17. Coming

2.5K 440 55
                                    

"Jangan salahkan aku! Well, aku tidak pernah meminta kalian untuk mengajak ku ke sana dan..."

"Oh ayolah, everyone need party."

"But, Im not."

Chris memutar bola matanya, jengah dengan Archer yang sedari tadi bicara dengannya tanpa jeda. Sejak Archer membuka matanya pagi ini, Chris sudah melayangkan berbagai aksi protes dan keluhannya perihal kejadian semalam. Tentu Archer sedang dalam suasana yang kurang baik karena pengaruh alkohol.

"Jadi?" Kali ini Luke yang bicara di antara kedua saudara sepupu itu.

"Jangan ikut campur, Luke!" Ucap keduanya bersamaan, membuat pria itu hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

Sementara itu, Elois masih sarapan di meja makan dengan tenang. Ia tidak ingin terlibat ataupun memisahkan Archer dan Chris yang sudah membuat keributan sejak pagi. Ini hanya masalah kecil.

"Aku pergi!" Ucap Chris kesal sambil mengambil sebuah roti panggang jatah sarapannya.

Archer tidak memberikan tanggapan. Ia duduk di kursi dan menatap meja makannya sambil memegangi kepala. Elois berdiri, mengambil semangkuk sup hangat yang ia buat tadi pagi dan menaruhnya dihadapan Archer. Adiknya itu hanya memberinya sebuah senyuman karena ia bahkan tidak bisa menggunakan otaknya untuk mencari kata terima kasih. Elois kembali ke lemari pendingin dan mengambil sekotak kecil susu rasa strawberry, ia melangkahkan kakinya menuju pintu depan yang terbuka karena Chris sedang berada di sana untuk bergegas ke kampus.

"Jangan lupa minum saat diperjalanan." Pesannya.

"Aku mengerti, papa."

Chris sengaja memberikam tekanan pada satu kata terakhir. Jujur saja, belakangan ini ia merasa bahwa Elois memiliki peran ganda dalam kehidupan mereka. Sebagai ayah dan ibu dalam satu waktu kemudian berubah menjadi kakak di saat yang lainnya.

Elois hanya tersenyum tipis kemudian mengusap puncak kepala Chris dan memberi kode agar gadis itu bergerak cepat. Ia memiliki jam kuliah pagi.

Chris hanya mendengus kesal dan segera meninggalkan tempat itu sambil melontarkan beberapa keluhan dengan volume suara pelan. Hal yang paling tidak ia mengerti di dunia ini adalah seorang pria Amerika seperti Elois bersikap jauh sangat dewasa daripada usianya. Biasanya anak-anak seusia mereka hanya tahu cara bersenang-senang.

Sementara itu seorang gadis menghentikan langkahnya ketika melihat apa yang baru saja terjadi dihadapannya. Chris baru saja keliar dari salah satu pintu di apartemen itu dan Elois berada di sana, di tempat yang sama.

"Kenapa selalu ada gadis itu dimana-mana?" Desisnya kesal.

Rose menatap pintu yang baru saja tertutup sambil bertanya dalam hati tentang apa hubungan pria itu dengam Chris dan ia harus mencari tahu akan hal itu.

**

"Apa kalian tahu seseorang bernama Elois?" Tanya Rose pada salah satu temannya.

Seorang wanita dengan kacamata baca langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Rose setengah tidak percaya.

"Elois? Kau mengenalnya?"

"Elois? Siapa dia?"

"Pria yang selalu bersama Luke."

"Oh, pria desa?"

"Desa?" Tanya Rose memotong pembicaraan teman-temannya.

"Dari penampilannya." Jawab salah satu dari mereka asal.

"Tidak ada yang tertarik dengannya. Dia lebih suka menyendiri atau mengekori Luke. Kau akan sering menjumpainya di perpustakaan bersama Archer."

"Archer? Archer Collins?" Tanya Rose memastikan.

Closer [END]Where stories live. Discover now