Chapter 22

5K 371 10
                                    

1 Tahun kemudian ....

Hari demi hari berlalu. Bulan pun sudah berganti beberapa kali. Kristal salju itu kembali turun pertanda musim dingin kembali menyapa kota seoul.

Seorang pemuda tengah berjalan menuju ke suatu tempat dengan membawa seikat bunga di tangannya. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya ia sampai di tempat tujuan.

Pemuda itu melangkahkan kakinya memasuki rumah abu. Ia berhenti di depan tempat penyimpanan abu seseorang lalu meletakkan bunga yg tadi bawanya disana. Pemuda itu tersenyum tipis melihat foto seseorang yg memang di letakkan disana.

"Hyung, apa kau bahagia disana ?"

Pemuda itu bertanya sambil terus menatap foto itu. Raut wajahnya langsung berubah sendu, ia menundukkan kepalanya. Setetes air mata mengalir dari sudut matanya.
Dengan cepat, ia menghapus air matanya dan kembali menatap foto itu.

"Aku bahagia sekarang hyung, maaf karna aku baru mengunjungimu sekarang .."

" .. Sebentar lagi natal, aku akan melewatkannya tanpamu lagi , huh .."

"Tapi tidak apa-apa , masih ada mereka yg akan menemaniku merayakan natal tahun ini .."

".. Terimakasih hyung, kau sudah menjagaku selama ini .. Maaf jika aku pernah menyusahkanmu.."

Pemuda itu tersenyum.

"Selamat ulang tahun, hyung .. Meskipun aku sudah tidak bisa melihatmu lagi, tapi .. Kau akan selalu berada disini" ujar pemuda itu sambil memegang dadanya.

"Semoga kau bahagia disana hyung, .. Aku merindukanmu"

".. Aku pergi dulu hyung, saat natal nanti .. Aku akan kesini lagi"

Pemuda itu sedikit membungkukkan badannya kemudian berjalan keluar dari rumah abu itu.

Ponselnya bergetar. Satu notifikasi pesan masuk saat ia membuka ponselnya.

"Kau dimana ?"

Pemuda itu mengetik pesan balasan.

"Mengunjungi Seojin hyung, ada apa ?"

Pemuda itu memasukkan ponselnya ke sakunya dan kembali berjalan. Tak lama ponselnya kembali bergetar, ia menghentikan langkahnya lalu membuka pesannya.

"Datanglah ke rumah sakit, Kita rayakan ini bersama"

"Baiklah, tunggu aku"

Setelah mengetikkan balasan, pemuda itu kembali memasukkan ponselnya. Ia tersenyum tipis kemudian melanjutkan langkahnya.

♦ ♦ ♦ ♦ ♦ ♦

Seorang pemuda berjalan melewati koridor rumah sakit. Di tangannya memegang sebuah kotak kecil yg sudah di tutupi dengan kertas kado.

Pemuda itu berhenti di depan sebuah ruang rawat. Ia membuka pintunya kemudian berjalan masuk.

"Akhirnya kau datang juga, kenapa lama sekali ?"

"Mianhe, tadi aku harus membeli ini dulu"

Pemuda itu menunjukkan sebuah kado yg baru di belinya saat akan menuju ke rumah sakit.

"Ya! Kau baru membelinya ?"

Pemuda itu mengangguk menjawab pertanyaan pemuda di hadapannya.

"Dasar Park jimin bantet!"

Please, Remember Me Hyung [COMPLETED]Where stories live. Discover now