Night In

1.3K 160 40
                                    

Klik

Bunyi pintu yang tertutup akibat dorongan tubuh Hyunwoo, Hyunwoo lalu mencoba melepaskan sepatunya dengan salah satu tumitnya menekan kakinya yang lain. Kedua tangannya penuh dengan beberapa kantong plastik putih berukuran besar dan sebuah paper bag kecil.

"Kihyunie?"

Hyunwoo meletakkan kantong-kantong plastik itu di atas meja makan mereka yang berbentuk bar table. Sembari menunggu Kihyun yang sepertinya sedang mandi, ia mengeluarkan beberapa bir dari salah satu kantong plastik yang ia bawa sebelumnya. Tak lama ia mendengar bunyi pintu dibuka lalu suara seseorang bersenandung pelan, Hyunwoo menatap sosok yang sedang bersenandung tadi dari balik punggungnya namun sosok yang hanya mengenakan kaos putih polos kebesaran itu tak memperhatikan keberadaan Hyunwoo.

"Sudah selesa—Ya! Hati-hati, Kihyunie!"

Hyunwoo yang sebelumnya berseru dengan nada sedikit kesal saat ini sedang terkekeh dengan kedua tangannya masih berada di kedua sisi tubuh Kihyun. Kihyun sudah dipastikan terjatuh dengan posisi memalukan jika saja Hyunwoo tak dengan sigap menahan Kihyun dari belakang.

"Hyung, kau mengagetkanku!" ujar Kihyun yang mengelus dadanya untuk menenangkan denyut jantungnya yang berdetak cepat sebelumnya. Hyunwoo pun menarik tangannya dari tubuh Kihyun dan kali ini mengeluarkan sebuah botol berukuran besar dari kantong plastik lainnya, Hyunwoo mengucapkan maaf di tengah kekehannya yang hanya dijawab Kihyun dengan gumaman.

"Satu, dua, tiga—delapan kaleng?" mata Kihyun membulat sempurna memandangi kaleng-kaleng bir yang ada di hadapannya, "Apa kau mengundang orang lain?"

Hyunwoo menggelengkan kepalanya, ia menyerahkan segelas Iced Caramel Machiatto yang ia keluarkan dari sebuah paper bag pada Kihyun yang disambut Kihyun dengan senang hati.

"Ada pertandingan bola dini hari nanti."

"Taruhan apa kalian kali ini?"

"Membayar membership gym untuk bulan depan."

Kihyun hanya memutar bola matanya mendengar jawaban lelaki yang saat ini sedang meletakkan kaleng-kaleng bir dan sebotol besar Coca-Cola ke dalam kulkas. "Anehnya aku tak lagi terkejut mendengarnya." Hyunwoo hanya tergelak mendengar ucapan sarkastis Kihyun.

Tentu saja taruhan antara Hyunwoo dan Wonho, sahabat Hyunwoo sekaligus kakak tingkat Kihyun, bukanlah hal baru bagi Kihyun. Hukuman bagi si kalah pun tak main-main, Kihyun bahkan pernah menemukan Hyunwoo tertidur —dalam posisi duduk di lantai dengan wajah menempel di sofa yang ada di belakangnya— dengan laptop dan berbagai kertas berserakan di sekitarnya ketika ia baru saja pulang dari acara fakultas yang mengharuskannya menginap selama 2 hari. Usut punya usut, saat itu Hyunwoo kalah bertaruh dengan Wonho dan harus menyelesaikan tugas-tugas Wonho ketika Wonho sedang mengikuti acara fakultas. Hal yang menurut Kihyun tak masuk akal karena Hyunwoo jelas-jelas berbeda jurusan dengan Wonho. Pada akhirnya Kihyun pun membantu Hyunwoo mengerjakan tugas Wonho.

"Omo!"

"Kihyun, ada apa?" Hyunwoo yang baru berniat menutup pintu kamar mandi melangkah keluar dan memandang Kihyun khawatir.

"Aku lupa akan bermain dengan Minhyuk! Dua lawan dua." Kihyun bergegas lari ke sudut ruang tengah mereka, dimana sebuah personal computer lengkap dengan berbagai aksesoris penunjang bermain game tersedia disana. Untuk sesaat Hyunwoo merasa menyesal mengkhawatirkan Kihyun, Ia pun kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Hyunwoo baru saja selesai mandi ketika menghampiri Kihyun yang menatap layar komputer dengan intens, bibirnya sedikit mengerucut menunjukkan bahwa ia sedang dalam konsentrasi penuh. Sebuah headphone yang merupakan hadiah ulang tahun dari Hyunwoo terpasang di telinga Kihyun. Kihyun meliriknya sekilas, lalu beranjak bangun dari posisi duduknya meski tatapannya tak beranjak sedikit pun dari layar di hadapannya. Hyunwoo pun duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Kihyun dan Kihyun pun duduk di atas pangkuan Hyunwoo. Hyunwoo pun meletakkan kepalanya di pundak kanan Kihyun, salah satu tangan Hyunwoo melingkari perut Kihyun sedangkan yang lainnya digunakan untuk mengetik sesuatu di ponselnya. Sesekali ia memperhatikan game yang sedang dimainkan oleh Kihyun, beberapa kali terkekeh mendengar Kihyun memaki Minhyuk yang membuat kesalahan ataupun memaki dirinya sendiri ketika ia yang salah.

"Chicken?" Hyunwoo bertanya sembari mencium pipi kanan Kihyun ketika Kihyun mengubah posisi duduknya agar bisa menatap Hyunwoo. Kihyun baru saja melepaskan headphone-nya, menunjukkan bahwa permainannya dengan Minhyuk kali ini telah usai.

"Fried Chicken!" Seru Kihyun manja sembari melingkari tangannya di leher Hyunwoo, menatap ponsel yang saat ini sedang digunakan Hyunwoo untuk memesan.

"Kau ingin tteokbeokki? Jjangmyeon? Atau keduanya?"

"Call!" seru Kihyun cepat sehingga membuat Hyunwoo gemas dan kembali mencium pipi Kihyun.

Usai memesan, mereka pun beranjak bangun dan berjalan menuju sofa panjang di ruang tengah. Kihyun duduk tegap di pinggir sofa sedangkan Hyunwoo membaringkan tubuhnya di atas sofa, meletakkan kepalanya di atas paha Kihyun. Kihyun mengganti channel TV beberapa kali untuk menemukan tontonan yang menarik minatnya sedangkan Hyunwoo hanya memejamkan matanya, setengah berharap pesanan mereka segera tiba karena ia mulai lapar.

Setengah jam kemudian pesanan mereka datang. Dalam hitungan menit, jjangmyeon milik Hyunwoo telah habis. Hyunwoo pun bergegas bangun berniat mengambil Coca-Cola dari dalam kulkas. "Hyung, bir!" pinta Kihyun yang dibalas gumaman oleh Hyunwoo.

"Aku seharusnya berhenti makan atau wajahku akan bengkak esok." Kihyun bergumam sedih dengan pout di bibirnya dan paha ayam di tangan kanannya, namun akhirnya ia kembali memasukkan paha ayam itu ke dalam mulutnya meskipun masih dengan pout di bibirnya.

"Aku suka pipi chubby-mu."

"Itu karena kau sudah tergila-gila denganku."

"Jangan terlalu percaya diri."

"Aku hanya bicara fakta."

Mereka pun tertawa bersama. Mereka berdua jelas tahu bahwa apa yang dikatakan Kihyun sepenuhnya benar.

Masih dengan bungkus makanan yang berserakan di meja dan lantai mereka, kini Hyunwoo tengah serius menyaksikan pertandingan bola di televisi sedangkan Kihyun dengan selimut yang tersampir di punggungnya bersandar di samping Hyunwoo dengan matanya yang mengerjap lucu. Ia menahan kantuk. Hyunwoo yang mengerti pun meletakkan tangannya di belakang tubuh Kihyun, sedikit menariknya mendekat lalu menepuk pelan lengan atas Kihyun agar Kihyun tertidur.

Hyunwoo terlalu mengenal Kihyun. Kihyun tak akan mau pindah ke atas tempat tidur ketika Hyunwoo sedang menyaksikan pertandingan sepak bola. Aku ingin menemani kau begadang, Kihyun bergumam seperti itu dengan mata yang tertutup sempurna. Akhirnya Hyunwoo yang mengalah membiarkannya tertidur di samping Hyunwoo lalu Hyunwoo akan menggendongnya ke tempat tidur ketika pertandingan usai.

Karena Kihyun merupakan light sleeper, ia akan terbangun ketika Hyunwoo menggendongnya menuju tempat tidur. Dalam keadaan setengah sadar bertanya berapa skor akhirnya, siapa yang menciptakan goal dan meminta maaf karena tertidur lebih dulu. Hyunwoo selalu menjawabnya dengan sabar meski tahu Kihyun pasti akan kembali menanyakan pertanyaan yang sama ketika bangun tidur nanti.

.
.
.

"There is no better place to sleep than in your arm."

.
.
.

Another sweet untuk semua yang lagi kekurangan semangat❤
and then...

Voment juseyong~

30 Days of Domestic FluffWhere stories live. Discover now