Na, cantik banget. Harganya mahal. Pantes."

Hasna hanya mengangguk mengiyakan perkataan Aisya.

Setelah puas berkeliling toko di mall, keduanya pun memutuskan untuk segera ke bioskop karena jadwal tayang yang mereka ambil sudah hampir tiba. Syafiq sudah lebih dahulu berinisiatif memesan tiket secara online, membuat mereka tak perlu lagi untuk mengantri tiket.

Syafiq pun memesan beberapa makanan cemilan yang ada di bioskop.

Beberapa lama kemudian, panggilan masuk ke teater tujuh pun tiba, Hasna dengan begitu bahagia menarik tangan Aisya untuk mempercepat langkahnya memasuki ruangan teater. Syafiq tersenyum puas melihat Hasna sesenang itu.

Setelah satu jam lebih, mereka pun keluar dari ruangan. Aisya dan Hasna saling bertukar cerita beradu pendapat tentang flm yang mereka tonton tadi. Syafiq hanya diam menyimak keduanya.

"Eh Kak, fotoin Aisy sama Hasna dong. Entar kirim ya," ucap Aisya.

Syafiq hanya diam dan menuruti apa yang Aisya suruh. Saat lengkungan lebar itu muncul dari wajah Hasna, lagi-lagi membuat Syafiq menjadi berdebar. Ia sempat salah tingkah. Dialihkannya pandangan dari hadapan keduanya. Setelah itu ia pun memfoto keduanya, dan Syafiq sesekali berulah iseng memfoto Hasna dalam keadaan candid. Bahkan saat dalam pose tersebut, Hasna tetap terlihat cantik, senyum gingsul Hasna membuat dirinya menjadi lebih manis. Syafiq suka akan hal itu. Lagi-lagi tanpa Hasna ketahui, Syafiq tersenyum salah tingkah melihat Hasna.

Sesampainya di pondok, keduanya pun bergegas menuju asrama. Aisya dan Hasna kembali dengan arah yang sama walapun asrama untuk santriwati dan para ustazah berbeda, namun asrama Aisya—asrama khusus asatidzah yang masih menetap di pondok ini masih dalam satu lingkup dengan para santriwati lainnya, walau tentunya asrama mereka jauh lebih nyaman dari segi fasilitas dan lebih bebas.

"Kak Aisy, Hasna lupa, tadi Hasna naroh jam di meja makan waktu mau ke toilet. Kak Aisy duluan aja, Hasna mau balik ke rumah buya dulu."

"Gak besok-besok aja Na ngambilnya?"

"Takut kelupaan."

"Yaudah deh."

Hasna pun bergegas dan berlari kecil menuju rumah Buya. Sesampainya di rumah Buya Hasna melihat Syafiq yang tengah duduk di teras depan. Hasna menjadi gugup dan linglung salah tingkah. Ia pun menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak terasa gatal saat melihat Syafiq menghampirinya.

"Cari ini?" Tanya Syafiq sambil menunjukkan benda yang Hasna ingin ambil.

Hasna hanya mengangguk dan tetap dalam keadaan menunduk.

"Yaudah ini ambil."

Saat Hasna ingin mengambil jam tersebut, Hasna pun memanjangkan tangannya ke arah Syafiq. Namun ia sangat terkejut, bukan jam yang Hasna terima, melainkan sebuah kotak yang sudah dilapisi kertas kado. Hasna pun bertanya dan mengalihkan pandangannya untuk menatap Syafiq yang sama hal dengan Hasna yang sedari tadi menunduk.

"Punya siapa? Ustaz?"

"Kamu," jawab pria itu singkat

"Apa ini?"

"Buka aja deh nanti di asrama. Ini jam kamu, lain kali kalo naroh barang harus diinget."

"Yasudah, balik sana gih ke asrama. Udah hampir jam sebelas malam. Pulang ke asrama langsung tidur. Jangan lupa baca doa."

Hasna tersenyum dan mengangguk kecil. Berdebar? Tentu. Perut Hasna bak digelitiki ribuan kupu-kupu. Ingin sekali ia loncat bahagia detik ini juga di hadapan Syafiq. Namun entah mengapa, setiap kali di hadapan Syafiq Hasna berubah menjadi kalem. Ia sudah berusaha untuk menjadi dirinya sendiri, namun tetap saja, ia akan berujung menjadi salah tingkah dan pemalu.

Sesampainya di asrama pun Hasna langsung membuka isi kotak kado tersebut. Betapa terkejutnya ia ternyata isi dari kado tersebut adalah lampu tidur yang ia inginkan. Ia pun melompat bahagia.

"Ah! Sosweet bangetttt..." Hasna melemparkan  dirinya di atas kasur membuat teman di sampingnya terbangun dan menatap Hasna sinis. Hasna pun cengingisan, "hehe maaf Ainun. Tidur lagi gih."

Nindy yang baru saja datang dari pendopo mencari makan malam langsung bergegas menghampiri Hasna tatkala melihat gadis tersebut sudah ada di atas kasurnya. Ia tak sabar mendengarkan cerita Hasna.

"Gimana? Gimana? Woy ini apa?" Nindy merebut lampu tidur cantik itu dari tangan Hasna.

"Ih, sini..." Hasna merebut kembali dari tangan Nindy.

"Ini berian ka Syafiq."

"Wah serius?" Nindy bertanya antusias.

Setelah menceritakan hal yang Hasna lakukan bersama Syafiq dan Aisya tadi, keduanya pun tak menyadari jika jam sudah beralih menunjukkan pukul jam satu malam. Keduanya beberapa kali mendapat teguran dari teman-teman yang lain karena suara Hasna dan Nindy yang begitu gaduh dan ribut.

"Yaudah, tidur yuk." Ajak Nindy yang sudah mulai mengantuk.

Hasna pun meingiyakan. Saat iya ingin menyalakan lampu tidur tersebut—karena memang pada dasarnya lampu asrama akan dimatikan ketika jam sudah menunjukkan pukul duabelas malam. Hasna pun tersenyum lebar. Ia bahagia, sangat bahagia memiliki Syafiq. Hasna harap, Syafiq pun demikian, bahagia memiliki dirinya.

Yeay update lagi.
Maaf tulisannya berantakan hihi
Semoga kalian menikmati🤍🤍✨
Jangan lupa
Vote dan comment
Hihi
With love
Afifahhanafi

05 desember 2020

Segenggam Harapan Cinta (Pesantren) Where stories live. Discover now