36. Ours

2K 349 28
                                    

Hal pertama yang membuat Archer menghentikan langkahnya adalah sesosok di depan sana, beberapa meter dari tempatnys berdiri. Sosok yang balik menatapnya dengan mulut terkatup rapat.

Archer mencoba memulai langkahnya namun di saat bersamaan gadis itu melangkah mundur dan mencoba untuk berlari pergi. Archer bukan tipe orang yang dapat dengan mudahnya pergi untuk menghindari masalah dan ia tidak menyukai orang dengan tipe seperti itu. Sayangnya, ia tidak bisa untuk tidak menyukai sosok gadis itu yang berusaha ia gapai dengan gerakan cepat. Menariknya dari belakang kemudian memeluknya.

Membuat gadis itu terdiam. Sekujur tubuhnya membeku. Angin malam yang dingin tidak lagi terasa. Segalanya terasa hangat, nyaman dan menyenangkan.

"Apa kau akan lari lagi? Menghindariku lagi?" Ucap Archer pelan, nyaris seperti sebuah bisikan.

Gadis dalam pelukkannya itu, Amber, membeku. Ia tidak bisa mengatakan apapun dan tidak ingin mengeluarkan sepatah kata pun yang mungkin mampu memutar balikkan kebersamaan mereka. Amber tahu, berlian hanya akan berkelompok dengan berlian. Yang asli selalu dapat dikenali dan...

"Berhentilah berpikir di tempat yang jauh, Amber. Terutama jika kau sedang bersama dengan ku."

Pernyataan Archer benar.

Ia tampak seolah mengacuhkan kehadiran lelaki itu meski jelas bukan itu maksudnya. Sebaliknya. Amber selalu ingin bersama dengan Archer dan menikmati canda-tawa mereka bersama. Amber merindukan saat dimana ia bisa mengganggu rutinitas Archer yang monoton setiap harinya. Biasanya, Archer hanya akan membaca, sedikit berkomunikasi dan makan sambil menatap layar ponselnya untuk mengecek harga saham miliknya atau membaca berkas-berkas yang dikirimkan pegawai perusahaan ke emailnya.

Awalnya memang Max Lynford yang memegang bagian milik Archer namun sejak Archer dinyatakan dalam usia legal menurut hukum yang berlaku, secara alami Archer mengambil segala macam bentuk tugas dan tanggung jawab layaknya seorang CEO perusahaan besar pada umumnya. Archer tidak memerlukan ilmu bisnis, ia lebih dari sekadar tahu. Duduk di bangku kuliah hanya rutinitas normal yang ingin ia lakukan agar sama seperti anak-anak lain di seusianya.

Dan ia tidak menyesalinya.

Bertemu Elois dan Chris. Mengenal Amber.

Memberikan warna baru dalam hidupnya yang semula datar dan kosong.

"Lepaskan aku." Pinta Amber pelan.

"Jika kulepaskan, berjanjilah kau tidak akan melarikan diri." Pinta Archer masih melingkarkan tangannya yang satu di bahu dan satunya lagi di pinggang ramping Amber.

"Aku berjanji." Ucap Amber.

Ia tidak ingin menjadi tontonan beberapa pejalan kaki yang kebetulan lewat. Dan Amber bisa merasakan pelukkan Archer mengendur hingga akhirnya ia bisa bernafas lega sambil berusaha untuk menenangkan debaran jantungnya yang tidak beraturan.

"Jadi, jelaskan masalahmu?" Tanya Archer sambil memegangi kedua bahu Amber, memutar tubuh gadis itu agar dapat langsung menatap dirinya. Begitulah mereka sekarang hingga akhirnya Amber dapat kembali melihat sosok Archer dengan sangat jelas. Gadis itu menatapnya lekat-lekat dengan berjuta kekhawatiran menyelimuti dirinya. Hingga akhirnya Archer tersenyum tipis, mengusap puncak kepala Amber dan merengkuh gadis itu dalam sebuah pelukkan ringan.

Amber baru saja ingin bicara. Namun ia tidak dapat mengeluarkan katanya ketika ia dapat mendengar Archer berbisik tepat ditelinganya dengan sangat jelas.

"Aku bersama mu bukan karena status. Jadi, berhentilah mengkhawatirkan hal yang tidak penting dan membuat situasi menjadi canggung."

Amber terdiam, hingga Archer melepaskan pelukkannya dan menunjukkan senyuman yang semakin membuat dirinya memesona.

Closer [END]Where stories live. Discover now