Coffee And Tea

1.1K 142 53
                                    

Bunyi berdecit membuat Hyunwoo mengangkat kepalanya yang sebelumnya bertumpu di atas meja di hadapannya. Matanya setengah terpejam,
masih berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Ia tersenyum ketika menemukan sosok Kihyun yang dengan manisnya mengenakan kemeja putih dan apron berwarna hitam melilit pinggang rampingnya, ia sedang meletakkan dua buah cangkir dan sepiring kecil croissant di hadapannya.

"Masih pusing?" tanya Kihyun seraya duduk di kursi yang berseberangan dengan Hyunwoo.

Pertanyaan Kihyun membuatnya teringat kepalanya masih berdenyut cukup keras tapi tak separah sebelumnya, "Sedikit." tipunya.

Kihyun pun mengangguk mengerti, "Minumlah, hyung!"

Hyunwoo pun menuruti permintaan Kihyun. Ia menyesap teh hangat itu perlahan, rasa manis dan sensasi hangat pun langsung memenuhi tenggorokannya. Honey tea buatan Kihyun adalah favorit Hyunwoo. Satu dari sekian banyak mahakarya Kihyun yang ia nikmati dengan senang hati.

Hyunwoo sedang mengalami hangover. Semalam, ia dan Wonho mengikuti pesta salah satu teman satu gym mereka yang sedang berulang-tahun di sebuah bar hingga akhirnya Kihyun harus menjemputnya dan Wonho lalu mengantarkan Wonho ke apartemennya. Kihyun bahkan bersumpah ia tak akan mengangkat telepon dari Wonho atau Hyunwoo lagi ketika mereka sedang berpesta minum. Menyeret pulang dua orang yang tubuhnya dua kali lebih besar dari tubuh Kihyun sendiri adalah kutukan baginya.

Ia hampir saja menyemprotkan segala macam omelannya pada Hyunwoo jika saja Hyunwoo tak terbangun dengan wajah meringis kesakitan dan kedua tangan yang memegangi kepalanya sendiri. Raut khawatir pun muncul di wajah Kihyun dalam sekejap. Kihyun bertanya apakah Hyunwoo mau beristirahat penuh hari ini yang sudah pasti ditolak oleh Hyunwoo. Hyunwoo tak ingin membiarkan Kihyun sendirian menjaga cafe. Tidak ketika ada kemungkinan Kihyun akan kesulitan menangani pelanggan yang sering salah kaprah akan sikap ramah Kihyun ketika melayaninya. Katakan saja Hyunwoo paranoid.

Hari sabtu merupakan jadwal Kihyun dan Hyunwoo menjaga cafe yang mereka miliki bersama. Biasanya mereka akan menjaganya mulai dari pukul 10 hingga 18 dan Changkyun atau part-timer lainnya akan mulai menggantikan mereka dari pukul 18 hingga tutup pada pukul 22.

"Apa ada yang kurang?"

"Tidak," Hyunwoo mengalihkan pandangannya dari cangkir ke arah pria manis di hadapannya, "ini sempurna." lanjutnya yang membuat Kihyun tergelak.

"Perluas kosa-katamu, hyung!" ledek Kihyun disela kekehannya.

Hyunwoo memang selalu mengatakan kata-kata itu setiap kali Kihyun bertanya mengenai buatannya pada Hyunwoo. Tak peduli betapa gagalnya buatan Kihyun —yang Hyunwoo sendiri tak yakin ada kemungkinan hal itu bisa terjadi— tetapi Hyunwoo akan selalu berkata bahwa buatan Kihyun adalah mahakarya. Bernilai dan berharga. Setidaknya bagi Hyunwoo.

Hyunwoo mengalihkan pandangannya memandang Kihyun yang sedang menyesap minuman dari cangkirnya. Hyunwoo menunggu Kihyun selesai menyesap untuk menanyakan minuman apa yang ia minum. Namun tampaknya tanpa bertanya pun Hyunwoo telah tahu itu apa, terlebih sisa busa berwarna kecokelatan yang menempel di atas sudut bibir Kihyun semakin memperjelasnya.

"Kenapa kau buat Cappuccino?"

"Memang kenapa aku tidak buat?" Kihyun bertanya dengan wajah bingungnya, tak mengerti maksud pertanyaan Hyunwoo.

"Kenapa aku Honey tea?"

"Karena kau hangover," jawab Kihyun enteng, "lagipula tak baik meminum kopi terus menerus." pungkas Kihyun yang membuat Hyunwoo memutar bola matanya.

Hyunwoo pun beranjak bangun dari duduknya lalu menjulurkan tubuhnya menyeberangi meja untuk bertemu dengan tubuh Kihyun. Belum sempat Kihyun bereaksi, Hyunwoo pun menempelkan bibirnya pada bibir Kihyun. Menyapukan lidahnya ke permukaan bibir Kihyun dan mengulumnya perlahan. Kihyun pun menepuk pundak Hyunwoo beberapa kali hingga akhirnya Hyunwoo melepaskan pagutan mereka.

"Aku tetap bisa merasakan Cappuccino meskipun aku tak meminumnya." ucap Hyunwoo sambil memandang Kihyun dengan tatapan menggoda.

Kihyun hanya mendelik pada Hyunwoo, memberikan tatapan kesal meskipun semburat merah di pipinya sangatlah tidak mendukung ekspresi wajahnya saat ini.

"Kemana kita hari ini?" tanya Hyunwoo lembut, salah satu tangannya terjulur untuk menggenggam tangan Kihyun yang berada di atas meja.

"Huh?"

"Usai pergantian shift, kau ingin ke suatu tempat?"

Kihyun menyerngitkan dahinya seolah pertanyaan Hyunwoo terdengar tak masuk akal baginya, "Kau hangover, hyung."

"Aku sudah merasa lebih baik," Hyunwoo mengendikkan bahunya, "Oh! Atau kita tak usah kemana-mana saja?"

Kihyun dapat melihat ada kilatan nakal di sorot mata Hyunwoo yang sedang menatapnya. Jelas ia mengenal maksud tatapan itu.

"Aku besok akan menemui Minhyuk untuk mengerjakan tugas bersama, hyung."

"Tak masalah, itu artinya kau setuju."

Hyunwoo tergelak ketika melihat ekspresi tersipu bercampur kaget di wajah Kihyun. Mendengar samar Kihyun berkata terserah kau saja dengan semburat merah di pipinya.

"Oh, 15 detik lagi!"

Kihyun berlari menuju pintu masuk cafe, matanya memandangi arloji yang ada di pergelangan tangan kirinya sedangkan tangannya memegang sebuah papan gantung bertuliskan OPEN pada sisi belakang yang siap untuk dibaliknya.

"Selesai!" seru Kihyun yang lagi-lagi membuat Hyunwoo tergelak. Hyunwoo memperhatikan Kihyun yang berjalan menuju mesin kasir, setengah bersenandung mengikuti suara musik yang terdengar dari speaker.

Kihyun menoleh ke arah Hyunwoo, ia tersenyum lembut lalu salah satu tangannya terangkat dengan ibu jari dan telunjuk menyilang satu sama lain lengkap dengan sebuah kerlingan imut.

Heart.

Hyunwoo terkekeh memperhatikan ulah pria yang begitu dicintainya itu, ia pun membalasnya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya, melengkungkan bagian siku lalu mempertemukan kedua ujung jari-jari tangannya satu sama lain. Kali ini Kihyun yang tertawa, gerakan Hyunwoo membuat otot-otot lengannya seolah ingin keluar dari kemeja putih yang sedang ia kenakan. Bahkan meskipun Hyunwoo menunjukkan senyumnya, ia terlihat begitu canggung.

Namun Kihyun tetaplah senang, meski bagaimanapun, Hyunwoo selalu berusaha membalas segala perhatian yang Kihyun berikan padanya. Ia selalu berusaha membuat Kihyun merasakan bahwa ia adalah bagian terpenting di hidup Hyunwoo. Bahkan Kihyun sering bertanya-tanya, apa yang telah lakukan di kehidupan sebelumnya hingga di kehidupan saat ini ia bisa menemukan sosok Hyunwoo. Ralat. Kihyun tak menemukan Hyunwoo tetapi Hyunwoo yang menghampiri Kihyun, Memberikannya kesempatan untuk merasakan betapa indahnya mencintai dan dicintai disaat yang bersamaan.

.
.
.

"Maybe i was a world savior in my previous life, it explains why i deserve you in my present life."

.
.
.

Voment juseyong~

30 Days of Domestic FluffWhere stories live. Discover now