6. Invasion

2K 168 31
                                    


Tanpa berpikir panjang aku langsung menebaskan pedangku ke arah kepalanya secara garis miring tapi tidak kusangka-sangka dia berhasil menangkisnya.

Aku dapat merasakan kekuatannya hanya dengan tangkisannya, aku kira orang ini adalah prajurit tingkat A karena orang ini jauh lebih kuat dari ayah.

Baguslah, aku juga ingin melihat seberapa besar kekuatan penuhku bila bertarung secara nyata dengan orang lain.

Ksatria berbadan besar itu juga menunjukkan ekspresi terkejut, mungkin karena merasakan kekuatan dari seranganku.

Tanpa basa-basi aku langsung menebas secepat kilat ke arah organ vitalnya tetapi selalu berhasil ditangkis olehnya, aku yang merasa dengan kekuatan ini aku tidak dapat mengalahkan ksatria ini pun langsung menaikkan kekuatanku ke tingkat tertinggi.

Aku mundur terlebih dahulu dan membiarkan dia untuk menyerangku terlebih dahulu, melihat ada kesempatan emas untuk menyerang ku, dia langsung menusukkan pedang merah darah itu ke arah jantungku.

Aku yang mempunyai tubuh kecil dan refleks yang tinggi-pun langsung melompat tinggi untuk menghindari serangannya. Berkali-kali dia menyerang tapi tetap tidak dapat mengenaiku.

Saat aku melihat dia kelelahan karena terus berusaha mengenaiku tapi tetap di kena, aku mengambil kesempatan emas seperti itu dengan menebas kaki kirinya yang lemah dibandingkan dengan anggota tubuhnya yang lain.

   "Aaaaa...."

Teriakannya sangat kencang sampai-sampai keseluruh negara (eh berlebihan ya? Sampai seluruh desa aja deh) mungkin memang kelemahannya terletak di kakinya. Memang seorang petarung dengan badan besar seperti itu pasti akan mempunyai kelemahan dengan kecepatannya yang dimana itu dapat membuka celah untuk aku menyerang kakinya.

   "Kau berani menyerang ku anak nakal kau akan ku bu~"

Srshh

Suara daging yang tertembus olah benda tajam terdengar, semua orang linglung sesaat dan saat mereka sadar dan melihat ke arah dada orang besar itu. Mulut mereka ternganga melihat pedang yang tertancap di dadanya yang masih mengeluarkan darah segar.

   "K-kamu berani me-membunuhku.. tunggu p-pembalasan dari kami...!"

Sesaat setelah mengucapkan ancaman dan melotot padaku sesaat, dia tersungkur jatuh ke tanah dengan pedang yang masih menancap di dadanya.

Aku langsung menarik pedangnya dan dia langsung mengeluarkan batuk berdarah, dan setelah itu dia pun mati. Ya mati, sebelumnya dia hanya berpura-pura saja :v

Aku dapat melihat dia berpura-pura mati itu dari pernapasannya yang terdengar meskipun dia mengecilkan suara bernafasnya sekecil mungkin, tapi bagaimana dia masih hidup? Orang-orang di dunia ini sangatlah misterius. (Lah elu yang misterius dateng dari dunia lain dan pada umur 3 tahun yang masih bocah gitu elu udh bisa bunuh ksatria berpangkat tinggi. Gua gak percaya elu reinkarnasi dari bumi, mungkin elu sebenarnya adalah penguasa iblis agung yang lupa ingatan dan nyambar ni tubuh!)

aku menenangkan diriku dengan menarik nafas secara teratur, setelah nafasku kembali normal aku melihat pemandangan sekeliling dan melihat banyak sekali mayat tanpa kepala. Aku yang mungkin sudah lelah dan kelelahan pun langsung tersungkur jatuh dan pingsan.

Gdebuk (bayangin suara orang jatoh)

~

   "Wah bokong yang padat itu... aku ingin merasakannya."

Seorang pria yang sepertinya baru menginjak umur 30 tahun sedang melihat lukisan-lukisan yang menurutnya 'indah' itu di hadapannya.

Dia selalu menyembunyikan lukisan-lukisan ini di ruang rahasia di bawah meja kantornya, dia tidak bisa membiarkan sifatnya yang cabul padahal dia adalah komandan resimen dari kerajaan Tranos. (Kebanyakan nonton apenjer :v)

Dia adalah pemimpin serangan ke desa Ormen yang adalah nama desa tempat Ken tinggal, dia hanya mengirim 1 batalyon untuk menyerang desa itu.

Tapi meskipun hanya 1 batalyon, melawan desa lemah seperti itu paling-paling hanya akan memakan beberapa korban tewas dari pihaknya.

   "Komandan resimen!"

Sebuah teriakan berisi nada cemas telah diteriakkan oleh seorang manusia, setelah itu pintu masuk ke arah ruang komandan pun langsung terbanting terbuka dengan keras.

Seperti yang diharapkan, orang yang masuk ke ruangan itu pun langsung tercengang dengan apa yang berada di depan matanya.

Sebuah lukisan dengan pemandangan yang sangat indah, dengan 'gunung kembar surgawi' yang menempel erat. Bokong yang luar biasa semok, dan sebuah 'hutan yang baru tumbuh' di bagian bawahnya.

   "KENAPA KAMU TIDAK MENGETUK PINTU!"

Legend Of Sword Mastery (Dropped)Where stories live. Discover now