9. Blood Troon Knight

1.8K 147 9
                                    


Di sebuah negara yang bernama Loudie, negara dengan peringkat ke 21 di benua Lune. Terdapat sebuah kota kecil yang hanya dapat menampung ribuan orang.

"Hey Sano! Setelah pulang sekolah kamu ingin langsung pulang atau bermain dulu?" Tanya seorang anak berambut merah yang tampak ganas.

"A-aku pulang dulu deh, aku takut dimarahin mama kalau main dulu tanpa bilang-bilang. Mama kan kalau marah udah kayak Monster." Ucap anak satunya dengan rasa takut.

Kedua anak ini melanjutkan mengobrol dan karena itu tidak memperhatikan bahwa jam pelajaran telah berganti. Karena mereka terlalu asik mengobrol mereka tidak menyadari bahwa guru sudah masuk ke kelas.

Murid-murid yang lain berniat jahil sehingga mereka tidak memberi tahu dua sahabat itu bahwa guru sudah memasuki kelas.

Akibatnya guru perempuan dengan rambut yang terurai panjang itu terlihat marah, guru perempuan itu tampak cantik karena bentuk tubuh dan wajahnya yang dapat membuat orang-orang jatuh cinta kepadanya. Ditambah dengan kulit putih bersihnya dia tampak seperti peri yang turun dari surga.

"Sano! Ryan! Berdiri di belakang kelas!"

Sano dan Ryan yang masih asik mengobrol tiba-tiba dikagetkan dengan suara guru Linda, mungkin karena mereka malu wajah mereka berdua memerah secara bersamaan. Mereka langsung berdiri dari bangku dan berjalan ke belakang kelas.

Sambil berjalan ke belakang kelas Sano memelototi salah satu temannya yang tidak memberitahunya bahwa guru Linda sudah masuk ke kelas.

Anak yang dipelototi oleh Sano tiba-tiba ingin tertawa keras tapi menutup mulut dengan tangannya, dia hanya cekikikan dengan wajah puas.

Sano hanya bisa menghela nafas berat karena dia tahu bahwa dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Melihat wajah Ryan yang kesal dia juga merasa ingin tertawa.

Ryan yang melihat Sano menertawainya langsung mencubit tangan Sano dengan kencang.

"AHHH!"

Sano berteriak kesakitan karena cubitan Ryan dia memelototi Ryan karena telah mencubitnya, tiba-tiba Sano, Ryan dan teman-temannya yang lain merasakan udara dingin datang dari depan kelas.

Sano tahu apa perasaan ini, perasaan ini mungkin lebih menyeramkan daripada melihat seorang Iblis bangkit dari neraka.

"SANO! RYAN!"

***

"Hey Ken hati-hati dengan tanaman di dekatmu itu, hutan ini terkenal karena banyaknya tanaman beracun." Ucap seorang pria berbadan tegap yang sedang menunggang kuda.

"Iya aku tahu, aku juga sering pergi ke sini." Ucap Ken sambil merendahkan suara kalimat terakhir.

"Apa? Kau sering ke hutan ini?" Tanya pria berbadan tegap itu dengan kaget.

"Eh maksud ku baring, bukan sering. Aku pernah baring di hutan ini." Ucap Ken dengan keringat dingin di wajahnya.

"Bukankah itu sama saja? Itu artinya kau pernah ke hutan ini kan? Sepertinya ak harus memberi tahu ibumu." Ucap pria itu dengan seringai jahat.

"Oh iya, baiklah-baiklah aku akui. Aku memang sering pergi ke sini untuk berburu sejumlah Goblin. Tapi tolong jangan bilang ke ibu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi bila ibu tahu." Ucap Ken dengan wajah memelas.

"Kau berburu Goblin disini? Oh iya aku baru ingat pertarungan mu dengan Bos." Kata pria itu sambil mengingat-ngingat.

Satu orang dewasa dan seorang anak kecil ini lebih tepatnya adalah Ken dan salah satu anggota Guild pamannya yang bernama Peck. Awalnya Peck di minta oleh paman Ken untuk mencari sejumlah tumbuhan, mengetahui bahwa Peck di minta pamannya untuk mencari tumbuhan di hutan Linoire. Ken memaksa untuk ikut.

Karena Peck adalah salah satu anggota pamannya yang terkuat, ayah dan pamannya tidak khawatir dengan keselamatan Ken. Lagi pula Monster di sekitar sini tidak ada yang sangat kuat.

Ken dan Peck berangkat di pagi hari yang mana udara masih sangat bagus dan menyegarkan.

Ken berada di kuda yang sama drngan Peck karena dia masih belum bisa menaiki seekor kuda.

Pada saat mereka masih asik mencari tumbuhan-tumbuhan yang diminta, mereka melihat sebuah asap hitam dari kejauhan.

"Om Peck, mari kita lihat ada apa di asap hitam itu." Ucap Ken dengan wajah penasaran.

"Oke, aku juga penasaran kenapa ada api di tengah hutan." Jawab Peck dengan wajah bingung.

Peck perlahan mengarahkan kudanya ke arah asap hitam itu, sampai mereka semakin dekat dan melihat sejumlah ksatria di sekitar api unggun.

"Ksatria Blood Troon!" Ucap Peck dengan wajah kaget.

Legend Of Sword Mastery (Dropped)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang